PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- Selama masa pandemi coronavirus disease 2019 (Covid-19), terdapat beberapa klaster penularan yang terjadi. Dari klaster ini, ada yang sampai sekarang belum jelas penular awalnya. Artinya, masih ada carrier (pembawa, red) Covid-19 yang berkeliaran bebas di Pekanbaru.
Riau Pos mengonfirmasi perihal klaster penularan Covid-19 di Kota Pekanbaru ini pada Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Pekanbaru dr Mulyadi SpBP, Ahad (10/5). Dia mengaku belum ingat betul secara rinci. "Saya belum rinci (ingat, red). Tapi yang besar itu yang jelas dua, Sukabumi dan yang dari Malaysia jamaah tabligh," urai dia.
Sisanya, sambungnya, adalah beberapa klaster lepasan kecil dengan cakupan ruang lingkup yang kecil pula. "Lainnya dari Jakarta, dari Medan. Itu pun masih di lingkungan keluarga. Kecil-kecil," imbuhnya.
Ditanya perihal bahwa tidak semua klaster ini diketahui sumber penularannya, Mulyadi tak menampik. "Ada (yang belum diketahui, red). Klaster EN belum ketahuan. Tapi diduga waktu acara pemakaman orang tuanya. Saat itu ramai yang datang. Diperkirakan di antara itu ada yang berasal dari Jakarta dan Bandung. Tapi belum pasti, dugaannya seperti itu," ungkapnya.
Pasien terkonfirmasi positif Covid-19 lain yang juga belum diketahui riwayat tertularnya adalah tunawisma yang beberapa waktu lalu ditemukan tak sadarkan diri di halte. "Yang belum juga yang tunawisma ni belum jelas. Kalau yang lain sudah diurut kontak tracing-nya," jelas dia.
Tunawisma ini dalam kondisi belum bisa dimintai keterangan karena terus meracau akibat sakit ginjal yang dideritanya. "Dia sekarang kan masih meracau karena kondisi medis. Ucapannya belum bisa dipercaya penuh. Tapi informasinya dia sempat punya isteri di Pekanbaru. Jadi dia gangguan ginjal bsia menyebabkan gangguan kesadaran," urainya.
Kondisi ini membuat di Pekanbaru sekarang dianggap masih ada carrier yang beredar dan berkeliaran. "Ada orang tanpa gejala mempunyai virus yang masih ada di Pekanbaru," ungkapnya.
Carrier corona adalah orang yang memiliki atau terinfeksi virus corona tapi tidak bergejala alias asimtompatis. Orang ini terlihat seperti orang sehat, tidak merasa sakit atau memiliki gejala yang sangat ringan, namun bisa menyebabkan orang lain tertular penyakit.
Menyikapi hal ini masyarakat diimbau untuk tetap disiplin menerapkan physical and social distancing. "Jaga jarak, pakai masker karena kita tidak tahu ada yang bergejala atau tidak," singkatnya.(ali)