Raskinda Berkutu, Warga Protes

Pekanbaru | Sabtu, 11 Januari 2014 - 09:06 WIB

Raskinda Berkutu, Warga Protes
RASKIN: Seorang warga melihat Raskin yang akan didistribusikan di Kantor Lurah Umban Sari Rumbai, Jumat (10/1/2014). Foto: Lukman Prayitno/Riau Pos

Laporan Lukman Prayitno   dan Agustiar, Pekanbaru redaksi@riaupos.co

Beberapa keluarga kurang mampu penerima beras miskin daerah (Raskinda) mengeluhkan kondisi beras yang disalurkan Pemko Pekanbaru.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Pasalnya, beras Bulog yang disalurkan kualitasnya jelek dan sudah berkutu. Namun mereka mengaku terpaksa mengambilnya karena tidak mampu membeli beras yang dijual di pasaran.

Seperti diungkapkan Ti (29), salah satu keluarga kurang mampu, warga Kelurahan Umban Sari, Kecamatan Rumbai kepada Riau Pos, Jumat (10/1). Kondisi beras yang diterimanya kurang layak untuk dikonsumsi karena berasnya kecoklatan dan telah berkutu.

‘’Dari karung goninya sudah kelihatan berasnya hitam-hitam, kemudian kalau diambil langsung pakai tangan, di tangan akan tersisa seperti usai memegang tepung terigu. Kondisi ini tandanya beras yang disalurkan kurang baik,’’ paparnya.

Hal ini dibenarkan oleh salah seorang ketua RT, di Kelurahan Umban Sari, Toat. Menurutnya, warga banyak mengeluhkan kondisi beras yang diterima. ‘’Ya banyak warga yang mengeluhkan berasnya hitam dan berkutu. Namun mau tidak mau mereka seolah terpaksa menerimanya,’’ jelas Toat.

Sementara itu Lurah Umban Sari, Welly Amrul mengaku tidak bisa berbuat banyak, sebab pihaknya hanya sekadar menyalurkan beras bantuan tersebut.

‘’Ini sifatnya bantuan untuk keluarga yang sama sekali belum menerima Raskin, karena ini hanya bantuan maka kami tidak bisa menolak. Sementara beras yang disalurkan sebanyak 20 kilogram untuk November dan Desember 2013 lalu,’’ ujar Amrul.

Secara terpisah, Yanti (34) warga Kecamatan Marpoyan Damai yang selalu menjadi penerima Raskin membenarkan yang dituturkan Ti. Menurutnya, sebagus-sebagusnya Raskin untuk memasaknya diperlukan 3-4 kali cuci untuk membersihkan beras.

‘’Kalau mencuci berasnya hanya sekali atau dua kali, maka berasnya sangat tidak enak dimakan. Sehingga mencucinya harus berulang-ulang sebelum dimasak,’’ jelasnya.

Saat dikonfirmasi ke Kabag Perekonomian Pemko Pekanbaru Musa, dia mengatakan belum tahu dengan persoalan ini, namun sebagai aparatur pemerintah dia juga akan menyampaikan persoalan ini ke pihak Bulog.

‘’Belum tahu soal ini, tapi memang untuk kualitas beras itu kewenangan Bulog. Nanti kami sampaikan ke bulog,’’ singkatnya.

341.115 Kg Tersalurkan

Pemko Pekanbaru di tahun 2013 sudah menyalurkan sebanyak 341.115 kilogram Raskin untuk 22.741 KK. Pendistribusian ini untuk 12 kecamatan dan 58 kelurahan se-Kota Pekanbaru.

Kabag Perekonomian Setko Pekanbaru Musa kepada Riau Pos, Jumat (10/1) mengatakan, penerima Raskinda itu berdasarkan data yang diakui oleh pemerintah pusat dan BPS.

‘’Jumlah kuantum beras 341.115 kilogram itu sudah didistribusikan ke 22.741 KK yang ada di 58 kelurahan se-Kota Pekanbaru. Di mana untuk satu KK itu mendapatkan beras jatah sebanyak 15 kilogram, jika dikalikan setahun 12 bulan, maka mendapatkan sekitar 180 kilogram. Ini sudah kami distribusikan ke titik distribusinya,’’ ujar Musa.

Penyaluran Raskinda ini dilakukan di setiap kelurahan sebagai titik distribusi dan kelurahanlah yang membagikan ke masyarakat yang dianggap layak menerimanya. ‘’Penyerahannya pun dilakukan satu bulan sekali, melalui kelurahan,’’ terangnya.

Beras yang didistribsikan itu adalah beras Bulog, yang dijual pemerintah dengan harga Rp1.600 (sudah termasuk harga, biaya angkut sampai titik distribusi masing-masing kelurahan).

‘’Dalam hal ini Pemko hanya sebagai penyalur, soal data itu dari pusat (BPS) yang disetujui. Sistem penyaluran ada di daerah. Pemko juga sebagai koordinator dalam pendistrian beras Bulog sampai ke titik distribusi (kelurahan) dan lurah yang melanjutkan ke masyarakat. Setelah ini kita menunggu laporan,’’ ungkapnya lagi.

Saat datanya, bagaimana dengan kuota Raskinda untuk 2014? Dijawabkan Musa belum tahu. Bisa jadi sama dengan tahun 2013, bisa jadi bertambah dan berkurang. ‘’Tentu kita menunggu data resmi, tapi kalau perkiraan jumlahnya tidak akan jauh berbeda,’’ tutupnya.(rnl)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook