KOTA (RIAUPOS.CO) -- Takjil menjadi ciri khas saat bulan puasa. Berbagai orang dapat menjualnya, ada di pasar, depan rumah maupun pinggir jalan.
Seperti yang dilakukan masyarakat yang berjualan di Pasar Limapuluh Kota Pekanbaru. Salah seorang penjual bernama Devi, ia sudah berjualan takjil selama 12 tahun.
Takjil yang dijualbelikan seperti pada umumnya, ada berbagai macam jenis kolak, pecal, olahan lauk pauk, berbagai gorengan hingga kue lupis dan lemang pun dijual.
Harga yang ditawarkan pun beraneka ragam, tergantung jenis takjil dan olahannya. Seperti gorengan, dijual Rp1.000. Kue lupis dihargai Rp3 ribu sementara lemang tapai dan pulut Rp5 ribu. Untuk harga seperti kolak candil, pisang dan lainnya dibanderol Rp6 ribu. Sementara harga pecal dan lauk dihargai Rp8 ribu.
Katanya, hasil jualannya jika habis bisa mencapai Rp800 ribu hingga Rp900 ribu. Jika jualan tak habis, ia sedekahkan ke masjid maupun musala, untuk anak-anak yang tadarus.
Kemudian, lanjutnya, hasil dari penjualan akan dijadikannya untuk biaya anak masuk sekolah. “Tahun ini anak saya yang kedua akan masuk SMK, jadi uangnya untuk biaya masuk sekolah. Dan juga untuk biaya sekolah keempat anak saya,” ucapnya.
Kemudian, anaknya yang paling besar akan naik ke kelas XII. Sementara yang paling kecil kelas VI SD. “Jadi tahun ini banyak pengeluaran. Mungkin ini pula yang menjadikan pembeli takjil merosot dibanding tahun lalu yang meningkat. Semua itu sudah diatur oleh Allah Yang Maha Kuasa,” ungkapnya.
Sehingga, katanya, tahun ini ia bersama keluarga tidak pulang kampung ke Padang, karena untuk biaya anak sekolah terlebih dahulu.
“Tahun lalu pulang, tahun ini tidak,” jelasnya.(*3)