Wako Tidak Setuju Terobosan Dipaksakan

Pekanbaru | Sabtu, 12 Oktober 2013 - 08:39 WIB

PEKANBARU (RP) - Hampir semua sekolah yang ada di Pekanbaru ingin anak didiknya bisa suskes saat mengikuti Ujian Nasional (UN).

Salah satu cara yang ditempuh bisa dengan menggelar terobosan atau jam tambahan belajar. Namun agar anak didik mau ikut terobosan, beberapa sekolah pun disebut memaksa dengan membayar sejumlah uang les tambahan.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Persoalan ini (terobosan) juga mendapat sorotan dari kalangan DPRD Kota Pekanbaru. Wali Kota (Wako) pun dibuat berang atas kegiatan di luar jam belajar ini.

Wako menegaskan dia tidak setuju jika terobosan atau les tambahan, atau apa saja jika membenani wali murid dan dengan paksaan. Dia pun minta Dinas Pendidikan untuk melakukan cros check ke sekolah-sekolah.

‘’Saya tidak setuju jika ada sekolah yang melakukan terobosan memberatkan wali murid, dan juga tidak setuju jika terobosan ini memaksa murid untuk ikut,’’ tegasnya kepada Riau Pos, Jumat (11/10).   

Padahal menurut Wako, persoalan terobosan ini ada dibahas di dalam beberapa kali rapat. Jika pun ada jam tambahan belajar diminta tidak dilakukan pada jam belajar normal.

‘’Ini sebenarnya tujuannya baik, dan ini inisiatif para guru dilakukan di luar jam belajar setelah anak-anak pulang, mereka menyarankan kepada anak-anak dan wali murid membuat les tambahan di luar jam sekolah. Saya berharap jangan sampai menjadi masalah,’’ ungkap Wako lagi.

Tidak hanya itu, Wako juga menyarankan agar jika pun ada terobosan diminta juga tidak dilakukan setiap hari.

‘’Saya kurang setuju dengan terobosan ini jika dilakukan setiap hari, karena mengganggu jam belajar untuk anak PDTA. Saya mengharapkan di luar jam belajar wajib di SD, atau SMP sederajat, karena kita berharap setelah anak-anak lepas dari jam belajar resmi dari sekolah itu dapat belajar agama di MDA,’’ beber Firdaus.

‘’Soal ini saya minta kepada kepala Dinas Pendidikan untuk mengevaluasi, terutama soal waktu lesnya, serta waktu untuk anak-anak belajar agama di MDA,’’ begitu perintah Wako tehadap dinas.

Untuk itu, Wako juga menegaskan kepada para guru-guru agar dapat menerapkan sistem pelajaran sesuai dengan kurikulum, dan diminta ajarkan dengan baik kepada anak-anak didiknya. Jangan sampai anak didiknya belum paham lalu beralih ke materi lain, ini tidak sampai tujuannya.

‘’Guru-guru harus dapat memaksimalkan pelajaran di jam wajib, dan sebaiknya di jam-jam di luar jam sekolah itu lebih baik dijadikan untuk tambahan pelajaran soal keagamaan, sehingga penanaman, pemantapan keimanan generasi muda itu lebih baik. Kalau semua anak-anak di jejali dengan materi yang umum, ini akan membuat kejenuhan, perlu diterapkan kepada anak-anak ilmu agama menuju masyarakat yang madani,’’ tutup Firdaus.(gus)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook