Hasil Tes Kerupuk Positif Mengandung Borak

Pekanbaru | Sabtu, 13 Juli 2013 - 09:46 WIB

PEKANBARU (RP) - Sampel kerupuk yang diambil Tim Terpadu Ramadan Pemko Pekanbaru dari salah satu swalayan di Jalan Riau, berdasarkan hasil uji laboratorium Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Pekanbaru dinyatakan mengandung bahan berbahaya.

Kandungan berbahaya tersebut berjenis borak dan jika dikonsumsi dalam jangka panjang dapat mempengaruhi kesehatan.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Pernyataan tersebut diungkapkan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Pekanbaru Hj El Sabrina kepada Riau Pos, Jumat (12/7).

‘’Kita sudah dapat hasil sampel itu dari BBPOM. Hasilnya kerupuk yang kita ambil dari salah satu swalayan tersebut positif mengandung borak dan berbahaya jika tetap dijual,’’ tegas El Sabrina.

Kerupuk yang mengandung borak tersebut, berasal dari produksi home industry. Tidak dijelaskan secara rinci produksi dari Pekanbaru atau luar Pekanbaru.

Termasuk tak dapat disebutkan kerupuk dari merek apa. Tetapi yang jelas lanjut El Sabrina, Disperindag tetap menyikapi secara tegas terhadap hasil uji lab pihak BBPOM tersebut.

El Sabrina sudah memberikan surat resmi kepada swalayan yang menjual kerupuk tersebut. Itu berlaku untuk seluruh swalayan yang menjual krupuk tersebut di Pekanbaru.

‘’Artinya krupuk tersebut tidak boleh dipajang dan dijual oleh swalayan di seluruh Pekanbaru. Sehingga masyarakat di Pekanbaru tak membeli produk kerupuk tersebut,’’ jelas El Sabrina.

Ke depan tahapan pembinaan akan dilaksanakan Disperindag Pekanbaru dengan pengusaha kerupuk yang mencampur borak tersebut.

‘’Kita akan laksanakan pembinaan kepada pengusaha kerupuk tersebut. Sanksi akan kita berikan pada pengusaha kerupuk tersebut, kalau tak bisa dibina, maka dapat dicabut izin usahanya,’’ tegas El Sabrina.

Hasil temuan kerupuk yang mengandung borak tersebut, berdasarkan Sidak yang dilaksanakan tim terpadu yang terdiri dari Disperindag, BBPOM Pekanbaru dan Satpol PP Pekanbaru.

Selain kerupuk, produk lain pun ikut diuji, hasilnya terdeteksi hanya kerupuk home industry tersebut yang tak layak di pasarkan lagi karena mengandung bahan berbahaya tersebut.

Beberapa produk kemasan kaleng pun ikut dimusnahkan dengan cara merusak kemasannya dan swalayan tidak boleh memajangnya lagi.

Sementara pihak BBPOM Pekanbaru sendiri tidak bersedia menjelaskan secara rinci kandungan borak di kerupuk tersebut. Sehingga membahayakan kesehatan.

‘’Coba tanya ke Nanung staf di Selik, dia yang ikut Sidak,’’ kata Kabid Sertifikasii dan Layanan Informasi Konsumen (Selik) BBPOM Pekanbaru, Ibrahim kepada Riau Pos.

Ibrahim tak bisa menjelasakan karena dirinya masih dalam cuti kerja. Nanung yang ditemui Riau Pos, mengaku tak bisa memberikan informasi hasil tes kerupuk tersebut.

‘’Hasil tes sudah saya kirimkan ke Disperindag, tanya ke Disperindag saja,’’ kata dia.

Bahaya Bagi Kesehatan

Borak bagi dunia kesehatan bila dikonsumsi manusia bisa membahayakan kesehatan. Dr Hj Yulhasmida menyebutkan boraks berbahaya sekali bagi kesehatan.

Bahaya utama boraks beracun terhadap semua sel. Zat ini dapat mengakibatkan efek pada susunan syaraf pusat, ginjal dan hati.

‘’Bahkan penyebab tingkat penyakit kanker semakin meningkat di kalangan masyarakat juga diakibatkan menkomsumsi makanan yang tercampur boraks,’’ paparnya.

Dijelaskan lebih jauh oleh Yulhasmida, boraks itu sebenarnya zat atau senyawa yang digunakan untuk pengawet dan anti jamur untuk kayu. Selain itu juga digunakan untuk pembasmi kecoa, sebagai anti septic dan campuran pembersih.

‘’Nah, bayangkanlah senyawa seperti itu masuk ke dalam tubuh kita, bagaimana tak bahayanya,’’ jelas Yulhasmida yang merupakan pemilik Klinik Rawat Inap Keluarga Sakinah Kubang.

Dalam kesempatan itu juga, Yulhasmida berharap agar BPOM menyosialisasikan bahaya boraks ini segera mungkin kepada masyarakat.

Lagipula, sepengetahuan beliau, MUI sudah menerbitkan fatwa haram untuk boraks, formalin dan rodamin yang dipergunakan dalam makanan.(ilo/*6)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook