Calon Wali Kota Pekanbaru, Firdaus ST MT tampak begitu santai tanpa ada ekspresi yang berlebihan ketika Mahkamah Konstitusi (MK) memutuskan menetapkan pasangan calon nomor urut 1 H Firdaus dan Ayat Cahyadi sebagai pasangan calon terpilih dalam Pemungutan Suara Ulang (PSU) Pemilukada yang digelar pada 21 Desember 2011 lalu.
Berbeda dengan para pendukung PAS yang mengikuti jalannya persidangan dengan agenda membacakan putusan akhir atas sengketa Pemilukada Kota Pekanbaru di gedung MK, Jumat (13/1) kemarin.
Tampak sesama mereka saling berpelukan menyambut kemenangan yang memerlukan perjuangan yang sangat panjang tersebut. Ada di antara mereka sampai meneteskan air mata, saking bahagia dan senang mendengar putusan tersebut.
Usai putusan dibacakan, sosok Firdaus sontak menjadi perhatian banyak orang yang hadir dalam persidangan tersebut.
Tidak hanya para pendukungnya yang berdesak-desakan ingin memberikan ucapan selamat, tetapi juga kalangan wartawan yang mau mendengarkan curahan hati Firdaus.
Firdaus mendapat pengawalan ketat dari petugas keamanan MK dan juga dari pendukungnya saat hendak keluar dari ruangan sidang guna menyempatkan diri melayani sejumlah awak media, baik media cetak maupun elektronik.
‘’Pertama kami bersukur kepada Allah atas putusan ini. Terima kasih juga kepada hakim MK yang telah memutuskan perkara ini dengan bijak dan adil, sesuai kehendak dan keinginan masyarakat. Terima kasih kepada masyarakat Kota Pekanbaru atas dukungan dan kepercayaannya kepada saya untuk memimpin Kota Pekanbaru lima tahun ke depan,’’ ujar Firdaus dengan tenang dan tersenyum ketika menjawab pertanyaan wartawan atas putusan MK yang memenangkan pasangan PAS.
Firdaus meminta semua persoalan dan perbedaan yang ada sebelumnya tidak muncul lagi ke permukaan. Ia berharap semua pihak untuk menatap masa depan demi pembangunan Kota Pekanbaru dan masyarakatnya.
‘’Perjuangan panjang hari ini (kemarin, red) telah selesai. Kami mengimbau kepada semua lapisan masyarakat Pekanbaru untuk saling bersatu padu. Mari kita bangun Kota Pekanbaru ke arah yang lebih baik dan bermartabat,’’ ungkap Firdaus yang pada kesempatan setia didampingi duetnya, Ayat Cahyadi.
Usai sesi wawancara tersebut Firdaus yang terus mendapat pengawal dan juga diiringi para pendukung setianya kemudian langung menuju mobil pribadinya yang sudah menunggu di depan Gedung MK.
Sempat terjadi keributan saat mobil Firdaus dikejar oleh beberapa orang yang berbadan tegap.
Untung saja sekelompok orang sepertinya berasal dari Indonesia Timur itu berhasil diamankan oleh petugas keamanan MK dan kepolisian, sehingga bentrok yang nyaris terjadi bisa dihindari.
‘’Ada beberapa orang yang mencoba mencelakai Pak Firdaus ketika hendak keluar dari gedung MK dengan menggunakan mobil. Tapi Alhamdulillah semuanya bisa diatasi. Kini Pak Firdaus sudah tiba di Pekanbaru sejak Jumat (13/1) malam keadaaannya selamat,’’ terang salah satu kuasa hukumnya, Armilis kepada Riau Pos.
Sementara itu Calon Wakil Wali Kota Ayat Cahyadi, menyebutkan MK sudah membuat keputusan yang pas dengan memenangkan Firdaus-Ayat atas gugatan. Dia juga menyebutkan harusnya keputusan ini sudah dinyatakan pada Pemilukada pertama dan tak perlu harus melakukan PSU hingga mengabiskan banyak energi dan biaya.
‘’Tapi saya menyebutkan ini adalah kemenangan masyarakat Pekanbaru, bukan kemenangan PAS lagi,’’ ujarnya.
Ayat mengharapkan, supaya proses pelantikan segera dilakukan agar semua proram kerja yang sudah direncanakan untuk membangun kota ini dapat terealisasi.
‘’Tentunya untuk membangun kota perlu kebersamaan dan dukungan semua pihak, dan apa yang kita harapkan bersama dapat diwujudkan untuk segala bidang,’’ singkatnya.
‘’Selamat untuk PAS’’
Sementara itu Calon Wali Kota Pekanbaru Setpina Primawati Rusli usai pembacaan putusan tampak tetap tenang. Wajahnya masih tetap berseri. Senyumnya masih tetap mengembang tiada henti.
Pemandangan menarik pun terlihat. Satu persatu pendukung yang setia menemaninya selama menjalani proses sidang di MK, disalaminya satu per satu. Tidak ada raut muka sedih, justru sesekali terdengar derai tawa yang renyah.
Pada JPNN yang menemuinya, Septina Primawati (SP) mengaku sejak awal, sudah sangat siap untuk menerima apapun hasil keputusan MK.
