KOTA (RP) - Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Pekanbaru tak punya pilihan, kecuali harus mengalokasikan anggaran sebesar Rp700 juta untuk membangun turap di SMPN 15 Rumbai.
Anggaran sebesar itu akan diambilkan dari APBD murni 2014 menyusul mediasi antara Disdik dengan pihak pengembang perumahan menemui jalan buntu. ‘’Kita putuskan menganggarkan di APBD murni tahun depan. Sepertinya pihak pengembang sendiri tak sanggup untuk membangun turap yang biayanya mencapai ratusan juta rupiah,” ujar Kepala Bidang (Kabid) SMP, SMA Disdik Kota Pekanbaru, Abdul Jamal, Rabu (13/11).
Ditambahkan Jamal, ambruknya pagar di sekolah tersebut akibat tanah yang digali pengembang longsor pada saat hujan deras. Di mana awalnya, sekolah dan Disdik Pekanbaru mencoba melakukan rembuk. Sehingga diharapkan pihak pengembang bersedia untuk membangun tembok sekolah yang ambruk tersebut.
Itu mengingat sangat berbahaya sekali untuk bangunan sekolah. Jika tidak segera dibangun turap maka kemungkinan besar ruang kelas bakal ambruk juga jika tanahnya kembali longsor.
‘’Kita sangat khawatir sekali, jika ruang kelas sampai ambruk tentu bakal rugi lebih besar dan proses belajar mengajar di sekolah dapat terkendala. Kasihan anak-anak nanti tak nyaman belajar di ruangannya,” imbuhnya.
Dikatakan dia, pembangunan turap di sekolah tersebut bisa mencapai anggaran Rp700 juta. Dilihat dari kondisinya harus dilakukan pembanguan turap sepanjang 10 meter dengan kedalaman lima meter. ‘’Makanya tak mungkin pihak pengembang sanggup membangun turapnya yang dapat menyedot biaya sangat besar tersebut. Untuk 2014 kita mencoba untuk menganggarkan Rp600 juta-Rp700 juta, supaya tidak ambruk kembali,” terangnya.
Ambruknya tanah dekat sekolah itu, katanya hanya menyisahkan ke dalamnya sekitar enam meter. Dampak dari aktivitas pengerukan tanah menghasilkan jurang yang sangat berbahaya bagi anak didik di sekolah tersebut. Bahkan pihak sekolah memutuskan untuk melarang anak didiknya melintas ke sekitar jurang tersebut.
“Makanya tidak bisa ditunggu-tunggu lagi, kita berani saja memasukkan dalam anggaran Dinas Pendidikan untuk pembangunan temboknya,” terang Jamal.
Sementara ini katanya untuk mengantisipasi tanah jurang melebar direncanakan bakal ditahan dengan menggunakan kayu. Sehingga diharapkan kayu tersebut dapat menahan sementara tanah terus runtuh. Namun begitu diprediksi kayu tersebut tidak bakal kuat menahannya. Sementara jurang tersebut mencapai panjang sekitar 10 meter.
‘’Kita lihat hanya batang kayu saja. Itu saya kira tak cukup kuat hanya dengan penopang kayu saja untuk menahannya,” tutupnya. Sementara [ihak sekolah dilaporkan masih menggunakan ruang kelasnya. Padahal, jarak ruang kelas sampai ke jurang sendiri hanya menyisahkan jarak sekitar satu meteran.(ilo)