PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Komunitas Ujung Sirih membuka perhelatan Panggung Seni Kreatif (PSK) dengan sentuhan bebunyian yang terkesan minim. Bahkan terasa magis saat Slamet Rifaldi Cs, bereksplorasi di panggung Riau Creative Center, komplek Bandar Serai (purna MTQ), Sabtu (/811) lalu.
Slamet Cs memang sedang asyik mengeksplor bunyi-bunyi lokal yang tetap lestari di ceruk-ceruk kampung. Alasannya, bunyi-bunyi itu lebih ‘seksi’ ketimbang bunyi leguh-legah yang biasa dimainkan kelompok-kelompok musik selama ini. Bagi mereka, bunyi yang minim itu mengingatkan pendengar pada diri sendiri. “Asyik sekali memainkan bunyi-bunyi lokal yang terserak di ceruk-ceruk kampung di Riau, seperti Kuansing dan Indragiri Hilir,” ulas Slamet usai pertunjukan mereka di PSK.
Di pertunjukan kedua, tampil anak-anak asuh koreografer Riau, Syafmanefi Alamanda dengan komunitas Tari Cahaya (SMPN 20) Pekanbaru. Selain membawa pesan, karya tari yang dimainkan anak-anak usia belia itu cukup menghibur. Apalagi mereka mampu membawakan dengan baik dan maksimal. Palingtidak, Nanda (sapaan Syafmanefi Alamanda) dan anak-anak asuhnya memberi kesan positif, bahwa keseriusan senantiasa berbuah manis. “Anak-anak cukup serius. Apalagi guru pembina/pembimbing mereka di sekolah sangat antusias, bahwa siswi-nya mampu menunjukkan kelebihan yang mereka miliki,” kata Nanda meyakinkan.
Penampilan terakhir, seperti biasanya PSK akan ditutup suguhan musik dari grup band. Kali ini, grup band yang tampil cukup menggembirakan. Zii Zii Band yang seluruh personilnya masih belia, para pelajar SMP dan SMA. Selain membawakan lagu-lagu populer, mereka juga menyuguhkan satu tembang istimewa, ciptaan mereka sendiri.
“PSK pekan ini memang penuh kejutan. Anak-anak belia mampu menunjukkan kebolehan mereka dalam berkarya. Salut buat mereka dan kami harapkan akan banyak lagi komunitas seperti ini,” ulas Kasi Bidang Ekraf, Dinas Pariwisata Riau Bero S Soekarno usai seluruh rangkaian acara.(ifr/fed)