Saat ditanyakan Bagaimana dengan hasil sidang MK, Septina menyebutkan ‘’Alhamdulillah, semuanya sudah sampai final. Keputusan MK marilah sama-sama kita hormati. Proses panjang ini adalah bagian dari perjuangan kita sekaligus juga cara kita berdemokrasi yang baik dan benar. Jadi apapun hasilnya, tentu adalah yang terbaik dari Allah SWT. Saya ucapkan selamat untuk Pak Firdaus dan Pak Ayat. Semoga menjadi pemimpin yang amanah untuk rakyat Kota Pekanbaru,’’ kata dia.
Meski putusan tersebut tak memuaskannya, namun Septina hanya mengatakan sedikit kecewa.
‘’Kekecewaan pasti ada, tapi itu hanya sedikit saja. Selebihnya saya justru senang akhirnya sudah sampai akhir perjuangan. Soal hasil kita ikhlaskan sesuai kehendak Allah SWT. Proses Pemilukada Pekanbaru ini, jujur cukup melelahkan dan sangat panjang sekali. Ketika hari ini semuanya sudah selesai, mudah-mudahan selesai pula semua perdebatan kita. Semoga masyarakat Kota Pekanbaru juga kembali tenang, karena sudah ada keputusan yang Insya Allah terbaik bagi kita semua,’ ’ imbuhnya.
Begitupun ketika ditanyakan perihal Pencalonannya sekaligus semua proses panjang Pemilukada ini, sering dikaitkan dengan status suami selaku Gubernur.
''Isu dan fitnah ini terpelihara jauh sebelum proses Pemilukada ini dimulai. Ada pemahaman-pemahaman keliru yang sangat disayangkan, membenturkan rakyat kita pada pemahaman yang salah. Yang kita lakukan ini adalah sebuah proses panjang sesuai aturan hukum. Janganlah masyarakat kita selalu dihadapkan pada isu-isu yang tidak mendidik mereka. Pemahaman di masyarakat seolah-olah mengatakan saya ini maju sebagai bayangan Rusli Zainal. Bahkan ada yang menyebutkan ingin membangun sebuah dinasti kekuasaan keluarga. Ironisnya lagi, saat aksi-aksi demo ada yang mengatakan saya pelacur, saya menjual diri ke MK dan lainnya. Saya hanya bisa beristighfar saja. Boleh menyuarakan aspirasi, tapi kadang kita ini sering kebablasan menyikapi arti demokrasi,’’ papar Septina seputar hal tersebut.
Ditambahkan dia, ‘’Saya memang istri dari seorang Gubernur. Tapi secara mandiri, pribadi terlepas dari siapapun, saya memiliki hak politik sendiri. Saya punya visi dan misi sendiri. Saya punya mimpi sendiri untuk Kota Pekanbaru. Karena kota inilah di mana saya dibesarkan. Apakah karena saya berjodoh dengan Rusli Zainal, semua semangat dan mimpi saya tentang kota ini harus saya simpan? Atau saya tidak berhak berdemokrasi sesuai aturan yang ada?’’, ucapnya balik menanyakan.
Namun sayangnya, tidak banyak yang melihat hal tersebut sebagai sebuah hak. Tetap saja dikatakan bahwa di balik saya ada skenario membangun dinasti kekuasaan? Jelas itu sebuah hal yang lucu. Pada akhirnya, biarlah waktu yang akan membuktikan semuanya.
Septina menjelaskan, maju sebagai calon wali kota, tidak ada yang bersifat instan. Semuanya ada prosesnya, ada tahapannya dan tentu ada aturannya.
Keinginan untuk ikut berkiprah di dunia politik, bukan keinginan yang muncul tiba-tiba. Menjadi calon wali kota dan ikut langsung pada proses Pemilukada, tentu bukan pula ilham yang mendadak turun dari langit. Semua itu ada prosesnya.
‘’Saya ini lahir dan dibesarkan di kalangan akademisi, birokrat dan politisi. Kemudian saya mendapat jodoh yang selain pengusaha juga politisi. Pengalaman, dorongan untuk berbuat secara nyata itulah yang membuat saya ingin maju. Ibarat kata, sebenarnya dunia politik bagi saya sudah ibarat mendarah daging. Hanya saja selama ini saya hanya menjadi penonton dan sekarang saya menjadi pemain,’’ ujarnya.
Disinggung perihal apa yang akan dilakukan ke depan, Septina menjelaskan apapun keputusan dari hasil perjuangan ini, jadikan sebuah pengalaman berharga. Ini bagi Septina barulah awal dan bukan akhir. Dia juga akan terus berkiprah di masyarakat. Tidak menjadi wali kota, bukan berarti tidak bisa berkarya dan bekerja.
‘’Saya akan terus berbuat untuk rakyat. Karena saya banyak menyimpan keinginan, mimpi dan harapan-harapan besar. Apalagi keterwakilan perempuan dalam kancah politik di negeri ini kita masih sangat rendah. Jadi yang namanya semangat, pasti tetap ada. Mohon doanya saja,’’imbuhnya.
Septina berharap dan mendoakan semoga setelah ini semua, kita bisa kembali saling membangun. Semua konflik yang sebelumnya tercipta karena Pemilukada, jadikan bagian dari riak-riak berdemokrasi. Mari kita rapatkan barisan.
Tugas ke depan masih banyak, terutama Riau akan menjadi tuan rumah banyak even nasional.
‘’Untuk wali kota dan wakil wali kota terpilih, mudah-mudahan bisa memberikan yang terbaik bagi rakyat Kota Pekanbaru. Mari sama-sama kita dukung dan doakan yang terbaik bagi kota kita tercinta ini,’’ ungkap Septina .(yud/afz/ila/jpnn)