KOTA (RIAUPOS.CO) - Untuk keempat kalinya, Kota Pekanbaru gagal meraih Piala Adipura. Di mana Piala Adipura terakhir diterima Pekanbaru pada tahun 2014 lalu. Setelah tahun itu, secara berturut-turut hingga tahun 2018, Pekanbaru tidak lagi mendapatkan piala yang bertujuan sebagai penghargaan bagi kota di Indonesia yang berhasil menjaga kebersihan serta pengelolaan lingkungan perkotaannya.
Pengamat perkotaan, Mardianto Manan mengatakan, kembali gagalnya Pekanbaru dalam hal mendapatkan piala Adipura adalah bukti bahwa pihak ketiga gagal mengelola sampah.
“Memang pantas Pekanbaru tidak dapat Piala Adipura lagi. Karena sejak pertama kali pengelolaan sampah diserahkan kepada pihak ketiga, sudah kacau balau. Mulai dari proses pelelangan, penunjukan pemenang, hingga pengelolaan tidak betul. Sehingga saya menduga ada permainan dalam hal penunjukan pihak ketiga ini,” katanya.
Menurut Mardianto, seharusnya proses lelang adalah untuk mencari yang terbaik. Tapi dengan proses pelelangan yang kacau balau tersebut, yang menjadi pemenang dan terpilih bukanlah yang terbaik.
“Jika proses tersebut fair, maka setidaknya ada tiga hal yang harus dimiliki pemenang lelang tersebut. Pertama harus memiliki skill, kedua pihak tersebut harus memiliki kemampuan dasar atau pengalaman kerja di bidang sampah, dan yang ketiga adalah harus memiliki keuangan yang baik. Tapi yang sekarang ini, untuk tiga hal tersebut sangat lemah,” sebutnya.
Seharusnya, menurut Mardianto, pengelolaan sampah diserahkan saja kepada pihak kecamatan. Sehingga camat dan warga punya rasa memiliki dan bisa menjaga lingkungannya masing-masing.
“Kalau sekarang ini kan, warga merasa menjadi bos. Karena sudah ada orang yang mengurusi sampah, jadi rasa memiliki itu tidak ada lagi. Serahkan saja pengelolaan sampah itu kembali kepada masyarakat melalui koordinator camat masing-masing wilayah,” ujarnya.
Sementara itu, terkait kembali tidak diraihnya Piala Adipura di Pekanbaru, Wali kota Pekanbaru Dr Firdaus MT mengatakan, bahwa target Pekanbaru bukanlah sekadar mendapatkan piala. Namun bagaimana bisa membuat masyarakat peduli akan lingkungan.
“Penghargaan itu hanya bonus. Tapi bagaimanapun ini menjadi pengingat, bahwa apa yang dilakukan saat ini masih kurang dan terus kita benahi. In sya Allah, ke depan Pekanbaru akan menjadi kota yang bersih dan asri,” kata Wako.(sol)