PEKANBARU (RP)- Aksi unjuk rasa masih terus terjadi terkait pemungutan suara ulang (PSU) Kota Pekanbaru.
Sekitar pukul 11.00 WIB, Rabu (11/1), massa mulai bergerak dari sekitar ruas Jalan Cut Nyak Dhien sekitar Perpustakaan Soeman Hs, menuju ruas Jalan Jenderal Sudirman persis di depan kantor Gubernur
Riau, tugu Zapin. Sebagiannya sempat mendatangi kantor KPU Kota Pekanbaru.
Kantor KPU Kota Pekanbaru sendiri terlihat dijaga ketat anggota Polresta Pekanbaru dibantu pasukan Brimob Polda Riau.
Sebelumnya, kalangan massa yang melakukan aksi Senin (9/1) akan kembali melaksanakan aksi demo besar-besaran di kantor KPU Kota Pekanbaru hari ini, Rabu (11/1).
Namun puluhan massa gabungan hanya berdiam sesaat di halaman Kantor KPU Kota Pekanbaru. Puluhan massa ini pun akhirnya bergerak menuju Jalan Jenderal Sudirman di depan kantor Gubernur Riau.
Di sini, mereka bergabung dengan ratusan massa gabungan dari berbagai elemen masyarakat, termasuk kalangan mahasiswa Riau. Ratusan massa ini melakukan aksi pembakaran ban di tengah jalan ruas Jenderal Sudirman, sehingga tidak bisa dilalui kendaraan. Ratusan aparat kepolisian terpaksa menutup ruas jalan di depan kantor Gubernur Riau. Arus lalulintas terpaksa dialihkan memutar melalui ruas Jalan Cut Nyak Dhien simpang Perpustakan Soeman Hs untuk menghindari kemacetan.
Asap hitam terlihat mengepul ke atas, mewarnai aksi demo massa yang menilai kalau mereka telah dicurangi KPU Kota Pekanbaru. Rizu, Anis Munis, Herman Kampai, Syafrizal, maupun para pengunjuk rasa lainnya silih berganti menyampaikan orasinya. Mereka menyampaikan melalui pengeras suara yang mereka bawa dengan mobil pickup terbuka dan menyampaikan tuntutannya kalau rakyat telah memilih dengan langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil, namun KPU Kota Pekanbaru mengingkari pilihan rakyat.
Massa sempat melaksanakan Salat Zuhur di ruas Jalan Jenderal Sudirman di depan kantor Gubernur Riau. Massa juga sempat melakukan aksi dorong pagar kantor Gubernur yang dijaga ketat aparat kepolisian dan Satpol PP dari dalam pagar.
Tak berhasil menerobos masuk pintu pagar kantor Gubernur, massa pun beralih ke tugu Zapin. Pot dan tanaman bunga yang berada di sekitar tugu bundaran Zapin menjadi sasaran kemarahan massa. Tanaman dan pot bunga dicabut dan dibuang ke jalan dan dilempari ke tugu Zapin.
Aparat kepolisian yang sudah siap siaga tetap diam dan tak berbuat apa-apa. Mereka hanya melihat apa yang dilakukan ratusan massa.
Pagar dan bundaran tugu Zapin habis dicoret massa dengan menggunakan cat semprot warna warni. Ruas Jalan Jenderal Sudirman maupun tugu Zapin dan pagar Kantor Gubernur Riau seakan menjadi saksi penolakan massa yang mengatasnamakan gabungan masyarakat Kota Pekanbaru. Massa akhirnya beranjak ke kawasan tugu PON. Aksi unjuk rasa yang mereka lakukan pun berakhir sekitar pukul 14.15 WIB.
Kapolda Riau, Brigjen Pol Suedi Husein didampingi sejumlah perwira tinggi di jajaran Polda Riau sempat turun ke lokasi aksi demonstrasi ratusan massa. Suedi Husein langsung menemui dan berdialog dengan massa di lokasi kejadian.
Kapolda menyebutkan, kalau pihaknya (polisi, red) memahami apa yang menjadi aspirasi masyarakat. Namun dalam penyampaian aspirasi hendaknya dilakukan dengan cara-cara yang benar dan santun.
“Lakukan aksi demonstasi dengan cara yang santun dan benar. Sehingga masyarakat mendukung Anda sekalian dan tidak merasa terganggu,” ujarnya.
Sebagai aparat kepolisian, Kapolda Riau Suedi Husein hanya bertugas melakukan pengamanan dan memastikan tidak akan berpihak pada siapapun juga.
