PEKANBARU (RP) - Deadline Pemko Pekanbaru kepada pedagang kaki lima agar mengosongkan lokasi pasar jongkok, Jalan HR Soebrantas semakin dekat yaitu 19 November.
Namun kenyataannya, jumlah PKL malah semakin banyak. Tenggat waktu yang ditetapkan Pemko seakan tidak digubris oleh pedagang.
Pantauan Riau Pos, jumlah lapak pedagang semakin bertambah. Tidak hanya itu, saat ini parkir di badan jalan juga kembali menjadi masalah kemacetan dilokasi tersebut.
Sejak pukul 16.00 WIB, para PKL sudah menyiapkan lapak untuk mereka berjualan dilokasi tersebut. Ada yang menjual sepatu, pakaian hingga kelengkapan rumah tangga.
Tidak hanya itu, beberapa pedagang juga terlihat baru mencari lapak yang kosong yang ada depan ruko yang ada di Jalan HR Soebrantas. Selain PKL di PJ tersebut, trotoar jalan juga sudah dipenuhi PKL baik yang berdagang jagung hingga bakar aksesoris, kelengkapan rumah dan boneka serta permainan anak.
‘’Mereka yang minta sampai tangal 19 November, kita kabulkan. Tapi saat ini mereka belum berkurang bahkan semakin bertambah jumlahnya dari yang baru-baru. Komitmen tetap komitmen, per tanggal 19 November mereka tetap dikosongkan. Baik di PJ maupun di trotoar jalan karena itu bukan tempat berdagang,’’tegas Wali Kota Pekanbaru, H Firdaus ST MT kepada Riau Pos Senin (12/11) di Kantor Wali Kota Pekanbaru.
Terkait dengan kondisi saat ini, Wako menyatakan masih belum mau mengambil tindakan tegas. Dia menyatakan masih menunggu itikat baik dari pedagang untuk tidak berdagang di lokasi tersebut dan pindah ke lokasi yang sudah disiapkan.
Tidak hanya itu, PKL yang sudah banyak muncul di trotoar jalan tersebut disebutnya sebagai pedagang musiman dan tetap akan ditindak untuk mengosongkan lokasi ini.
Namun jika hinga batas waktu tidak juga pindah, Wako memastikan aparat hukum siap bertindak melakukan pengusiran karena dalam hal ini mereka juga sudah melanggar UU lalu-lintas.
‘’Trotoar tersebut diperuntukkan pejalan kaki dan badan jalan untuk pengguna jalan bukan pedagang maupun parkir. Jika kita tindak tegas marah dan melakukan demo, tapi ini untuk kebaikan bersama kenapa mereka yang diberikan keistimewaan. Sekali lagi saya katakan, tidak ada kompromi mereka tetap harus pindah,’’ tegasnya.(eko)