Jalan Garuda Sakti Tergenang

Pekanbaru | Rabu, 13 November 2013 - 10:48 WIB

Jalan Garuda Sakti Tergenang
Akibat hujan lebat, Jalan Garuda Sakti banjir sehingga menyebabkan kemacetan, Selasa (12/11/2013). Foto: *4/mirshal/riau pos

KOTA (RP) - Curah hujan yang tinggi beberapa hari terakhir membuat sejumlah ruas jalan tergenang. Seperti yang ditemui di Jalan Garuda Sakti, Kelurahan Simpang Baru, Kecamatan Tampan.

Bahkan genangan sisa hujan sebelumnya yang belum mengering bertambah dengan curah hujan yang terjadi Senin (11/11) malam.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Kondisi serupa juga yang dijumpai di Jalan Arifin Ahmad, Jalan Hang Tuah dan Jalan Imam Munandar ujung serta beberapa ruas jalan lainnya.

Dari pantauan Riau Pos, Selasa (12/11) pagi, arus lalu lintas yang ramai oleh kendaraan mahasiswa maupun kendaraan pengantar murid di dua SD negeri di Jalan Garuda Sakti terpaksa melalui genangan air sedalam lebih kurang 20 centimeter tersebut.

Beberapa mahasiswa yang hendak menuju Jalan Garuda Sakti dari gang-gang yang berada di sekitar Garuda Sakti terpaksa merelakan sepatunya basah. Kondisi serupa juga dialami beberapa pengendara roda dua yang berebut jalan, namun terjebak di dalam kemacetan.

‘’Ya terpaksa harus pakai sepatu basah ke kampus,’’ ujar Lia (19) mahasiswi UIN Suska kepada Riau Pos. Beberapa murid SD memilih untuk menjinjing sepatunya agar tetap bisa dipakai dalam kondisi kering begitu sampai di sekolah.

Sempitnya saluran drainase diduga menjadi penyebab utama Jalan Garuda Sakti menjadi berkuah. Saluran drainase yang lebar tidak diimbangi dengan gorong-gorong yang besar pula. Selain itu sampah-sampah juga ikut menumpuk di sisi gorong-gorong tersebut.

Sementara itu, malam usai turun hujan di Jalan Rasamala, Perumahan Beringin, Kelurahan Sidomulyo dan Kecamatan Marpoyan Damai ketinggian air mencapai lebih dari 30 centimeter.

Rumah warga yang berdekat dengan badan jalan hanya menyisakan sekitar lima centimeter di bawah lantai.

Pemilik rumah pun membentangkan dua kursi kayu yang panjang. Hal ini dilakukan agar kendaraan roda empat atau lebih tidak bisa lewat.

‘’Kalau dibiarkan ada mobil yang lewat, maka ombaknya akan membawa air hingga masuk ke dalam rumah. Jadi kami maklum saja kalau jalan terpaksa ditutup dari kendaraan roda empat,’’ tutur Romi (22), salah seorang mahasiswa yang tinggal di Perumahan Beringin Indah.(*4/eca)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook