PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- Tahun ajaran baru dimulai, kemarin (13/7). Di Riau, ada yang beda dengan tahun-tahun sebelumnya. Rata-rata sekolah memberlakukan belajar di rumah dengan sistem dalam jaringan (daring). Di Pekanbaru, mulai dari jenjang sekolah dasar hingga sekolah menengah atas pun memberlakukan hal itu.
Pantauan Riau Pos di SMA Negeri 2 Pekanbaru, proses belajar mengajar daring sudah dirancang jauh-jauh hari. Para guru di sekolah tersebut menerapkan proses belajar mengajar jarak jauh tersebut menggunakan aplikasi penyedia layanan google. Mulai dari google meeting hingga google classroom.
"Sistem belajar kita berpedoman pada keputusan Kadisdik Riau. Disdik juga menetapkan kalender pembelajaran dengan proses belajar mengajar di masa new normal ini dengan 3 sistem. Yaitu daring, luring, dan blanded learning," kata Kepala SMAN 2 Pekanbaru Drs Kasim.
Menurutnya, itulah patokan sekolah tersebut dalam proses belajar mengajar di masa pandemi ini. Dalam teknisnya, Kasim menjelaskan dalam sehari SMAN 2 Pekanbaru menerapkan 10 studi, mulai dari jam 7.30 sampai 12.30 WIB.
"Kami berupaya semaksimal mungkin. Namun sejauh ini masih ada kendala seperti sistem jaringan, dan tak semua bisa diikuti peserta didik. Namun kami berupaya juga beri bantuan kepada tenaga pendidik dan murid untuk membeli paket internet. Itu untuk siswa yang tidak mampu demi kelancaran proses ini," ujarnya.
Di tingkat SD juga demikian. Di SDN 160 Pekanbaru sistem belajar jarak jauh juga diterapkan. Acuan pembelajaran jarak jauh itu juga tertuang dalam Surat Edaran Disdik Pekanbaru nomor 800/Disdik.SekretarisI/20336/2020. Dalam poin pertama ditekankan bahwa, seluruh siswa jenjang SD dan SMP di Pekanbaru mesti tetap dapat mengenyam pendidikan. Caranya pada masa pandemi ini yaitu dengan Belajar Dari Rumah (BDR) melalui pembelajaran jarak jauh yang dibimbing dan diawasi oleh guru dan orang tua murid.
Di hari pertama tahun ajaran baru ini, SDN 160 Pekanbaru memberikan bimbingan kepada wali murid untuk membentuk grup WhatsApp untuk pembelajaran melalui sistem daring. Kemudian di SD tersebut juga dilakukan penentuan guru kelas, dan para wali murid yang datang diberikan buku pelajaran bagi anaknya.
Di Pekanbaru, pada hari pertama kemarin (13/7) lingkungan sekolah pada peserta didik baru selama tiga hari secara virtual. Hal ini dikatakan Wakil Wali Kota (Wawako) Pekanbaru H Ayat Cahyadi SSi saat diwawancarai wartawan.
"Hari ini (kemarin, red) adalah hari pertama kegiatan belajar mengajar. Karena Pekanbaru belum zona hijau, maka proses belajar mengajar tetap dengan PJJ atau belajar dari rumah," jelasnya.
Dia melanjutkan, walaupun belajar tatap muka maupun kegiatan belajar mengajar dalam kelas, untuk tingkat SMP pengenalan lingkungan sekolah tetap dilakukan. Yakni secara virtual selama tiga hari. Yakni dari 13 hingga 15 Juli.
"Kepada pelaksana tugas (Plt) kepala Dinas Pendidikan, para kepala sekolah, para guru, dan orang tua untuk memberikan semangat belajar kepada anak didik. Walaupun kegiatan belajar mengajar belum bisa tatap muka langsung di ruang kelas, namun semangat belajar tidak boleh kendur," tuturnya.
Dalam masa pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) saat ini Wawako menegaskan sarana-sarana pembelajaran virtual harus digunakan.
"Hal yang juga lebih penting, semangat belajar harus tetap dimiliki para peserta didik," tegasnya.
Di hari pertama tahun ajaran baru kemarin, Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru sempat mendapatkan laporan ada sekolah yang melaksanakan belajar tatap muka. Setelah ditelusuri, di sekolah swasta itu ternyata tidak berlangsung kegiatan belajar mengajar tatap muka. "Kabarnya ada, tapi anggota sudah saya tugaskan untuk ngecek kebenarannya. Ternyata mereka tidak belajar," ungkap Plt Kepala Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru Ismardi Ilyas.
Lebih lanjut dia menjelaskan, sekolah tersebut merupakan satu kompleks yang memiliki SD, SMP dan SMA.
"Jadi kesalahpahaman saja. Mereka tidak belajar, cuma datang ke sekolah hari pertama. Orang tua mungkin belum paham, mengira tanggal 13 Juli sudah masuk seperti biasa," imbuhnya.
