PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Tidak ingin para pelajarnya terjerumus kepada narkotika, Gafatar, ISIS dan LGBT, Yayasan Kemala Bhayangkari memberikan pemahaman kepada para pelajar SMP Kemala Bhayangkari. Kegiatan dilaksanakan dalam rangka merayakan HUT ke-36, Selasa (15/3). Kegiatan dilaksanakan di aula Brimob Polda Riau, dihadiri tidak kurang dari 250 peserta.
Sebagaimana diketahui, bangsa Indonesia kini sedang marak tentang topik terorisme kelompk ISIS (Islamic State of Iraq and Syria), kelompok organisasi yang dianggap menyimpang Gafatar (Gerakan Fajar Nusantara) dan kelainan LGBT (lesbian, gay, biseksual dan transgender).
Ketua Yayasan Kemala Bhayangkari Lely Dolly Bambang mengatakan, keempat masalah tersebut saat ini sedang ramai diperbincangkan sehingga menjadi perhatian bagi yayasan yang bergerak di bidang pendidikan. Kemala Bhayangkari tidak ingin ada seorang pun anak didik yang terlibat bukan saja keempat permasalahan itu tetapi juga penyakit masyarakat lainnya.
"Kami meminta kepada anak-anak didik agar jangan menyia-nyiakan kesempatan masa mudanya. Anak-anak harus mampu menjadi generasi muda yang bisa memilah-milah apa saja yang bagus untuk dilakukannya. Jangan sampai terjerumus kepada hal-hal negatif, carilah ilmu dan pengetahuan sebanyak-banyaknya sehingga ke depan bisa menjadi generasi yang berguna bagi diri sendiri, orangtua, keluarga,bangsa dan negara," kata Lely Dolly.
Selain kepada para siswa, Lely juga mengajak orangtua dan guru-guru agar bersama-sama memberikan masukan dan pengawasan kepada anak-anak untuk menghindarkan mereka dari penyakit-penyakit masyarakat. Karenanya, menurut Lely, pihaknya menghadirkan dua narasumber yang berkompeten, yaitu Direktur Bina Masyarakat Polda Riau Kombes Sugiono SH MH dan dosen UIN Suska Riau ustad Dr Abdul Wahid.
Tampil pada sesi pertama, Abdul Wahid banyak mengupas cara untuk menangkal pribadi agar terbebas dari keempat hal berbahaya itu. Salah satunya melalui akidah. Menanamkan nilai-nilai akidah pada anak akan sangat membantu mencegah mereka terjerumus ke dalam hal-hal yang diharamkan di dalam agama. "Di era kemajuan teknologi ini seharusya membawa manfaat untuk digunakan meningkatkan kadar keimanan dan akidah kita sehingga terhindar dari hal-hal yang dilarang oleh agama," kata Abdul Wahid.