“Sebagai pimpinan kepolisian tertinggi di Provinsi Riau ini, saya tegaskan kalau polisi tidak akan berpihak pada siapapun. Polisi hanya menjalankan tugas untuk pengamananya. Saya minta masyarakat ikut menjaga kondisi keamanan Kota Pekanbaru,” ujar Kapolda.
Sebagai salah satu aparat penegak hukum, polisi akan mengusut segala perbuatan yang melanggar hukum. Sapaan Kapolda yang berlangsung singkat itu mendapatkan apresiasi dari kalangan massa penjunjuk rasa.
Massa berjanji akan kembali menyuarakan aspirasi masyarakat Kota Pekanbaru hingga didengar KPU Kota Pekanbaru dan pemerintah.
Sementara kantor KPU Kota Pekanbaru terlihat sepi. Tak satupun anggota KPU Kota Pekanbaru berada di kantor. Karena sesuai dengan jadwal, anggota KPU Kota Pekanbaru mengikuti sidang pertama PSU Pekanbaru yang dilaksanakan MK.
“Kelima anggota KPU Kota Pekanbaru masih berada di Jakarta mengikuti sidang di MK,” ujar Sekretaris KPU Kota Pekanbaru Drs H Al Sayuti yang ditemui Riau Pos di kantor KPU Kota Pekanbaru.
Menurutnya, kemungkinan anggota KPU Kota Pekanbaru masih akan bertahan di Jakarta menunggu jadwal persidangan selanjutnya. “Kalau Jumat besok sidang, saya kira anggota KPU masih akan bertahan di Jakarta,” jelas Sayuti singkat.
Gubri: Demo Tidak Boleh Anarkis
Gubernur Riau HM Rusli Zainal SE MP menyayangkan aksi demonstrasi yang sudah mengarah kepada anarkis dan menyebarkan fitnah. Menurutnya, suasana Kota Pekanbaru yang kondusif harus tetap dijaga dan dibina.
‘’Mari sama-sama kita menghormati proses hukum yang masih berlangsung. Jangan saling melempar tudingan atau fitnah,’’ tuturnya kepada Riau Pos, Rabu (11/1).
Menurutnya, kondusifitas sangat diperlukan dalam mendukung sistem perpolitikan dan kehidupan bermasyarakat yang sudah berjalan baik di Kota Pekanbaru. Dia juga mengajak seluruh pihak dalam menyampaikan aspirasinya tidak merusak aset negara dan fasilitas umum.
Dia setuju dengan komitmen dan saran tokoh masyarakat yang mengatakan, dalam menyampaikan aspirasi harus tetap menjaga sopan santun dan etika hidup di Bumi Melayu. Jangan sampai anarkis, merusak tatanan kehidupan dan kearifan lokal yang ada di Bumi Lancang Kuning.
Wagub Imbau Tingkatkan Kondusifitas
Wakil Gubernur Riau HR Mambang Mit mengimbau seluruh masyarakat menciptakan kondusifitas. Ini menjadi perhatian, mengingat telah terjadi beberapa aksi yang dapat mencemaskan warga.
‘’Kita harus tetap menciptakan lingkungan yang kondusif. Semua pihak harus intropeksi diri dan saling menjaga, sehingga tidak terjadi konflik di tengah masyarakat,’’ terangnya.
Wagub mengajak semua pihak berpikiran tenang dan meresapi pokok masalah sesungguhnya yang diperlukan masyarakat yang tidak lain adalah keamanan dan kenyamanan. Wagubri mengingatkan jangan sampai aksi yang awalnya baik merugikan berbagai pihak.
‘’Jika tidak aman maka aktifitas tentu akan terganggu, jangan ada korban individu, apalagi aset pemerintah,’’ ujar Wagub
Menurutnya, jika tidak saling menjaga, semua hal yang dicapai selama ini baik fasilitas infrastruktur dan kerja keras tidak dapat dimanfaatkan secara optimal oleh masyarakat. ‘’Jangan lakukan tindakan massif yang merugikan masyarakat Pekanbaru secara keseluruhan. Introspeksi diri dan selalu berpikir dewasa dalam bertindak,’’ ujar Wagub lagi.
Disinggung mengenai aksi yang berkembang merupakan wujud kekecewaan masyarakat akan putusan KPU, Wagubri mengatakan untuk urusan politik diserahkan kepada Mahkamah Konstitusi yang merupakan lembaga tertinggi dalam menangani PSU.
‘’MK hendaknya mengambil keputusan yang dapat diterima semua pihak. Semua penyelenggara PSU, baik KPU dan lainnya merupakan fasilitator yang menentukan semua adalah masyarakat Pekanbaru untuk kebaikan Pekanbaru ke depannya,’’ tuturnya.(rio/dac)