PEKANBARU

Sekali Jalan Rp2 Juta, Dishub Menyerah

Pekanbaru | Sabtu, 16 Januari 2016 - 11:37 WIB

Sekali Jalan Rp2 Juta, Dishub Menyerah
Bus air milik Pemerintah Kota Pekanbaru dengan nama lambung KM Bandar Senapelan saat mengarungi aliran Sungai Siak, beberapa waktu lalu. Operasional bus ini terhenti karena sepi penumpang.

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Belum genap setahun di-launching, operasional bus air KM Bandar Senapelan terancam terhenti. Kapal hibah dari pemerintah pusat untuk Kota Pekanbaru ini menyedot dana operasional yang tak sedikit. Sementara kondisi di lapangan, nyaris tak ada masyarakat yang memanfaatkannya sebagai jasa transportasi sungai.

”Memang sepi penumpang. Benar yang dikatakan anggota DPRD Pekanbaru. Dari Pelabuhan Sungai Duku sampai Melebung, paling banyak hanya lima penumpang saja. Karena itu lebih baik tidak dioperasikan. Biaya operasinya sangat tinggi, sementara penumpang tidak ada,” ungkap Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Kota Pekanbaru Aripin SH kepada Riau Pos, Jumat (15/1).

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Untuk sekali jalan saja, Aripin menyebutkan perlu biaya hingga Rp2 juta. Sedangkan tiket bus air dijual Rp15 ribu sekali jalan. Jika hanya diisi oleh lima penumpang, uang yang terkumpul hanya Rp75 ribu. Jumlah ini jelas tidak bisa menutupi biaya operasional harian bus air.

Karena tidak sebanding dengan pendapatan, Dishubkominfo memutuskan untuk tahun ini, Bus Air Senapelan tidak lagi melayani penumpang umum. Aripin mengatakan, bus air bakal dijadikan alat transportasi khusus untuk wisata sungai. Aripin yakin, bus air akan lebih menguntungkan jika disewakan kepada pengusaha atau wisatawan.

”Sebenarnya kami ada rencana untuk sewakan saja karena bisa lebih menguntungkan. Melihat kondisi saat ini, penumpang hanya lima orang sementara biaya operasional sangat tinggi sekali. Kalau memang dianggarkan pemerintah, ya kami sih tidak masalah. Tetapi rasanya tidak menguntungkan,” katanya.

Aripin menambahkan, sebenarnya Dishub tak ingin bus air bersandar terus di pinggir Sungai Siak. Untuk itulah muncul solusi penyewaan bagi wisatawan.

”Kalau menurut kami jika untuk wisata menyusuri Sungai Siak lebih baik. Ini rencanannya. Jika terus memaksa menggunakan anggaran pemerintah, maka akan merugi terus. Masyarakat lebih memilih kendaraan angkutan umum atau pribadi ketimbang pakai bus air,” kata Aripin.(yls)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook