PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Sebuah karangan bunga terpampang di depan Gedung DPRD Riau, Senin (10/12). Bukan berisi ucapan selamat atau belasungkawa. Melainkan sebuah peringatan yang ditujukan kepada pemerintah untuk menstabilkan harga sawit, karet dan kelapa. Papan bunga tersebut dipasang Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Islam Riau. Sembari melaksanakan aksi demo menyuarakan tuntutan kepada wakil rakyat.

Presiden Mahasiswa BEM UIR Engki Primana yang berada di lokasi menuturkan, pihaknya meminta pemerintah untuk segera menstabilkan harga karet, kelapa dan sawit. Dirinya mengingatkan, sebelumnya mahasiswa UIR pernah menduduki DPRD Riau. Maka ia mewanti-wanti agar hal serupa tidak terulang lagi. ”Ini bukan sekedar main-main. Apabila tuntutan kami tidak dihiraukan kami pastikan Riau lumpuh dalam satu hari,” tegasnya.

Ia melanjutkan, sesuai melaksanakan aksi pihaknya akan segera menindaklanjuti dengan merencanakan aksi berikutnya. ”Setelah ini kami akan langsung mendiskusikan untuk tindak lanjut. Kita lihat mahasiswa UIR meramaikan Kota Pekanbaru,” tuturnya. Selain masalah harga komoditas, pihaknya juga menyoroti permasalahan HAM yang belum tuntas sampai saat ini. Seperti kasus Munir, Novel Baswedan dan kasus di Papua.

Hal itu berkenaan dengan hari HAM yang jatuh pada hari ini. Menurut dia, penyelesaian kasus besar HAM harus segera dituntaskan sesuai janji pemerintah. ”Bertepatan dengan hari HAM saat ini kami juga mendesak pemerintah segera menyelesaikan kasus HAM yang telah dijanjikan,” tambahnya.

Sementara itu Wakil Ketua DPRD Riau Noviwaldy Jusman menuturkan pihaknya akan meneruskan aspirasi mahasiswa ke DPR RI. Mengingat hampir seluruh tuntutan yang disampaikan mahasiswa merupakan domain dari pemerintah pusat. Soal ancaman mahasiswa yang akan melumpuhkan Riau dalam sehari, lelaki yang karib disapa Dedet itu meminta agar penyampaian aspirasi sebaiknya dilakukan dengan damai.(nda)