KOTA (RIAUPOS.CO) - Panitia acara pentas lumba-lumba di lapangan MTQ Jalan Jenderal Sudirman Pekanbaru mengklaim tidak ada eksploitasi binatang dalam pelaksanaan pertunjukan. Semua binatang yang tampil dalam pertunjukan itu telah dirawat dan diperhatikan dengan baik. Baik itu dari segi perawatan, makanan dan lain-lain.
Hal tersebut disampaikan penanggung jawab acara, Tomi kepada Riau Pos, Selasa (15/1) terkait aksi serta barisan BEM Unri serta pencinta satwa dari Dumai, Padang dan Pekanbaru sendiri sejak tiga hari lalu.
Ia menjelaskan, protes yang dilakukan oleh sebagian orang yang mengaku pecinta binatang itu, yang menyebutkan adanya eksploitasi dalam pertujunkan ini, ia melihat dan dari pengalaman, memang pasti terjadi pro dan kontra.
‘‘Sekali lagi kami menyatakan tidak pernah mengekplotasi binatang. Kami menyayangi binatang dengan baik, mulai dari makanannya hingga perawatannya,"ujarnya.
Tujuan dari pelaksanaan pertunjukan lumba-lumba ini adalah lebih mengenalkan tentang keanekaragaman aneka satwa yang ada Indonesia terutama kepada anak-anak.
"Kami sesuai dengan standar dan aturan yang berlaku. Kami taat kepada aturan. Kota tujuan pun sudah jelas," jelasnya.
Ia menambahkan, selain memperkenalkan berbagai binatang, pentas lumba- lumba juga sebagai pertunjukan hiburan kepada masyarakat.
Sejak tiga hari terakhir, puluhan pencinta satwa dilindungi dari Duri, Dumai, Pekanbaru dan Padang berdemo. Mereka minta kegiatan sirkus di area Anjung Senin Idrus Tintin dihentikan.
“Permintaan kami agar panitia segera menghentikan pertunjukan sirkus ini. Kalau tak dihentikan panitia, kami minta pihak terkait yang menutupnya,” ujar Rido, yang mengaku aksinya itu diikuti 40 orang.(dof/sda)