PEKANBARU (RP) - Bentrok antara dua kubu mahasiswa Universitas Riau (Unri), Kamis (14/6) sekitar pukul 00.30 WIB. Dua kelompok mahasiswa berseteru di Gedung Rektorat yang menyebabkan berbagai kerusakan.
Semua barang-barang yang ada di dalam gedung rektorat mulai dari lantai 1, 2, dan 3 hancur. Massa yang berjumlah ratusan menghancurkan apa saja yang mereka anggap sebagai musuh.
Hingga pukul 00.55 WIB, kerusuhan masih terjadi. Beberapa orang yang dijemput paksa dari atas tampak berlumuran darah akibat kepala yang bocor. Bahkan wartawan yang meliput juga terkena lemparan batu.
Panasnya perseteruan ini bermula saat puluhan mahasiswa memadati pelataran parkir Gedung Rektorat Unri, Rabu (13/6) malam. Kedatangan mereka adalah untuk memprotes pemukulan yang terjadi terhadap tiga orang rekannya saat melakukan mediasi terkait tidak dilibatkannya BEM dan BLM Fakultas Perikanan saat pelaksanaan Kongres Mahasiswa Universitas Riau yang tengah berjalan.
Pantauan Riau Pos di lokasi kejadian sekitar pukul 20.30 WIB. Puluhan mahasiswa meneriakkan protes atas terjadinya pemukulan tersebut. Mereka juga menuntut kongres mahasiswa dihentikan karena dianggap tidak representatif. Sempat terjadi saling dorong dan teriakan-teriakan protes terdengar.
Untuk meredakan ketegangan yang terjadi, karena beberapa mahasiswa tampak membawa kayu, Pembantu Rektor III Unri, Rahmat MT datang menjumpai puluhan mahasiswa tersebut.
Kepada puluhan mahasiswa ini, PR III berjanji kasus pemukulan yang terjadi akan ditindaklanjuti. ‘’Pemukulan akan kita proses malam ini juga. Yang menjadi korban silahkan melaporkan,’’ ujar PR III.
Sementara, malam itu Rahmat MT juga menyatakan kongres mahasiswa dihentikan, hingga kisruh yang menyebabkan terjadinya keributan ini selesai. ‘’Permasalahannya dari kongres mahasiswa. Ada yang tidak sepakat dengan kongres, ada yang harus ikut tidak diikutkan. Malam ini kita selesaikan masalahnya. Siapa yang memukul akan kita proses,’’ ujar PR III pada Riau Pos.
Salah seorang mahasiswa asal Fakultas Perikanan Jurusan Ilmu Kelautan, Viktor (23) mengatakan, awal mula permasalahan ini muncul saat BLM Unri tidak mengakui keberadaan BEM dan BLM Fakultas Perikanan.
‘’Kita dari BLM dan BEM Faperika tidak diakui oleh BLM Unri. Kami sudah ada SK dari Dekan. Kita sudah ketemu dengan BLM dua kali, mereka tidak bisa menjawab,’’ jelas Viktor. Ia menuding, Kongres yang dilaksanakan sudah tidak sehat.’’Kongres ini sudah ditunggangi,’’ ujarnya.(ali)