RAHMAD TERLUKA SAAT PADAMKAN KEBAKARAN MAL PEKANBARU

Urat dan Daging Jari Hilang, Tetap Bangga Jadi Pemadam Kebakaran

Pekanbaru | Kamis, 15 Agustus 2013 - 09:58 WIB

Laporan LISMAR SUMIRAT, Pekanbaru lismar_sumirat@riaupos.co

Raut wajahnya masih tampak lelah, matanya juga masih memerah akibat terkena kepulan asap ketika memadamkan kebakaran di salah satu toko di Mal Pekanbaru (MP), Ahad (11/8) lalu.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Dia adalah Rahmad (29) salah seorang petugas pemadam kebakaran Dinas Pemadam Kebakaran Kota Pekanbaru.

Rahmad menjadi korban dalam peristiwa yang sempat membuat panik para pengunjung tersebut. Saat menjalankan tugas mulianya ia terjatuh dari tangga sehingga membuat tiga jari di tangan kirinya terkena pecahan kaca sehingga harus dioperasi dan mendapatkan perawatan intensif di Rumah Sakit Santa Maria Pekanbaru selama dua hari.

Tidak hanya itu saja, jari manis Rahmad juga terancam lumpuh karena saat terjatuh bagian urat jarinya serta daging terkelupas dan hilang.

Saat ditemui Riau Pos, dengan gamblang ia menuturkan detik demi detik sebelum peristiwa naas tersebut menimpanya.

‘’Saat itu dua peristiwa kebakaran dalam waktu bersamaan terjadi, satu di Mal Pekanbaru dan satu lagi di wilayah Kecamatan Limapuluh. Setelah berhasil memadamkan di kawasan Limapuluh, kami langsung bergerak menuju MP karena di sana api belum bisa dikendalikan,’’ ujar pria dua orang anak ini.

Karena asap yang begitu tebal dan terus memenuhi gedung mal, tidak ada seorang pun yang berani merangsek masuk tanpa alat bantu pernafasan.

Rahmad pun memutuskan untuk memakai oksigen untuk membantu pernafasan. Berlandaskan atas naluri yang kuat untuk menolong sesama, Rahmad pun masuk dengan selang pemadam terpegang erat dikedua tangannya.

Lokasi titik api yang berada di plafon salah satu toko, membuat Rahmad memakai tangga untuk memudahkan pekerjaannya. Selama kurang lebih 30 menit sudah Rahmad berada di plafon, alarm oksigen pun berbunyi tanda pasokan dalam tabung sudah habis. Itu pertanda dirinya harus segera keluar dan mengisi kembali oksigen.

‘’Saat turun itulah, karena kondisi ruangan yang gelap dan penuh asap pijakan saya terlepas dan akhirnya jatuh dengan posisi tangan kiri menghadap lantai yang sudah terlapisi pecahan kaca,’’ jelasnya sambil terus memegang lengan terbalut perban.

Lima tahun sudah Rahmad menjalani profesi sebagai petugas pemadam kebakaran, suka duka telah menjadi ‘makanan harian’ yang kerap dijalaninya. Mulai dari rasa kebanggaan karena dapat menolong orang, hingga harus melawan ganasnya si jago merah dengan peralatan seadanya.

Meskipun sudah menjadi korban, Rahmad mengaku tidak kapok untuk menjalani profesi tersebut. ‘’Menjadi kebahagiaan tersendiri ketika kami berhasil datang kelokasi kebakaran tepat waktu dan pulang ketika semuanya telah padam. Karena slogan kami ‘’Pantang Pulang Sebelum Padam,’’ tutupnya.(*5)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook