Laporan Desriandi Candra, Pekanbaru desriandicandra@riaupos.co
Sejak dua pekan lalu, beberapa pedagang eks pasar jongkok mulai menyewa dan membangun lantai lapak yang telah mereka sewa.
Belasan diantaranya juga mulai melakukan aktivitas jual-beli. Namun belum maksimalnya upaya Pemko untuk menertibkan para pedagang kaki lima (PKL) membuat pedagang pasar Purwodadi kecewa.
Seperti disampaikan salah satu pedagang Pasar Purwodadi, Ari (47) kepada Riau Pos, Rabu (12/6) pukul 22.30 WIB. Menurutnya, tidak seriusnya Tim Yustisi yang dibentuk Pemko, bisa terlihat dari mulai menjamurnya para PKL di sepanjang Jalan Soebrantas.
‘’Kami merasa kecewa dengan Tim Yustisi, pasalnya mereka hanya duduk-duduk saja di eks lokasi Pasar Jongkok. Itupun hanya sampai pukul sembilann malam saja, padahal jika mereka mau bergerak untuk memantau tak lebih dari 500 meter dari lokasi mereka duduk sudah berjibun pedagang yang berjualan di malam hari,’’ keluh Ari.
Ari yang juga merupakan bekas pedagang pasar jongkok tersebut, menilai upaya Pemko untuk menertibkan PKL hanya setengah-setengah, sehingga Pasar Purwodadi yang sudah ramai dikunjungi pembeli mulai sepi kembali.
‘’Jujur, sebelumnya kami semangat karena para pembeli mulai berdatangan sehingga setidaknya kami berdua dengan istri saya rata-rata mendapat satu juta semalam. Namun malam ini jangankan separuh, sepertiganya saja tak dapat,’’ ujarnya.
Dari pengamatan Riau Pos, selama dua minggu terakhir pasca penertiban Selasa (28/6) malam. Tim yustisi yang menjaga lokasi pasar jongkok terlihat hanya duduk-duduk dan berkumpul saja dari pukul 17.00 hingga 21.00 WIB setiap harinya.
Tidak ada perubahan, sehingga eks pedagang pasar jongkok memilih untuk berjualan di siang hari hingga pukul 16.00 WIB menjelang satpol PP datang dan kembali pukul 21.30 setelah Tim Yustisi pergi.
Tak hanya sepanjang Jalan Soebrantas, Kecamatan Tampan, beberapa pedagang eks Pasar Jongok juga sudah mulai merambah Jalan Soekarno-Hatta.
Seperti yang disampaikan Andi (23), pedagang sepatu asal Kota Padang ini mengaku sudah menghuni pinggir Jalan Soekarno-Hatta samping SPBU Pasar pagi Arengka sejak beberapa hari terakhir pasca diusir Tim Yustisi.
‘’Ya, sejak Satpol PP datang kami mulai berjualan disini. Lebih kurang kami berjumlah delapan pedagang. Kalau pembeli masih sepi dan tidak seramai pasar Jongkok. Di Pasar Jongkok kami bisa menjual setidaknya sepuluh pasang sepatu setiap malam, tapi kalau di sini hanya dua sampai tiga pasang saja,’’ ujar Andi.
Ketika disinggung Riau Pos, mengapa tidak ikut pindah ke Purwodadi, pria yang punya nama lengkap Andika ini merasa enggan untuk pindah.
‘’Kalau di Purwodadi kan tempatnya belum ramai dan tempatnya di belakang. Apalagi harus menyewa dan membangun lantai lapak dulu,’’ ujarnya.(*4/eca)