KOTA (RIAUPOS.CO) - Memasuki pertengahan Agustus ini, cuaca panas di Kota Pekanbaru berdampak positif dalam pekerjaan pembangunan dua flyover. Pembangunan flyover di simpang SKA, progresnya sudah menyentuh angka 38,16 persen (+11 persen). Sedangkan di simpang Pasar Pagi Arengka 27 persen (+4 persen). Sekarang pekerjaan menuju tahapan proses pemasangan girder.
Girder atau balok yang berada diantara dua penyangga dalam pekerjaan pembangunan jembatan dan jalan layang. Untuk Simpang SKA Pekanbaru bakal menggunakan beton padat, posisinya sekarang seluruh girder sudah ada di lokasi dan didatangkan dari Medan. Sementara untuk flyover simpang Pasar Pagi Arengka, girder-nya berbahan baja.
“Insya Allah September sudah tiba. Girder beton didatangkan dari Medan. Sedangkan girder baja untuk simpang Pasar Pagi Arengka itu dari Jakarta. Seiring langsung naik untuk pemasangan setelah tiang selesai,” ungkap Kabid Pembangunan Jalan dan Jembatan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Riau (PUPR) Riau Yunannaris kepada Riau Pos di Kantor Dinas PUPR Riau, Jalan SM Amin, Selasa (14/8).
Ditanya mengapa terjadi perbedaan bahan girder untuk kedua flyover tersebut, Yunan menjelaskan hal itu menyesuaikan kondisi pembangunan jembatan layang. “Girder ini beda karena di simpang Pasar Pagi Arengka (flyover, red) lengkung. Jadi lebih simpel pakai baja menyesuaikan waktu. Insya Allah semua on the track,” sambungnya.
Dijelaskan Yunan, atas progres pekerjaan pembangunan jembatan layang ini, memang ada kelebihan realisasi fisik pekerjaan. Di mana dari 38 persen realisasi di simpang SKA Pekanbaru terdapat plus 11 persen. Demikian pula atas pembangunan di simpang Pasar Pagi Arengka.
“Targetnya melebihi dari waktu. Pekerjaan lapangan juga keduanya hampir sama sekarang. Pile cap yang ada, juga tiang lagi dirakit setelah tiang panjang bore pile sudah selesai bahkan juga sudah dites dan hasilnya bagus,” paparnya.
Sekarang tahapannya, lanjut Yunan menjelaskan, pihak rekanan sedang melakukan pekerjaan pembuatan tiang dengan mortar busa. Hal ini juga dilakukan langsung pengujian dengan kendaraan, di mana setelah dicor tiga hari, maka jika dari hasil uji kekuatannya cukup maka dilanjutkan.
“Memang pernah sekali sudah dikerjakan kembali, sistem penuangan dan mekanismenya tidak sesuai, daya kuat tekan tak tercapai, dibuat ulang dan hasilnya bagus,” jelasnya.
Setelah pekerjaan pile cap kemudian akan dilanjutkan dengan pembuatan tiga buah tiang. Yunan yang langsung menjelaskan dengan gambar, di mana ada tiga buah tiang di masing-masing persimpangan akan didirikan untuk menyangga flyover. Baru kemudian dinaikkan girder dan dilakukan pengaspalan sebagai tahap akhir dengan rigid pavement.
“Insya Allah semua tepat waktu. Setelah tiang naik, girder dipasang dan kemudian dilapis. Seiring itu, mortar busa sebagai penyangga juga sudah hampir 60 persen. Di atas mortar busa akan di-rigid nanti,” pungkasnya.
Bentuk pekerjaan jembatan layang di dua persimpangan padat lalu lintas ini memang akan berbeda dengan dua flyover yang sudah dibangun di Jalan Sudirman Pekanbaru. Di mana di Soekarno Hatta ini bentuknya lebih simpel dibanding yang dibangun terdahulu.(egp)