Jalan Yos Sudarso Mulai Bergelombang

Pekanbaru | Jumat, 13 Juli 2012 - 09:25 WIB

Laporan ABU KASIM dan MARRIO KISAZ, Pekanbaru redaksi@riaupos.co

Baru beberapa bulan diaspal hotmik, Jalan Yos Sudarso, yang merupakan jalan akses menuju venue PON XVIII, Riau, khusus dari arah Jembatan Siak III sampai ke Simpang Jalan Khayangan, Rumbai kondisinya sudah mulai memprihatinkan.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Tidak hanya dari arah Jembatan Siak III, dari arah Jembatan Siak II menuju Rumbai, kondisi jalannya juga banyak berlubang dan rusak parah.

Dari pantauan di lapangan, Jalan Yos Sudarso, mulai dari pangkal Jembatan Siak III sampai menuju ke arah simpang Jalan Khayangan, terlihat sudah bergelombang dan ‘’keriting’’.

Sehingga pada saat dilewati dengan menggunakan kendaraan bermotor, baik roda dua maupun roda empat terasa tidak nyaman. Bahkan jika kendaraan dalam kecepatan tinggi, sangat membahayakan dan rentan terjadi kecelakaan.

Terhadap kondisi Jalan Yos Sudarso yang baru beberapa bulan dihotmik, Ketua Forum Pemuda Peduli Rumbai, Ali Syahbana MSi kepada Riau Pos, Kamis (12/7) mengatakan, pihaknya sebagai warga Rumbai sangat prihatin dengan kondisi ruas jalan yang ada di Kecamatan Rumbai. Apalagi jalan Yos Sudarso yang baru beberapa bulan di Hotmic kondisinya sudah memprihatinkan.

‘’Kita sangat prihatin dengan kondisi jalan Yos Sudarso. Padahal baru beberapa bulan dihotmik jalannya sudah ‘keriting’ dan bergelombang. Kondisi jalan seperti ini sangat membahayakan pengemudi kendaraan bermotor,’’ ujarnya.

Ia menilai, kondisi jalan tersebut memang sejak dulu sudah mengalami kerusakan. Ini disebabkan oleh kondisi geologi tanah di Rumbai yang rawa.

Namun sebelum jalan itu dibangun kembali, khususnya untuk akses menuju ke beberapa venue cabang olahraga pada PON XVIII, seperti Stadion Rumbai, dan venue menembak, pemerintah sudah melakukan kajian yang mendalam.

‘’Seharusnya sudah ada kajian sebelum dibangun, sehingga ketika bangunan jalan sudah jadi seperti saat ini tidak mengalami penurunan. Kalau melihat kondisi Jalan Yos Sudarso seperti sekarang ini, sampai kapanpun tidak akan pernah stabil alias mulus. Karena pembangunannya dipaksakan,’’ ujarnya.

Makanya Ali Syahbana malah menuding instansi terkait dan pemerintah sengaja membangun jalan tersebut dengan kondisi demikian, agar setiap tahun jalan tersebut terus dilakukan perbaikan.

Ia menyarankan, sebelum dibangun jalan tersebut harus dibongkar dan dilapisi goetekstil, sehingga hotmiknya tidak akan turun. Karena kontur tanah yang lembek sudah tertahan oleh lapisan geotekstil.

Carikan Solusi

Pemerintah Provinsi Riau melalui Dinas Pekerjaan Umum akan mencarikan solusi untuk mengatasi permasalahan infrastruktur tersebut.

‘’Ini sudah sering terjadi. Kerusakan terjadi karena kondisi alam yang tidak bersahabat. Artinya, terjadi pergeseran kondisi tanah di bagian bawah jalan,’’ ujar Kepala Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Riau, SF Hariyanto kepada Riau Pos, di Kantor Gubernur Riau, Kamis (12/7).

Saat ditanyakan kemungkinan terjadi kesalahan kontraktor dalam pengerjaan jalan tersebut, dia menegaskan hal tersebut kemungkinannya sangat kecil. Pasalnya, beberapa solusi untuk mengantisipasi hal tersebut sudah dilakukan.

‘’ Ini bukan hal yang baru, kondisi itu sudah pernah terjadi beberapa waktu lalu. Tanah di bawah jalan tersebut tergolong rawa sehingga sangat mudah bergeser karena gejala alam,’’ sambungnya.

Saat ditanyakan mengenai solusi untuk permasalahan yang dapat mempengaruhi pelayanan transportasi masyarakat, dia mengaku sudah mengkoordinasikan bersama pihak pekerja untuk mencarikan beberapa alternatif solusi.

‘’Yang pasti akan dilakukan perbaikan, namun harus bertahap,’’ imbuh pria berkacamata itu.

Dia menambahkan, beberapa solusi yang ditawarkan adalah dengan memberikan dinding untuk bendungan sisi kanan dan kiri jalan.

Hingga menerapkan sistem jalan kaki seribu yang dinilai efektif untuk lahan yang topograwinya rawa.

‘’Konsep kaki seribu sudah pernah kita terapkan di Lubuk Gaung Kota Dumai. Di mana, konsepnya jembatan di atas tanah. Artinya secara struktural dan komposisi lebih kokoh untuk menahan pergeseran tanah. Hanya saja, penerapan konsep ini memerlukan dana yang tidak sedikit,’’ imbuh Hariyanto.(muh)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook