KOTA (RIAUPOS.CO) – Pelayanan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Siak Pekanbaru terhadap pelanggannya di Pekanbaru sampai saat ini masih belum maksimal. Apalagi diketahui, perusahaan daerah milik Pemko Pekanbaru ini belum menghasilkan keuntungan yang bisa dimasukkan sebagai pendapatan asli daerah (PAD). Sehingga ada usulan untuk dilakukan evaluasi menyeluruh atau menutup operasional perusahaan.
Hal ini diungkapkan Wakil Ketua DPRD Pekanbaru Sigit Yuwono kepada Riau Pos, Rabu (12/9). Diakuinya, DPRD masih menerima pengaduan masyarakat pelanggan PDAM menyangkut kualitas air.
‘’Dan sampai hari pun manajemen PDAM tidak bisa memberikan solusi. Yang ada, menurut informasi, banyak yang berhenti berlangganan lebih memilih membuat sumur bor,’’ sebut Sigit.
Saat ini disebutkan Sigit, pemko dan DPRD sedang membahas Ranperda tentang Perubahan atas Perda Nomor 12/2016 tentang Penyertaan Modal Daerah dan Penambahan Penyertaan Modal Daerah kepada BUMD dan Badan Hukum lainnya. Ia berharap ada penegasan soal memberikan bantuan anggaran kembali kepada PDAM.
‘’Harus tegas iya atau tidak. Selama ini, pemko hanya memberikan bantuan anggaran. Namun PDAM tidak mampu memberikan PAD bagi pemko,’’ ungkap Sigit.
Menurutnya, jika sebuah perusahaan mengandalkan subsidi dari pemerintah saja dan tidak memberikan keuntungan, maka perusahaan tersebut patut dievaluasi kinerjanya.
“Jadi, kalau pemko hanya memsubsidi saja tapi tak ada kontribusi dari PDAM Pekanbaru ke pemko, kami sarankan untuk ditutup saja (PDAM Tirta Siak, red),” tegasnya lagi.
Sigit meminta, PDAM untuk memperbaiki kinerja dan mau belajar dari pengalaman sehingga bisa memberikan pemasukan ke kas daerah. Dan itu sangat bergantung kepada pimpinan PDAM.
“Jangan pengalaman yang buruk di tubuh PDAM dipelihara. Kalau memang tidak layak pakai dan tidak bisa bekerja, ya harus diganti (pimpinan, red),” sarannya.
Dijelaskan Sigit, keluhan yang dilontarkan para pelanggan dan banyaknya pelanggan yang berhenti harus menjadi cambuk bagi PDAM untuk membuktikan bahwa keberadaannya masih diperlukan masyarakat. Untuk memperbaiki citra PDAM di mata masyarakat, tak hanya diperlukan perbaikan instalasi, tapi juga manajemen.
“Memang masalah instalasi sangat buruk. Ini harus diperbaiki. Tapi, manajemen PDAM juga harus diganti. Tentunya dengan orang-orang yang profesional dan punya kemampuan untuk memperbaiki citra PDAM kembali agar dipercaya masyarakat. Harus orang yang ahli,” papar Sigit.
Menurut politisi Demokrat ini, ada beberapa hal yang bisa dilakukan PDAM. Pertama, memperbaiki pipa air yang sudah banyak rusak. “Ini tentu harus diganti dengan yang baru,” katanya.
Kedua, mendata ulang berapa jumlah semua pelanggan, berapa yang putus langganan, dan berapa target pelanggan baru. Ketiga, cepat mengatasi keluhan pelanggan. Keempat, semua titik aliran air PDAM harus dimeterisasi. Kelima, membuat model distribusi dan pengawasan per rayon seperti yang diterapkan PLN.
“Buat sistem kerja seperti yang diterapkan PLN dengan sistem rayon. Ini akan mempermudah kinerja dan tentunya hasilnya baik. Dan itu semua bisa berjalan, jika PDAM memiliki pemimpin yang cerdas dan mau bekerja,’’ katanya.
Terpisah, Pelaksana tugas (Plt) Direktur PDAM Tirta Siak Kemas Yusferi ketika dihubungi Riau Pos via selular belum memberikan jawaban. Pasalnya nomor yang bersangkutan dalam kondisi tidak aktif, hingga pesan singkat melalui WhatsApp dilayangkan tak kunjung ada balasan.(gus/rir)