PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Badan Kesbangpol Kota Pekanbaru masih melakukan persiapan jelang pemindahan imigran asal Rohingya dari Aceh ke Pekanbaru. Paling cepat, pemindahan baru mungkin dilakukan usai Hari Raya Idulfitri 1443 Hijriah.
Kepala Badan Kesbangpol Kota Pekanbaru Zulfahmi Adrian akhir pekan lalu mengatakan, saat ini pihaknya masih melakukan semua persiapan yang dilakukan guna penampungan pengungsi tersebut. Persiapan tempat dan sosialisasi bagi warga sekitar penampungan juga dilakukan.
"Paling cepat akan dilakukan setelah Hari Raya Idulfitri. Kami masih mendata semua persiapan-persiapan yang harus kami lakukan," kata dia.
Menurutnya, persiapan yang dilakukan seperti melakukan survei tempat untuk melihat kelayakan sesuai dengan Perpres Nomor 125 tahun 2016. Mereka juga mencegah terjadinya penumpukan saat pemindahan.
Kemudian, mereka juga akan melakukan sosialisasi kepada masyarakat setempat. Hal ini guna menghindari adanya gesekan saat masyarakat mengetahui adanya pengungsi bermukim di wilayahnya.
"Ada tahapan-tahapan itu yang kita lakukan sebelum kita lakukan pemindahan. Yang paling penting adalah kelayakan dari pada tempat yang akan ditempati pengungsi," terangnya.
Zulfahmi mengaku hingga saat ini, pihaknya belum memutuskan lokasi yang akan ditempati pengungsi dari Myanmar tersebut. Pihaknya juga menyiapkan alternatif untuk ditempati para pengungsi.
"Untuk tempat saat ini belum ada, cuma kita sudah punya beberapa alternatif, dan tempatnya masih kita pelajari. Tempat yang menjadi lokasi pengungsi asal Rohingya tidak sama dengan pengungsi luar negeri dari Timur Tengah," jelasnya.
Pengungsi Rohingya bakal segera pindah setelah Pemko Pekanbaru menyatakan kesiapan. Mereka juga berkoordinasi dengan IOM dan UNHCR.
"Mereka ke sini tunggu kesiapan kita. Kita berharap paling cepat itu paling setelah Lebaran. Karena persiapan tidak semudah kita nyatakan kita setuju kemudian ditempatkan, tidak begitu," singkatnya.
Imigran asal Rohingya terdampar awal Maret lalu di Aceh. Mereka lalu diusir warga dari penampungan darurat di Desa Alue Buya Pasie, Kecamatan Jangka, Kabupaten Bireuen, karena urung direlokasi. Untuk sementara imigran tersebut ditampung di Kantor Kecamatan Jangka, Kabupaten Bireuen.
Di penampungan, ada beberapa imigran itu hendak melarikan diri, namun berhasil ditangkap warga. Hal tersebut terjadi berulang sehingga warga tidak mau menerimanya lagi dan mengusir mereka.
Apalagi, sejak pengungsi Rohingya menempati meunasah sebagai tempat penampungan, warga sudah tidak bisa lagi beribadah di tempat tersebut. Warga disana sudah sabar memberikan bantuan seadanya bagi imigran Rohingya. Namun warga juga kecewa dengan ketidakpastian pemerintah untuk memindahkan mereka.(ali)