PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkum HAM) Riau merilis sejumlah foto kegiatan selama Ramadan di lapas terpadat di Indonesia pada akhir pekan kemarin. Pada Lapas Kelas IIA Bagansiapiapi itu, yang saat ini rasio kapasitas dan penghuninya hampir mencapai satu banding seribu, sangat memprihatinkan.
Seperti dijelaskan Kepala Kantor Wilayah (Kanwil) Kemenkum HAM Riau Mhd Jahari Sitepu, untuk Salat Tarawih pun harus bergantian, padahal jumlah sudah dibatasi dengan ketat. Sebelum salat dan sesudahnya, petugas selalu harus melakukan absen atau penghitungan. Di tengah keprihatinan itu, Jahari mengapresiasi semangat para warga binaan untuk beribadah, di tengah keterbatasan ruang dan tempat yang berada pada tingkat ekstrim.
"Lapas Kelas IIA Bagansiapiapi ini lapas terpadat nomor satu se-Indonesia, daya tampung hanya 98 orang, per tanggal 8 April 2022 jumlah penghuni mencapai 970 orang. Artinya terjadi over kapasitas sebesar 990 persen. Namun itu tak mengendurkan program pembinaan di lapas, tetapi ada pembatasan. Warga binaan harus bergiliran melaksanakan ibadah, ini karena keterbatasan tempat dan petugas yang berjaga," kata Jahari, akhir pekan kemarin.
Namun tidak lama lagi, suasana harus antre bahkan untuk beribadah itu, segera akan berakhir. Pasalnya saat ini Kemenkum HAM Riau sedang membangun lapas baru yang akan menggantikan Lapas Bagansiapiapi itu. Menurut Jahari, pembangunan saat ini sedang berlangsung di atas lahan dengan luas sekitar 14 hektare di Ujung Tanjung, Rokan Hilir.
Lokasi pembangunan lapas baru untuk mengantisipasi Lapas Bagansiapiapi itu sendiri sudah pernah ditinjau Sekretaris Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kemenkum HAM RI Heni Yuwono pada Juni 2021 lalu. Di atas lahan seluas 14 hektare ini akan dibangun lapas yang akan mampu menampung 1.400 orang. Tim PPL Dirjen PAS Dimas menyebutkan, pembangunan ditargetkan selesai akhir tahun ini.
"Pembangunan ditargetkan, Insya Allah apabila tidak ada kendala akan selesai pada akhir tahun 2022 dan sudah bisa digunakan pada awal tahun 2023," ujar Dimas yang merupakan bagian dari Tim PPL Ditjen PAS untuk pembangunan lapas baru ini.
Jahari sendiri menyebutkan, lapas baru itu nanti dibangun sesuai standar yang ketat. Mulai dari fasilitas kantor teknis, tembok keliling, masjid, dapur dan berbagai blok hunian. Saat ini pembangunan sudah melewati pematangan lahan, kemudian dilanjutkan dengan pembuatan drainase serta pembuatan jalan lingkungan ke lokasi. Dirinya berharap pembangunan sesuai target.
Kondisi super sempit seperti saat ini, warga binaan Lapas Kelas IIA Bagansiapiapi memang masih bisa melaksanakan ibadah Salat Tarawih dan juga Tadarus. Dengan situasi ada 80-90 warga binaan yang ikut Salat Tarawih setiap malam, petugas juga harus cekatan. Bahkan Kepala Lapas Bagansiapiapi Wachid Wibowo harus mengerahkan pejabat untuk melakukan penjagaan. Ini karena rasio petugas dan juga penghuni sudah terlalu timpang.
"Kami tugaskan staf dan juga pejabat kantor membantu pengamanan ibadah malam hari. Petugas juga ikut melaksanakan Tarawih dan Tadarus. Hal itu untuk menumbuhkan rasa kekeluargaan dan kebersamaan sehingga warga binaan merasa Ramadan seperti di rumah sendiri," kata Wachid.(end)