Korban Banjir Derita ISPA dan Diare

Pekanbaru | Sabtu, 14 Desember 2013 - 10:41 WIB

Korban Banjir Derita ISPA dan Diare
PERIKSA KESEHATAN: Dokter dari PT Arara Abadi memeriksa kesehatan seorang bocah di Jalan Nelayan Rumbai, Jumat (13/12/2013). foto: /*5/mirshal/riau pos

PEKANBARU (RP) - Korban banjir di Kelurahan Meranti Pandak mulai menderita berbagai penyakit. Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA), diare dan kutu air, paling banyak menyerang warga pasca banjir ini.

Menurut dr Andi Rifaldi, salah satu dokter yang disiagakan oleh PT Arara Abadi dan PT IKPP di lokasi banjir, penyakit pasca banjir ini jika cepat diatasi maka akan cepat pula sembuhnya. Namun jika terus dibiarkan, akan berdampak buruk bagi kesehatan penderitanya.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

‘’Pasca banjir, warga bekerja keras membersihkan rumahnya. Akibatnya, warga kurang istirahat dan dapat menyebabkan ISPA. Saat banjir warga juga sulit menjaga kebersihan, makanya mereka banyak menderita diare. Selalu berada dalam air juga dapat menyebabkan penyakit kutu air,’’ ucap dokter yang sehari-harinya bertugas di Rumah Sakit Eka Hospital ini, Jumat (13/12).

Publik Affair Head PT Arara Abadi Herwansyah mengatakan, perusahaan merasa terpanggil untuk membantu masyarakat korban banjir di Pekanbaru.

‘’Makanya kita adakan pengobatan massal dan penyaluran air bersih di Meranti Pandak, Rumbai. Rencananya dua hari yang berakhir Sabtu (14/12) ini,’’ paparnya.

Sampai dengan Jumat (13/12) pukul 15.00 WIB, sudah sekitar 200 warga yang berobat di posko yang didirikan perusahaan di Jalan Nelayan Rumbai. ‘’Siapa saja yang ingin berobat datang ke posko. Semuanya gratis,’’ tegasnya.

Dijelaskannya, walaupun area kerja perusahaan tidak berada di Pekanbaru, namun demi kemanusiaan, perusahaan merasa terpanggil untuk membantu.

‘’Ini sudah prosedur tetap perusahaan. Jika ada yang perlu bantuan, maka perusahaan akan membantunya,’’ jelas dia.

Mengungsi di Tenda

Sejak empat hari terakhir, ketinggian air di Perumahan Witayu, RW 11 Kelurahan Sri Meranti, Kecamatan Rumbai mencapai 2 hingga 2,5 meter.

Puncak banjir terjadi, Kamis (12/12) lalu yang hampir merendam hingga atap rumah. Sedangkan beberapa meteran listrik juga ikut terendam.

Dari pengamatan Riau Pos, Jumat (13/12) pagi, banjir yang menggenangi perumahan tersebut sudah mulai surut sejauh 20 centimeter.

Sehingga menyisakan bekas ketinggian air di dinding rumah warga. Meski ratusan KK tinggal di perumahan tersebut, namun kondisi perumahan telah sepi ditinggal para penghuni.

Menurut Ketua RW 11 Kelurahan Meranti, Mukhyar kepada Riau Pos, beberapa di antara ratusan keluarga tersebut, memilih untuk mencari rumah kontrakan sementara.

Sebagian lainnya menumpang di rumah sanak keluarga. Sedangkan puluhan keluarga memenuhi empat tenda pleton yang dijadikan sebagai tempat pengungsian.

Palas Masih Terendam

Tidak jauh berbeda dengan Perumahan Witayu, warga RW 02 Kelurahan Palas, Kecamatan Rumbai juga masih menginap di beberapa tenda yang dibangun di samping Jalan Siak II, Jalan Damai.

Namun karena tenda yang dibangun belum cukup untuk ditempati para korban banjir. Beberapa di antaranya membangun pondok untuk dihuni selama banjir di Jalan LKMD.

‘’Beberapa pondok ada yang diisi oleh dua hingga tiga keluarga, ada juga cuma satu keluarga. Sedangkan tenda pleton yang berada tidak jauh dari jalan LKMD saat ini hanya diisi oleh lebih kurang 15 KK. Sebelumnya sempat dihuni 30 KK, kemudian sebagian memilih untuk tinggal dirumah sanak keluarga dan lainnya memilih mencari kontrakan,’’ tutur Ramli, Ketua RT 01/RW 02, Kelurahan Palas.(rnl/*4)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook