Paket Sukses Ramadan adalah Iman

Pekanbaru | Rabu, 15 Mei 2019 - 11:36 WIB

PEKANBARU(RIAUPOS.CO) -- Datang ke kajian saat Ramadan menjadi hal yang penuh arti. Terlebih saat kajian Ramadan bisa sehari tiga kali, saat setelah subuh, zuhur dan menjelang tarawih. Hal yang harus diingat adalah tidak hanya datang dan mendengar, namun dapat memahami dan menerapkan dalam kehidupan. Sehingga semakin baik dalam melangkah.

Dalam kajian tentang iman sebelum zuhur, ustaz H Tambatua Siagian mendapat kesempatan mengisi kajian di Masjid Nurul Yaqin, Jalan Hangtuah, Tenayan Raya. Katanya, modal sukses mengisi Ramadan adalah iman. Sebab, iman tidak dapat diperjualbelikan dan tidak pula bisa diwariskan. Namun, iman itu hidayah dari Allah SWT. Lanjutnya, saat ini banyak orang berilmu, namun tidak beriman.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

“Orangtua dulu, memang tidak banyak ilmu, namun iman mereka kuat. Saat iman sudah kuat, ilmu itu akan terus mengalir,” ucapnya.

Begitu saat ditanya tidak ke masjid, katanya, sedang lembur nanti dimarah bos. Belum lagi ketemu banyak orang, buang waktu, serta harus bayar infak dan lainnya.

Kemudian, katanya, satu kalimat yang sangat indah dalam Alquran yaitu ucapan Inna lillahi wa inna ilaihi rojiun, diucap saat mendapat musibah. “Kalimat itu memang pendek, namun jika dihayati tidak hanya membuahkan sabar, namun akan menimbulkan syukur yang teramat tinggi dan waspada yang sangat hati-hati,” jelasnya.

Jika dihayati isinya, akan menambah iman kepada Allah SWT. Sehingga, jangan hanya bisa mengucapkan, namun tak tahu isi atau artinya. “Yang mana arti dari inna lillahi wa inna ilaihi rojiun, yaitu sesungguhnya kita karena Allah SWT dan sesungguhnya kita pada-Nya akan kembali. Pemahamannya, datang dan bersama serta kembali pada Allah SWT,” terangnya.

Manusia terdiri dari unsur jasmani dan rohani. Unsur jasmani datang dari tanah, begitu juga hidup di atas tanah, akan kembali pada tanah. Sementara unsur rohani datang dari Allah SWT dan nafkahnya dari Allah SWT dan kembali menghadap sang khalik.

“Semuanya sama-sama dari kulit, namun jangan fokus pada kulit jasmani. Sebab yang abadi adalah rohani. Manusia punya ruh dan jasad. Umur manusia dalam 120 hari sudah lengkap jasmaninya dari ujung kepala hingga ujung kaki. Lalu ditiupkan ruh dari malaikat atas perintah Allah SWT,” ungkapnya.

Lalu, diberinya tujuh unsur rohani untuk manusia. Pertama, yaitu hayat atau hidup, kemudian kudrat, iradat, ilmu, hayat, sama, bashar dan kalam.

Manusia hidup atas hayatnya Allah SWT. Maka dari itu Allah SWT tidak diawali dengan hidup dan mati, namun hidup selama-lamanya. Sebab ia yang punya hayat, dan manusia yang punya hak pakai.

Selanjutnya, kudrat adalah kekuatan atau tenaga. Manusia diberi kekuatan sejak dalam lahir, sehingga saat sang ibu mengandung, janin menendang-nendang sebagai tanda punya kekuatan untuk hidup. Sampai akhirnya lahir dengan kekuatan dan suara untuk berbicara.

Lalu anak diberi iradat yang artinya cita-cita, lalu ilmu yang berarti mengetahui segal-galanya dan tanpa perantara, begtiu pula dengan sama yang berarti mendengar tanpa perantara, serta bashar yang artinya melihat tanpa perantara dan kalam yang artinya tidak berhuruf maupun tidak bersuara. Sehingga, katanya saat dimintai pertanggungjawaban seseorang tidak bisa mengelak karena adanya sifat kalam.

“Maka dari itu jadilah orang jujur dan beriman di muka bumi ini. Sehingga amal ibadah dapat dipertanggungjawabkan dengan sebaik mungkin dan lebih tinggi timbangannya dari sifat buruk,” ujarnya.(*3/mng)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook