PEKANBARU

Sukaramai Tak Direnovasi, Pedagang Teraniaya

Pekanbaru | Senin, 14 Maret 2016 - 12:19 WIB

Sukaramai Tak Direnovasi, Pedagang Teraniaya
TINJAU TPS: Wali Kota Pekanbaru Dr H Firdaus ST MT meninjau lokasi TPS Plaza Sukaramai usai menerima pengaduan pedagang, Jumat (11/3/2016). Pedagang mengeluhkan soal belum dilakukannya renovasi gedung pascakebakaran.

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Sudah tiga bulan lamanya gedung Plaza Sukarami terbakar. Namun sampai saat ini proses renovasi tak kunjung dilakukan. Pedagang merasa teraniaya karena harus berjualan di tempat penampungan sementara yang berukuran sempit.

Tak ingin terus-terusan nasib mereka diabaikan pengelola Plaza Sukaramai, pedagang beramai-ramai mendatangi kediaman Wali Kota Pekanbaru, Jumat (11/3). Para pedagang ini tergabung dalam Himpunan Pedagang Pasar Sukaramai. Usai menerima pengaduan Wako langsung melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke lokasi pasar.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Usai sidak,  kepada wartawan akhir pekan lalu, Wali Kota Pekanbaru Dr H Firdaus ST MT berjanji akan mencarikan solusi agar pedagang bisa mendapatkan tempat berdagang yang layak. ”Apa yang menjadi permintaan pedagang akan dibicarakan dengan pengelola,’’ kata Wako.

Sementara itu terkait peninjauan langsung yang dilakukannya, Wako menyebut ia ingin merasakan langsung apa kendala di lapangan yang dihadapi oleh para pedagang.’’Saya ingin tahu langsung dan melihat kondisi pedagang, tidak hanya mendengar laporan,’’ sebutnya.

Wako merasa harus memastikan hal ini karena ia mendapat banyak laporan dari pedagang. Memang saat mengadukan nasibnya, berbagai keluh kesah diungkapkan perwakilan pedagang pada Wako. ”Kami teraniaya sejak kebakaran kios terjadi,’’ tutur Ketua Himpunan Pedagang Plaza Pekanbaru Sukamai, Ismed.

Ia mengungkapkan, sejak kios mereka habis terbakar dan digantikan dengan tempat penampungan sementara, pedagang dilanda ketidakpastian. ”Tidak ada kepastian tempat. Di lokasi TPS yang dibangun, ada pilih kasih. Yang lokasinya strategis dijual dan disewakan. Kami diberikan tempat yang disudut-sudut,’’ urainya.

Ismed menilai pengelola tidak serius mengurus fasilitas kios yang disediakan. Hal yang paling mendasar ia sebut adalah masalah listrik. ”Genset yang dibiaya oleh PKL tidak dikelola dengan baik, hingga saat listrik padam tak bisa diandalkan,’’ singkatnya.(yls)

Laporan  : M ali nurman









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook