Science Techno Park Belum Ada yang Level Utama

Pekanbaru | Sabtu, 11 Agustus 2018 - 11:44 WIB

KOTA (RIAUPOS.CO) - Dirjen Kelembagaan Iptek dan Dikti Kemenristekdikti, Patdono Suwignyo mengatakan, pemerintah tahun ini telah melakukan pengembangan 100 kawasan science techno park (STP) di seluruh Indonesia salah satunya di Riau. Program ini masih belum mendapatkan perhatian dari pemerintah daerah sehingga hanya sekitar 22 STP yang berkembang.

“Di Indonesia memang belum ada STP yang memiliki level utama. Baru sampai  level muda, sementara STP di luar negeri contohnya di Swedia, Iran dan Cina yang sudah berada di level utama,” ungkap Patdono, usai membuka workshop science techno park yang dilaksanakan  

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) di Pekanbaru, Kamis (9/8) .

Lanjut Patdono, pengembangan STP di Indonesia banyak mengalami persoalan seperti keterbatasan area, pajak yang terlalu besar, modal yang terbatas serta minimnya dukungan pemerintah daerah. Menanggapi persoalan ini, dirinya menyarankan kerja sama antara pihak pemerintah dan pelaku usaha dan perguruan tinggi sehingga pengembangan STP bisa berjalan sesuai harapan.

“Dari 100 STP yang kami bangun, hanya 22 STP yang berkembang. Produk yang dihasilkan, kebanyakan masih bergerak di bidang pangan dan peralatan pertanian. Mereka masih belum stabil, karena banyaknya permasalahan yang dihadapi,’’ ujarnya.

Dimana, poduk STP yang dihasilkan masih berskala UKM menengah ke bawah bukan berskala besar seperti STP luar negeri pada umumnya. ‘Kami akan terus berusaha sekuat tenaga, untuk terus mencarikan investor dan membangun sinergitas dengan pemerintah demi pengembangan kawasan STP ke depan,” terangnya.

Sementara itu ketua panitia, Dr Lukito mengatakan workshop ini diikuti sekitar 80 orang. Peserta berasal dari perguruan tinggi, pemerintah dan pelaku industri. Dalam kegiatan yang berlangsung satu hari ini menghadirkan empat pembicara luar negeri yakni dari Australia Mr Bruce Eric Edwin Riseley, dari Thailand Mr Sanat Wong Hawethong, dari Jepang Mr Nobuya Pukugawa dan China Zhigang Zhang.(ilo)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook