Tim Terpadu Temukan Kerupuk Mengandung Borak

Pekanbaru | Kamis, 11 Juli 2013 - 09:41 WIB

PEKANBARU (RP) - Tim terpadu Ramadan menyisir sejumlah swalayan dan distributor besar di Pekanbaru.

Hasilnya, ditemukan beberapa produk kemasan kaleng yang tak layak di pajang, karena kemasan rusak dan teridentifikasi krupuk home industry mengandung borak.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Tim terpadu terdiri dari tiga instansi, di antaranya Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Pekanbaru, Satpol PP dan dari Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM). Tim terpadu dipimpin Kadisperindag Pekanbaru H El Sabrina.

Tim terpadu mengawali inspeksi mendadak (Sidak) di swalayan Jalan Riau. Di pusat perbelanjaan ini tim langsung menyebar di berbagai sudut untuk memeriksa berbagai produk yang di pajang swalayan tersebut. Tak lebih dari satu jam, pemeriksaan pun selesai dilakukan.

Hasilnya ditemukan beberapa produk yang kemasannya rusak dan dinilai tak layak untuk di pajang atau dijual.

Produk yang tak layak tersebut terjadi kerusakan pada kemasannya dan penyok, produk itu terdiri dari susu kental manis kaleng dan sarden kaleng.

Di swalayan ini tak ditemukan produk kadaluarsa atau produk ilegal. Temuan petugas sayangnya tak dilakukan penyitaan. Justru dikembalikan ke pihak swalayan tetapi di-warning dan ditandai kemasan yang rusak tersebut dan swalayan diminta untuk tidak menjualnya.

Penyisiran tersebut tak berhenti, tetapi berlanjut. Sesaat setelah meninggalkan swalayan tiba-tiba iring-iringan mobil tim kembali melambat dan berhenti di depan Swalayan 88.

Sidak tanpa target, karena dikhwatirkan bocor jika direncanakan lokasinya. Tim pun turun dari mobilnya masing-masing. Didahului oleh Kadisperindag Pekanbaru Hj El Sabrina dan diikuti oleh rombongan tim lainnya.

Memang setiap akan memasuki target Sidak, maka tim akan meminta persetujuan bagi pihak yang bertanggungjawab di swalayan tersebut.

Tim pun setiap melakukan pemeriksaan di swalayan memang didampingi petugas yang berwenang. Satu jam berlalu, tim terpadu menemukan beberapa produk yang dicurigai.

Produk yang diperiksa intensif di swalayan ini yakni ikan asin, mie basah dan kerupuk. Dilakukan tes lab milik BBPOM Pekanbaru, hasilnya untuk ikan asin dan mie basah yang diduga mengandung formalin ternyata tidak terbukti, karena hasil uji lab tersebut nihil. Tetapi kerupuk yang diproduksi dari home industry tersebut berdasarkan hasil uji lab positif mengandung borak.

Borak diduga digunakan untuk membuat kerupuk tahan. ‘’Berdasarkan hasil uji lab BBPOM, masih 60 persen terbukti kerupuk tersebut mengandung borak. Tetapi ini akan kembali dilakukan uji di lab BBPOM. Itu untuk memastikannya,’’ kata El Sabrina kepada Riau Pos.

Tim terpadu ini terus menyisir target lainnya, romobongan terlihat mulai bergerak kembali. Melintasi Jalan Riau Ujung dan kemudian memasuki di Jalan Soekarno-Hatta. Melewati traffic light dan tak jauh dari lampu pengatur lalu lintas tersebut iring-iringan kembali masuk ke simpang jalan dan parkir di depan halaman Lotte Mart.

Swalayan distributor di Pekanbaru tersebut ternyata menjadi target dari tim terpadu, meminta izin setelah itu tim pun bergerak menyebar di dalam swalayan dan didampingi pihak berwenang di swalayan tersebut.

Diperiksa hampir seluruh produk yang di pajang di swalayan tersebut, mulai dari minuman kaleng berbagai merek, kue-kue, daging beku, dan sirup.

Diteliti satu per satu, produk-produk tersebut mulai dari kadaluarsanya kaleng produk, bahasa produk dan izin kehalalan produk.

Bahkan nuget dan ikan air tawar. Diharapkan dengan penyisiran tim terpadu tersebut konsumen mendapatkan kenyamanan berbelanja di bulan Ramadan.

Daging ayam beku pun tak luput dari pemeriksaan petugas, termasuk memeriksa kondisi daging sapi beku dan memastikan tidak tercampur dengan daging babi.

Hasil Sidak di Lotte Mark tidak terlalu banyak produk yang menyalahi. Hanya ditemukan beberapa buah produk kemasan kaleng yang rusak penyok dan diminta agar tidak dijual kembali.

Pengawasan ini tak berhenti di sini saja, tetapi bakal ada kegiatan serupa yang lebih besar lagi. Intinya Disperindag mengimbau masyarakat agar tetap teliti dalam membeli produk kemasan, termasuk daging beku tersebut.

Awasi Produk Kadaluarsa

Ramadan ini jelang Idul Fitri 1434 H, disinyalir bakal banyak beredar barang-barang atau produk makanan kemasan yang sudah tidak layak konsumsi atau kadaluarsa dan membahayakan kesehatan warga.

Untuk membuktikannya, BBPOM Pekanbaru diminta melakukan pengawasan, di semua supermarket, minimarket dan semua tempat yang menjual produk kemasan ini.

Hal ini disampaikan Sekretaris Komisi II DPRD Kota Pekanbaru, Syamsul Bahri SSos kepada Riau Pos, Rabu (10/7).

Dikatakan, persoalan ini terus terjadi setiap tahun dan banyak pengusahanya yang dengan sengaja melakukan itu, namun tindakan tegas tidak ada. Untuk itu diimbau kepada BPOM segera lakukan pengawasan ketat dan segera turun ke lapangan meninjau prodak kadaluarsa yang beredar di pasaran.

‘’Kita tidak mau ada pihak yang memanfaatkan momen di tengah mahalnya harga keperluan pokok, jika ini dibiarkan akan merugikan masyarakat dan membahayakan kesehatan masyarakat. Ditemukan prodak kadaluarsa yang dipajang, maka itu harus segera di musnahkan,’’ ujar politisi Partai Demokrat ini.

Kepada distributor produk, Syamsul juga meminta segera melakukan penarikan terhadap produk yang didistribusikan mendekati batas waktu kadaluarsanya.

‘’Jangan sampai akibat beredarnya produk kadaluarsa tidak ditarik oleh distributor menimbulkan korban dan membahayakan keselamatan masyarakat karena mengkonsumsinya. Dalam hal ini yang dirugikan adalah masyarakat banyak, harus segera diantisipasi ini,’’ jelasnya.

Tidak hanya itu, kepada masyarakat juga diimbau untuk teliti saat membeli barang-barang kemasan. Pastikan tanggal expired-nya, soal jika lalai melihatnya akan merusak kesehatan.

‘’Di tengah persoalan perekonomian masyarakat yang semakin sulit akibat meroketnya harga Sembako, diharapkan masyarakat tidak membeli prodak lebih murah meski kadaluarsa. Setiap akan membeli barang, cek dahulu batas kadaluarsa dari prodak tersebut, jika ini diabaikan maka yang akan dirugikan adalah masyarakat sendiri,’’ saran Syamsul.

Diminta, BBPOM Pekanbaru harus sudah punya program untuk melakukannya. Seperti Sidak dan periksa semua barang.

‘’Apalagi ini bulan puasa, dan juga Idul Fitri, bakal menjamur barang yang kedaluarsa yang tidak ditarik distributor,’’ ungkapnya lagi.(ilo/gus)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook