Tak Bisa Mendarat, Tiga Penerbangan Dialihkan

Pekanbaru | Rabu, 12 Februari 2014 - 09:34 WIB

Tak Bisa Mendarat, Tiga Penerbangan Dialihkan
Flyover di Jalan Sudirman-Tuanku Tambusai terlihat samar karena pekatnya asap yang menyelimuti Pekanbaru. Foto: Defizal/Riau Pos

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Kabut asap tebal akibat karhutla di sejumlah kabupaten kota di Provinsi Riau, mulai menganggu aktivitas penerbangan di Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II Pekanbaru.

Tiga penerbangan Jakarta-Pekanbaru mengalami kendala saat hendak mendarat (landing), Garuda Indonesia, Lion Air terpaksa mengalihkan pendaratan (divert) ke Bandara Hang Nadim Batam, dan Air Asia Bandung-Pekanbaru divert ke Kuala Lumpur Internasional Airport.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Penyebab gangguan ini adalah pendeknya jarak pandang (visibility) yang sangat terbatas 500 meter dan diyakini tidak aman untuk pesawat mendarat.

Kejadian ini terjadi Selasa (11/2) pagi sekitar pukul 07.00 WIB sampai pukul 10.00 WIB, di atas pukul 10.00 WIB baru kondisi jarak pandang berada di atas 1.000 meter.

‘’Untuk penerbangan pagi di SSK II aman, meski jarak pandang 500 meter. Hanya saja untuk mendarat (landing) yang bermasalah, hingga tiga penerbangan terpaksa divert,’’ jelas Airport Duty Manager PT (persero) Angkasa Pura II Bandara SSK II Pekanbaru, Baiquni.

Dikatakannya, tiga penerbangan yang terganggu akibat kabut asap tebal ini adalah Garuda Indonesia GA130 Jakarta-Pekanbaru 8.50 WIB, divert ke Batam.

Baru terbang Batam-Pekanbaru dan mendarat di SSK II pukul 10.20 WIB. Begitu juga dengan penerbangan Lion Air JT388 Jakarta-Pekanbaru harusnya sudah mendarat di SSK II pukul 8.55 WIB, karena kondisi kabut asap juga divert ke Batam. Sampai ke Pekanbaru lagi pukul 10.30 WIB.

Sedangkan untuk Air Asia QZ7581 Bandung-Pekanbaru yang seharusnya menurut jadwal sudah mendarat pukul 8.10, dialihkan ke Kuala Lumpur, dan baru mendarat ke SSK II pukul 10.40 WIB.

‘’Artinya, bagi penumpang yang bakal terbang kembali dengan pesawat yang divert itu terpaksa delay lebih kurang dua jam,’’ ungkap Baiquni lagi.

Disebutkan Baiquni lagi, kabut asap tebal yang terjadi Selasa pagi disebutkan merupakan akumulasi asap sebelumnya.

Penumpukan kabut asap ini disebabkan oleh kondisi angin, pasalnya jarak pandang di pukul 5-7 pagi normal 1.200 meter, dan di pukul 7-10 WIB berubah derastis jarak pandang menurun 500 meter. Setelah itu baru di atas jam 10.00 naik menjadi 1.500 meter.

‘’Sepanjang 2014 ini, divert pesawat ini karena kabut asap baru pertama terjadi karena kabut asapnya sudah parah. Namun untuk kendala teknis seperti delay pesawat kemarin (Senin,red) juga terjadi, tapi belum sampai divert,’’ tuturnya. (gus)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook