Laporan Lukman Prayitno, Pekanbaru lukmanprayitno@riaupos.co
Seorang bocah usia 3 tahun, Hayatul hanya memiliki berat badan 6 kilogram. Padahal mestinya anak seusia dia memiliki berat badan 11-12 kilogram.
Anak keempat Sunarti (33) warga RT 01/RW 09, Kelurahan Meranti Pandak, Kecamatan Rumbai Pesisir, diduga mengalami gizi buruk sejak beberapa bulan terakhir.
Hal ini terjadi karena kondisi ekonomi keluarga Sunarti sangat memprihatinkan, setelah almarhum suaminya meninggal dunia sejak dua tahun lalu.
Selain itu keluarga kecil ini juga tinggal di rumah tidak layak huni yang sudah lapuk. Sehingga membuat kondisi keluarga ini makin mengkhawatirkan.
Kepada Riau Pos, Rabu (15/1) siang, Sunarti mengaku tidak bisa berbuat banyak untuk mengobati anaknya . Pasalnya kondisi ekonominya hanya disandarkan pada penghasilannya membantu membuat kue.
Sedangkan Sunarti mesti menghidupi empat anaknya yang masih kecil-kecil seorang diri. ‘’Saya hanya bisa berharap ada yang membantu meringankan beban kami,’’ ujarnya singkat.
Saat disambangi Ketua Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Provinsi Riau, Esther Yuliani dan awak media, rumah yang ditempati keluarga Sunarti hanya berupa rumah papan yang sudah lapuk dan berlobang.
Selain itu kondisi atap rumah juga sudah banyak yang bolong, sehingga setiap hujan turun, empat anak-anak Sunarti hanya berlindung layaknya di bawah pohon rindang.
‘’Ini kondisinya sudah sangat memprihatinkan, saya kira harus ada upaya yang serius dari pihak terkait terutama Pemko Pekanbaru untuk membantu keluarga ini. Karena kalau hanya menangani kondisi anaknya yang sakit, lambat laun mereka juga akan kembali sakit akibat tidak memadainya rumah yang ditinggali dan ekonomi keluarga Sunarti,’’ ujarnya.
Senada dengan Esther, Kepala Puskesmas Rumbai Pesisir, dr Fira Septiyanti juga mengaku Hayatul telah dua tahun ditangani pihaknya. Sebab sebelumnya kondisi Hayatul hanya mengalami kekurangan gizi.
‘’Namun karena kondisi perekonomiannya, anak keempat Suanrti ini mengalami gizi buruk. Tetapi kondisi kesehatannya masih bisa ditangani,’’ ujar Septiyanti.(rnl)