PEKANBARU (RP) — Rasa kecewaan tidak bisa disembunyikan Umi Kalsum. Ibu rumah tangga (IRT) yang menetap di Jalan Thamrin ini merasa sudah sangat tidak dihargai oleh guru kelas 1.b SDN 082, Jalan Thamrin, Kecamatan Sail, Pekanbaru.
Anaknya yang berinisial ZY (7) yang baru masuk sekolah pada tahun ini, oleh guru yang bersangkutan disebut sebagai anak autis dan disarankan untuk melanjutkan pendidikan di SLB saja.
Seperti yang diceritakan Umi Kalsum kepada Riau Pos, Jumat (13/7) sebelum diterima disekolah tersebut, dia mendaftarkan anak ZY untuk masuk ke sekolah tersebut.
Pada saat melakukan pendaftaran, dia juga membawanya. Setelah proses pendaftaran selesai dan pada saat pengumuman nomor anaknya keluar dan dinyatakan diterima di sekolah tersebut.
‘’Pada hari pertama sekolah belum ada masalah. Hari kedua, saya menjumpai guru kelasnya Hj As dan mengatakan, bahwa anak saya orangnya superaktif. Kalau bisa duduknya di depan saja. Mendengar ucapan itu, guru kelas bernama As itu langsung bilang, anak ibu autis ya, harusnya disekolahkan di SLB saja,’’ katanya Umi Kalsum seperti mengulangi pembicaraan Hj As ketika itu.
Ia juga menjelaskan anaknya tetap bersekolah, namun guru As tidak tidak lagi mempedulikan ZY. ZY sempat juga dites oleh kepala sekolah dan tetap diperbolehkan belajar di sekolah tersebut.
Namun anehnya, kata Umi Kalsum, begitu kepala sekolah masuk ke ruang kerjanya, guru yang bersangkutan langsung menjumpainya dan meminta agar anak saya ZY dibawa saja pulang. Dengan alasan sudah tidak sanggup untuk mengajarnya.
‘’Waktu itu guru As bilang, sudah jelas anak autis, mengapa didaftarkan kesini, harusnya ke SLB. Ini waktu mendaftarkan, anaknya tak dibawa lagi. Terus terang saya merasa emosi dan pada Kamis (12/7) saya sengaja tidak mengantar anak ke sekolah. Setelah semua anak masuk baru saja menjumpai kepala sekolahnya dan mengatakan saya mau memindahkan anak ke salah satu SD di Rumbai,’’ ujarnya.
Kepala SDN 082, Halijah yang dihubungi Kepala Bidang Pengembangan TK dan SD Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru, Naguib Nasution melalui telepon selulernya di hadapan Riau Pos mengatakan, dia sudah memanggil guru kelas berinisial Hj As tersebut dan memperingatkan untuk tidak terlalu keras terhadap anak. Anak tetapi dia menyarankan agar bersikap lembut kepada anak.
‘’Saya sudah sampaikan kepada guru kelasnya, jangan keras dulu sama anak ini. Perlakuan dia sama dengan anak-anak yang lain. Jangan asingkan dia. Dan setiap harinya saya selalu coba untuk memperhatikan,’’ terang Halijah.
Di sisi lain, Kabid Pengembangan TK dan SD Disdik Pekanbaru, Naguib Nasution memerintahkan kepada Halijah untuk memanggil guru kelas bernama As tersebut dan memberikan peringatan.
‘’Ingatkan kepada guru As itu, sekarang dia sudah tua, nanti kalau ada salah satu cucunya seperti itu dan diperlakukan orang sama seperti sekarang ini, bagaimana perasaannya. Jadi sampaikan sama dia jangan terlalu keras betul terhadap anak,’’ ungkap Naguip.(lim)