POTRET KELUARGA MISKIN KOTA PEKANBARU

Ibu Sudah 4 Bulan Terbaring Sakit, Anaknya pun Lumpuh

Pekanbaru | Kamis, 12 April 2012 - 09:08 WIB

Laporan IDRIS AHMAD Pekanbaru idrisahmad@riaupos.co

Siang baru saja menjelang, melepas pagi. Jam menunjukkan sekitar pukul 09.15 WIB. Atas ajakan seorang warga, Senin (9/4) Riau Pos tiba di rumah di lorong sempit di Jalan Garuda, Kelurahan Tangkerang Tengah, Kecamatan Marpoyan Damai, Pekanbaru. Setelah memberi salam, seorang pria berusia 39 tahun, dengan merangkak menuju ruang tamu.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Satu tangannya dibungkus plastik bening diikat karet gelang, dan satu kakinya terbungkus kantong asoy, juga diikat karet agar tidak lepas.

‘’Dibungkus biar tidak kena debu. Debu kan ada kumannya,’’ ujar pria bernama Suryadi itu. Ia tidak sendiri di rumah peninggalan mendiang ayahnya tersebut. Sepanjang hari ia tinggal bersama ibunya.

Sebelum berbincang lebih panjang, Riau Pos dipersilakan masuk ke kamar tempat ibunya terbaring. Wanita yang diperkirakan lebih dari 60 tahun itu seolah tak menyadari kehadiran kami di kamarnya.

Matanya terpejam, badannya sangat kurus, tulang-tulang tampak menonjol seakan hanya dibaluti kulit. ‘’Bisa, tapi bicaranya tidak jelas,’’ kata Suryadi menjawab pertanyaan Riau Pos.

Usai melihat kondisi sang ibu, kami kembali ke ruang tamu yang hanya dialasi tikar plastik yang baru saja dibentang di lantai semen yang sudah tidak mulus lagi karena dimakan usia.

Pria yang hanya tamat SD itu memulai cerita. Ibunya bernama Minum, sudah lama menderita sakit, tapi sejak empat bulan lalu hanya bisa berbaring, ibunya sangat bergantung pada orang lain, baik untuk makan maupun ke kamar mandi. Jangankan untuk berjalan, untuk dudukpun ia tidak bisa. Hanya berbaring saja. Makannya pun hanya sesendok atau dua sendok. Untunglah, abang Suryadi yang sudah berkeluarga ikut mengasuh sang ibu.

‘’Sekali-kali abang pulang menengok anaknya dan pergi kerja. Kalau abang tak di rumah, jika ibu mau ke belakang, ya harus menunggu abang,’’ tambah Suryadi.

Abangnya yang sudah berumah tangga bekerja sebagai penyapu jalan. Otomatis sepenuh hari Suryadilah yang menjaga sang ibu. Tapi ia tidak bisa maksimal, karena kakinya lumpuh dan hanya bisa merangkak. Siang itu, saat Riau Pos berkunjung, Suryadi sedang menanak nasi.

Sudah sekitar 16 tahun ia lumpuh. ‘’Awalnya kena paku, tapi tak dibawa berobat. Karena tidak ada dana. Pernah dibawa ke Rumah Sakit (atas bantuan orang lain,red). Tapi sudah komplikasi, mungkin karena sudah tahunan (tidak diobati),’’ ungkapnya. Kaki kanannya seperti mengkerut, telapak kaki dan mata kaki menyatu. Kulit ujung kakinya pun tampak seperti bekas melepuh.***









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook