Enam Pramugara Trans Metro Pekanbaru Dipecat

Pekanbaru | Kamis, 11 Juli 2013 - 09:34 WIB

PEKANBARU (RP) - PD Pembangunan laksanakan tindakan tegas terhadap pramugara yang bermain curang.

Setidaknya enam pramugara telah dipecat karena dinilai bermain curang dengan tidak menjalankan sistem Bus Rapid Transit (BRT).

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Sudah banyak masyarakat yang menggunakan jasa bus Trans Metro Pekanbaru merasa dirugikan, dengan diminta bayar sampai dua kali. Padahal, mottonya sekali bayar bisa keliling Kota Pekanbaru.

Salah satu kasus yang pernah terjadi dialami seorang penumpang bus Trans Metro yang mengaku bernama Ari.

‘’Saya pernah menanyakan kepada pramugara apakah tiket bisa dipakai untuk melanjutkan perjalanan ke rute lainnya. Namun jawaban mereka hanya bisa di gunakan untuk menyambung satu rute saja,’’ ujar Ari kepada Riau Pos, Rabu (10/7).

Direktur PD Pembangunan Heri Susanto, mengakui jika masih ada kelemahan pada hal ini. Tetapi dia berjanji bakal tegas dan akan memanggil seluruh sopir dan pramugara yang beroperasi dikoridor III tersebut untuk dimintai keterangannya.

Menurut dia, jika kasusnya seperti itu berarti pramugara telah berbuat curang dan sanksinya langsung dipecat. Pemecatan tersebut pun dinilai Heri Susanto sudah sesuai dengan perjanjian kontrak dengan pramugara.

‘’Kita tak main-main untuk ini, kemarin kita pecat enam pramugara, kita dapat informasi ada kecurangan. Kita langsung tindaklanjuti karena tak ada yang mengaku, makanya saya pecat seluruh petugas di koridor itu,’’ ujar Heri Susanto kepada Riau Pos, Rabu (10/7).

Ditegaskan Heri, naik bus Trans Metro memang sekali bayar yang dinamakan BRT tersebut. Jadi jika penumpang ingin pindah bus penumpang harus turun di halte transit.

Dari halte transit penumpang nanti diarahkan (pramugara) naik mobil sesuai tujuannya. Namun hal tersebut akan gugur jika dia turun di halte non transit.

Yang menjadi kelemahan sistem tersebut yakni tidak jelasnya halte non transit itu seperti apa. Karena memang seluruh halte hampir sama.

‘’Diharapkan kepada penumpang untuk bertanya kepada petugas pramugara. Kami akan buat spanduk tanda transit hari ini karena hampir sama dengan halte biasa, ini memang kelemahan kami,’’ ungkap Heri Susanto.

Ke depan dia berjanji kasus seperti itu tidak bakal terjadi lagi dan Heri mengimbau kepada petugas pramugara agar lebih pro aktif dalam mengingatkan penumpangnya termasuk transit.

Dijelaskan Heri, uang tiket akan dipunggut jika penumpangnya naik untuk pertama kali. Dia juga mengingatkan agar penumpang selalu memegang tiket yang berguna untuk sebagai bukti.

‘’Naik dari bukan halte transit jangan lupa minta tiketnya. Tiket itu sebagai bukti kita penumpang dan berhak untuk transit,’’ kata dia.

Ke depan untuk mengantisipasi hal serupa terjadi yang ujung-ujungnya merugikan penumpang. Agar dapat bertindak cepat setiap penumpang diimbau agar menandai armada Trans Metro Pekanbaru yang dinaikinya.

‘’Atau mobilnya nomor berapa, kejadiannya jam berapa, tanggal berapa kami pasti akan lacak. Jika perlu seluruh pramugaranya yang ada dikoridor tersebut yang bertugas jam akan saya kumpulkan. Saya mau bersihkan karyawan-karyawan yang macam-macam,’’ tegas dia.

Harus Disosialisasikan

Anggota DPRD Kota Pekanbaru Herwan Nasri, menegaskan supaya operasional Trans Metro Pekanbaru ini disosialisasaikan, baik mengenai rute, naik turun halte ke halte sampai kepada persoalan tiketnya.

‘’Jangan masyarakat di bodoh-bodohi, terapkan apa yang sudah disampaikan sebelumnya, yang menyebutkan bayar sekali TMP bisa keliling Pekanbaru, itu mana, tidak terwujud dan malah menimbulkan masalah baru,’’ kata Herwan Nasri kepada Riau Pos, Rabu (10/7).

Saat ini memang Pemko Pekanbaru terlihat ingin memperbaiki sarana angkutan umum dan bertekad memberikan layanan prima kepada semua penumpang.

‘’Namun jika tidak disosialisasikan, maka masyarakat tidak akan tahu, dan operasionalnya tidak akan sesuai dengan target yang ingin dicapai, masyarakat pun jelas dibuat bingung jadinya,’’ jelasnya lagi.

Disebutkannya, banyak keluhan masyarakat yang datang, dan mengakibatnya minimnya penumpang tentu menjadi perhatian PD Pembangunan selaku pengelola TMP.

‘’Jadi untuk sesuai dengan harapan, TMP ini harus dikelola dengan profesional tidak asal saja, dan paham soal bisnis transportasi,’’ tuturnya lagi.

Untuk itu, TMP ini harus dapat memberikan layanan terbaiknya dan menjadi kendaraan umum yang cepat bagi masyarakat untuk mencapai tempat tujuan.

‘’Mulai sekarang lakukanlah sosialisasi, dan jangan biarkan bus TMP sepi penumpang. Hanya keliling-keliling tanpa penumpang, parkirnya pun beriringan,’’ ungkapnya.

Soal fasislitas seperti halte yang disebut-sebut kurang serta  tangga naik ke bus disebut terlalu tinggi perlu dipertimbangkan untuk pembangunannya. Soal tangga naik mesti segera di perbaiki.

‘’Jangan sampai TMP nasibnya sama seperti bus kota, dan lakukanlah yang terbaik untuk kemajuan transportasi kota,’’ tutupnya.(ilo/gus)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook