PEKANBARU (RP)- K ota Pekanbaru dan sekitar terlihat masih diselimuti oleh kabut asap tebal, Ahad (12/8).
Untuk itu masyarakat kota Pekanbaru diminta untuk dapat menggunakan masker setiap melakukan aktifitas di luar rumah.
Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) stasiun Pekanbaru, Ferry Sitorus, melalui staf analisa, Aristya Ardhitama, menyebutkan kabut asap tebal yang terjadi ini adalah akumulasi dari kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di wilayah Riau dan juga provinsi tetangga.
‘’Saat ini tingkat kebakaran lahan dan hutan di Riau ini tinggi, untuk itu semua pihak harus dapat menjaganya agar tidak melakukan pembakaran atau selalu mengawasi lahannya dari kebakaran hutan dan lahan,’’ sebut Ardhi, Ahad (12/8).
Dijelaskannya, untuk beberapa hari terakhir ini, Riau memang mengalami minim hujan, dan dominan kepada musim kering atau kemarau. Selain itu didukung pula oleh temperatur suhu yang panas hingga membantu proses penyulutan titik panas.
Dari pantauan Riau Pos, kabut asap tebal yang terjadi ini membuat kota Pekanbaru tertutup dari sinaran matahari mulai dari pagi hingga sore hari tidak terlihat matahari. Di lapangan juga sudah terlihat ada warga pengguna sepeda motor yang menggunakan masker.
Meski demikian, tebalnya kabut asap akibat Karhutla ini tidak mempengaruhi aktifitas penerbangan Bandara SSK II Pekanbaru.
‘’Kita minta kepada masyarakat untuk dapat menjaga kesehatan dan kalau dapat dengan kondisi berkabut asap tebal ini mengurangi kegiatan luar rumahnya,’’ begitu ujar anggota DPRD Kota Pekanbaru, Sigit Yuwono.
Salah seorang warga Rumbai bernama Masni (35) mengatakan seharusnya pemerintah berpikir agar kebakaran lahan tidak terjadi lagi.
‘’Hampir setiap tahun kabut asap ini menghiasi Pekanbaru, dan Riau secara keseluruhan. Harusnya pemerintah mencari solusi agar masalah ini tidak menjadi masalah tahunan,”’ kata Masni.(gus)