PEKANBARU (RP) - Demo ratusan buruh PT Flaro Surya Sepakat (PT FSS) di Kantor Chevron Rumbai terus berlanjut.
Bahkan Rabu (11/1) demo buruh ini semakin naik hingga masuk ke areal kompleks dan menggelar aksi di depan main office.
Akibat demo ini, pintu masuk untuk akses ke Chevron kompleks ditutup untuk masyarakat umum. Aksi demo berlangsung tertib dan damai.
Ketua DPC Federasi Pertambangan dan Energi (FPE) Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (SBSI) Pekanbaru, Armaini kepada Riau Pos mengatakan, aksi demo bergerak hingga ke depan Main Office PT Chevron dikarenakan kesabaran buruh sudah habis.
‘’Tuntutan kita sudah dua bulan dan aksi demo kita lakukan sebulan, tapi hingga sekarang belum ada penjelasan dan keputusan apa yang kami tuntut,’’ ujar Armaini didampingi para buruh PT FSS.
Dijelaskannya, apa yang menjadi dasar tuntutan adalah mengenai hak-hak buruh yang tidak dbayarkan seperti uang cuti setengah bulan gaji per tahun dan uang kehadiran Rp7.000 per hari.
Di mana sebelumnya dua poin ini dibayarkan PT ISS sebagai pelaksana kontrak. Pada 15 November 2011 lalu, kontrak kerja antara Chevron dengan PT ISS Indonesia berakhir dan dimenangkan PT FSS dengan nilai kontrak Rp43,6 miliar untuk tiga tahun. Nilai ini berkurang saat dipegang PT ISS sebesar Rp46 miliar untuk tiga tahun.
‘’Untuk uang transportasi sebesar Rp100 ribu per bulan tetap dibayarkan, namun menurut penjelasan manajemen Chevron, nilai kontrak berkurang karena ada beberapa pekerjaan dialihkan ke proyek Local Business Development (LBD). Selain itu, sebanyak 60 karyawan di PHK oleh PT FSS dan kami menuntut agar 59 karyawan (satu meninggal setelah PHK, red) ini dipekerjakan kembali,’’ tegasnya.
Ditambahkan, Ketua Asosiasi LBD, Amri Siregar sebenarnya tidak ada pengalihan kerja bidang jasa yang dialihkan untuk proyek LBD. ‘’Saya orang LBD sangat tidak tahu dan tidak ada proyek itu di LBD, ditambah dengan proyek yang penuh rekayasa,’’ katanya.
Terkait hal ini, General Manager PGPA PT Chevron Pacific Indonesia (CPI), Usman Slamet menjelaskan, sesuai dengan hasil pertemuan yang difasilitasi oleh Kapolresta Pekanbaru dalam pertemuan yang dihadiri oleh PT CPI dan perwakilan pengunjuk rasa, PT CPI sangat memahami gejolak sosial yang terjadi saat ini, sehubungan dengan masalah 59 orang yang tidak dipekerjakan kembali oleh PT Flaro Surya Sepakat (PT FSS).
PT CPI juga akan membantu mencarikan jalan keluar bagi 59 (lima puluh sembilan) orang yang tidak dipekerjakan oleh PT FSS sesuai dengan proses dan prosedur yang berlaku di PT CPI baik berupa pelatihan atau keterlibatan melalui program Local Business Development (LBD).(hen)