Pedagang Sesaki Jalur Lambat

Pekanbaru | Sabtu, 11 Februari 2012 - 07:22 WIB

Laporan HENDRAWAN, Pekanbaru redaksi@riaupos.com

Jalur lambat di dekat pasar simpang empat Jalan Soekarno-Hatta dan Soebrantas tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Kondisi ini diakibatkan para pedagang memenuhi ruas jalan.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Jalan jalur lambat ini kondisinya juga sudah tidak layak untuk dilewati kendaraan. selain berlubang, bila hujan banyak terdapat kubangan. Namun salah seorang pedagang di lokasi jalan lambat ini, Fatimah (41), tidak merasa terganggu dengan kondisi ini. Malahan Imah begitu wanita ini akrab disapa, mengaku jalan ini sudah sejak lama menjadi tempat ia dan rekan-rekannya berdagang.

‘’Kami sudah lama di sini, dari dulu juga dagang di sini. Kalau diusir kami mau dagang di mana?’’ ujarnya balik bertanya kepada wartawan. Sepanjang jalan yang seharusnya jadi jalur lambat dan menjadi tempat lewatnya kendaraan yang akan berbelok ke kiri arah bandara, dipenuhi oleh pedagang, terutama di pagi hari.

Pantauan Riau Pos terakhir siang Jumat (10/2) masih terdapat beberapa pedagang di sana dan membuat kendaraan roda empat tidak bisa lewat.

Tidak heran bila setiap kali melewati Pasar Pagi Arengka dari arah simpang mal SKA, selalu saja macet. Karena dua jalan yang seharusnya bisa dilewati pengendara, jalur lambat di sebelah kiri yang dekat dengan pasar dan sebelah kanan yang dekat median jalan, kini tidak lagi. Walau berkali-kali ditertibkan oleh tim gabungan, pedagang tetap saja berjualan di badan jalan.

Para pedagang buah dan sayur sedari subuh sudah menggelar dagangan mereka di setiap sisi, baik kiri maupun sebelah kanan jalan. Otomatis hanya ada jalan yang hanya bisa dilewati pejalan kaki, atau paling hebat untuk satu jalur gerobak. Kalau ada pembeli yang sedang jongkok melakukan transaksi malah tidak bisa lewat sama sekali.

Salah seorang pengendara bernama Ari juga mengeluhkan keadaan ini. Pria yang masih berstatus mahasiswa ini mengaku kesulitan bila harus melewati simpang Arengka. ‘’Payah bang, masak saya yang mau belok kiri menuju Jalan Inpres harus ikut antre di lampu merah. Kalau jalan ini kosong pasti tak perlu ikut antre,’’ cerita Ari.

Kondisi ini bukannya tidak mendapat perhatian dari pemerintah. Berkali-kali tim gabungan dari kepolisian, Dinas Perhubungan dan Dinas Pasar melakukan razia dan menjaga agar jalur lambat ini tidak ditempati pedagang.

Namun di kala petugas lengah, pedagang kembali berkuasa dan bila petugas kembali pedagang kembali pergi untuk sementara seperti main kucing-kucingan.(fas)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook