Laporan Joko Susilo, Pekanbaru jokosusilo@riaupos.co
Antrean panjang masih kerap terjadi di jalur lintasan Jembatan Siak I pasca penutupan Jembatan Siak III.
Praktis kendaraan bermotor seperti sepeda motor dan mobil terpaksa lewat jalur padat tersebut.
‘’Memang macet di lintasan itu, pukul 07.00 WIB petugas kami sebenarnya sudah ada di lokasi untuk mengatur lalu lintas,’’ ujar Kepala Bidang (Kabid) Pengawasan dan Pengendalian (Wasdal) Lalu Lintas Dishubkominfo Pekanbaru Aripin SH kepada Riau Pos, Jumat (13/12) di kantornya.
Pada saat-saat tertentu (pagi dan sore), antrean bisa panjang hingga sekitar 100 meter, sampai tembus ke Jalan Riau. Kondisi tersebut pernah terjadi ketika Jembatan Siak III belum difungsikan setahun silam. ‘’Memang kemacetannya seperti dulu lagi,’’ kata Aripin.
Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru, melalui Dishubkominfo, setiap hari menyiagakan personelnya di jalur Jembatan Siak I tersebut. Untuk mengatur arus lalu lintas, tentunya berkoordinasi bersama Satlantas.
Meski demikian, kemacetan masih kerap saja terjadi. Pantauan Riau Pos, Jumat (13/12), antrean memanjang kembali terjadi. Iring-iringan kendaraan bermotor lamban berjalan. Persimpangan Jalan Yos Sudarso-Jalan Riau kendaraan lamban. Itu karena beberapa kendaraan ada yang masuk ke Jalan Riau.
Untuk masuk ke Jalan Riau, setiap kendaraan meski menunggu kesempatan kendaraan lain di Jalan Riau tersebut berhenti. Sedangkan kendaraan dari arah Jalan Riau sendiri jarang memberikan kesempatan bagi kendaraan dari Rumbai, Jembatan Siak tersebut.
Petugas pun kewalahan mengatur arus kendaraan tersebut. Setidaknya, personel Dishub bersiaga hingga 20 hari, terhitung dari pertama penutupan Jembatan Siak III.
‘’Petugas kami siagakan hingga 20 hari di sana. Mereka membantu mengatur arus lalu lintas, bersama aparat Satlantas,’’ sebut Aripin.
Kasat Lantas Polresta Pekanbaru Kompol M Mustofa kepada Riau Pos, mengatakan jika berkendara terlalu dekat di Jembatan Siak I, dikhawatirkan akan terjadi kepadatan lalu lintas. Jika sudah padat, maka akan sulit untuk mengurainya.(rnl)