Dia menegaskan, saat ini Pekanbaru masih menerapkan PJJ. Karena itu harus menjadi perhatian setiap kepala sekolah (kepsek). Ada sanksi jika kepsek tetap menerapkan belajar tatap muka di sekolah saat ini. "Kalau memang tetap belajar di sekolah di negeri bakal kami nonjob-kan kepseknya. Kalau swasta kita beri peringatan, dan jika tidak diindahkan kita cabut izinnya," tutupnya.
Berlakukan Protokol Kesehatan
Demikian juga di Kuantan Singingi (Kuansing), tahun ajaran baru kali ini berbeda dengan sebelum-sebelumnya. Seperti di YPI MA Gerbang Sari Basrah. Kepala MA Gerbang Sari Basrah, Dedi Suryadi Mulyadi SPi langsung mengecek para siswa baru dan lama yang datang k mengikuti proses belajar mengajar. Setelah bersih-bersih lingkungan, para siswa dikumpulkan di lapangan untuk menerima arahan dan langkah-langkah belajar di masa Covid-19.
Dedi menyampaikan, para siswa/siswi harus tetap waspada terhadap penularan wabah Covid-19 yang sudah mulai merambah di berbagai kecamatan di Kuansing dengan menerapkan protokol kesehatan ketika datang ke madrasah. Yakni harus mengenakan masker, cek suhu tubuh, cuci tangan. Sebagai sebuah MA, maka harus berbeda dalam segi positif dengan sekolah umum, harus lebih dirasakan ruh keagamaan. Ia mengajak semua kalangan guru peduli dengan keberlangsungan madrasah, maka ia mencanangkan program Gerakan Seribu Rupiah (Geser) untuk menghimpun dana sekolah.
Menurut ustaz yang lama di pondok pesantren KH Ahmad Dahlan Telukkuantan ini harus ada dana lainnya untuk operasional sekolah dan kebutuhan lainnya. Ia menilai tidak cukup hanya mengandalkan dana BOS yang dibayarkan tidak setiap bulannya. Belajar di tengah pandemi Covid-19, siswa/siswi diminta menyerahkan nomor WA untuk kemudahan tugas dan pembelajaran yang diberikan masing-masing guru bidang studi. "Sementara untuk tatap muka, kita menunggu informasi lainnya untuk tatap muka kita menunggu keputusan lebih lanjut," ujar Dedi. (DAC).
Curi Start Belajar Tatap Muka
Sejumlah tempat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Taman Kanak-Kanak (TK) di Kepulauan Meranti dikabarkan mulai curi start belajar tatap muka di lingkungan sekolah. Kondisi itu berlangsung Senin (13/7) pagi. Padahal pemerintah daerah (Pemda) setempat telah mengeluarkan surat edaran (SE) tentang penyelenggaraan pembelajaran tahun ajaran baru masa pandemi Covid-19, belum lama ini (8/7/20).
SE yang berlaku hingga 25 Juli 2020 mendatang itu, menekankan seluruh pengelola PAUD, TK, SD hingga SMP tetap menjalankan pola belajar mengajar dengan menggunakan sistem daring. Tidak tatap muka di sekolah. Informasi tersebut dibeberkan Kasi Dikdas Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kepulauan Meranti Safrizal kepada Riau Pos.
"Dari laporan yang kami terima, tadi pagi (kemarin, red) terdapat sejumlah PAUD dan TK yang curi start belajar tatap muka. Namun alasan mereka pengelola, langkah tersebut sebagai upaya pengenalan lingkungan murid, teman, guru jelang menerapkan sistem belajar secara daring," ujarnya.
Ditambahkan Safrizal memang belajar mengajar tatap muka tersebut dilaporkan kepadanya berlangsung dengan memberlakukan protokol kesehatan. Cerita Safrizal, setiap kelas dibatasi jumlah murid sebanyak empat orang. Walaupun demikian ia tetap kecewa. Pasalnya seluruh pengelola PAUD dan TK belum ada melakukan koordinasi kepada Disdikbud Meranti. Sehingga dalam waktu dekat, pihaknya akan menyurati setiap sekolah terkait.
"Kami sayangkan. Menyikapi itu dalam waktu dekat kami akan keluarkan surat panggilan kepada mereka untuk menjelaskan atas terbitnya keputusan tersebut," bebernya.
Hendaknya seluruh masyarakat Kepulauan Meranti dapat bersabar. Pasalnya saat ini Pemda Meranti masih melakukan percobaan terhadap status new normal. Jika ini rampung, maka dapat dipastikan seluruh kegiatan belajar mengajar tatap muka bisa diberlakukan dengan SOP yang diatur sesuai petunjuk pemerintah pusat.(dof/*1/sol/dac/wir)