Harga Sembako Masih Tinggi

Pekanbaru | Jumat, 13 Juli 2018 - 13:48 WIB

Harga Sembako Masih Tinggi
Beli Telur: Warga membeli telur di Pasar Pagi Arengka Pekanbaru, Kamis (12/7/2018). Harga telur di pasar ini mencapai Rp45 ribu per papan (30 butir). CF1/MIRSHAL/RIAU POS

KOTA (RIAUPOS.CO) - Hampir sebulan pascahari raya Idulfitri 1439 Hijriah, harga keperluan pokok seperti daging ayam ras, tomat, daging sapi, telur dan sebagainya masih tinggi. Hal tersebut menjadi keluhan sejumlah warga, khusunya ibu-ibu rumah tangga.

“Keperluan pokok bukannya turun malah semakin naik, harga daging ayam potong saja masih bertahan Rp30.000 per kilogram,” kata Ema (45) warga Harapan Raya, Pekanbaru.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Ema  mengaku sejak naik hari raya lalu sampai saat ini harga ayam potong masih bertengger di Rp30.000 per kg.

Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Pekanbaru Ingot Achmad Hutasuhut membenarkan dari data pencatatan harga tiap hari yang dilakukan petugas ke pasar tradisional mendapati beberapa harga barang keperluan pokok yang tidak diatur oleh pemerintah seperti daging sapi, ayam potong, telur, cabai keriting, ayam kampung, tomat, sayuran dan sebagainya masih relatif mahal.

“Untuk barang tersebut masih berlaku hukum pasar antara permintaan dan suplai  dan kita pemerintah tidak bisa intervensi,” kata Ingot.

Berbeda dengan bahan pokok seperti beras, minyak goreng, gula, daging beku, terigu ada pengendalinya yakni Badan Urusan Logistik Riau (Bulog). Pemerintah bahkan telah menetapkan harga eceran tertinggi (HET)  untuk itu semua.

Padahal, menurut Ingot, dari pantauan pasar barang-barang yang tidak diatur pemerintah HET-nya tersebut stoknya lancar  dan tersedia, cuma sambung dia pihaknya tidak tahu pasti apa penyebab kenaikan dan bertahannya harga sejumlah keperluan itu.

Ingot menilai bisa saja faktor penyebab bertahannya harga produk pertanian asal Sumatera Barat dan Sumatera Utara tersebut akibat beberapa hal. Bisa cuaca yang buruk membuat produksi pertanian dan ternak di sentra penghasil menurun, sementara permintaan tetap akhirnya harga naik.(*1)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook