PEKANBARU (RP) - Pasca percobaan pembakaran rumah komisioner KPUD Pekanbaru Makmur Hendrik, Kapolda Riau, Brigjen Pol Drs Suedi Husein SH menyatakan perkara ini harus menjadi perhatian Kapolres. Bahkan Kapolda memerintahkan agar Kapolresta Pekanbaru menerapkan penjagaan selama 24 jam di rumah masing-masing anggota KPU Kota Pekanbaru untuk menghindari adanya korban.
‘’Harus menjadi tugas dan perhatian Kapolresta untuk tetap menjaga Pekanbaru tetap kondusif. Tadi pagi saya sudah perin-tahkan agar Kapolres menetapkan penjagaan selama 24 jam,’’ ujar Kapolda.
Rumah anggota KPU Kota Pekanbaru, Makmur Hendrik, yang berada di Jalan Kandis, Kelurahan Tangkerang Utara, Kecamatan Bukit Raya, Selasa (10/1) sekitar pukul 04.15 WIB dibakar orang tidak dikenal (OTK).
Untung kejadian tersebut cepat diketahui anak, menantu, dan istri Makmur yang berada di dalam rumah saat kejadian, sehingga api yang sangat cepat menghanguskan pintu samping rumah dan jendela depan rumah itu, bisa dipadamkan sebelum membesar.
Selain itu, bumper mobil Honda CR-V warna hitam yang diparkir di bagian samping kiri rumah dari depan juga ikut hangus terbakar. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini. Bahkan mobil CR-V automatic yang sempat terbakar itu bagian dalamnya tidak mengalami kerusakan.
Aparat kepolisian Polresta Pekanbaru langsung turun ke lokasi kejadian dan langsung melakukan olah TKP. Bahkan, Kapolresta Pekanbaru Kombes Pol Adang Ginanjar yang mendapatkan laporan tersebut, sekitar pukul 07.00 WIB pun ikut turun
Peristiwa ini mendapatkan perhatian warga sekitar. Mereka dari kejauhan berkerumun melihat aparat kepo-lisian.
Setelah melakukan olah TKP, pihak kepolisian akhirnya menderek mobil CR-V yang terbakar sebagai barang bukti dan untuk proses penyidikan selanjutnya.
Keluarga Makmur Hendrik, istri dan anak-anaknya sangat shock dengan peristiwa percobaan pembakaran ini. Mereka lebih memilih diam dan enggan berbicara.
Dedi, salah seorang menantu, dan Riki -keponakan Makmur Hendrik- yang berada di lokasi kejadian kepada Riau Pos menceritakan, dirinya awalnya tidak tahu kejadian ini.
Saat itu, kata Dedi, ia berada di kamar lantai atas rumah. Kejadian itu lebih dulu diketahui Erik, menantu Makmur yang lain -suami dari adik istri Erik. Menurut Erik -seperti dijelaskan Dedi- ia terbangun ketika mendengar letupan dari luar rumah sekitar pukul 04.15 WIB.
Saat bangun dari kamar, Erik, jelas Dedi, melihat api yang mulai menyala dari pintu gorden ruang tamu depan yang menjalar dari jendela. Api dilihatnya juga mulai menjilati pintu samping rumah.
‘’Erik langsung teriak, sehingga saya dan anggota keluarga lainnya terbangun dan kaget. Ada yang mau membakar rumah,’’ tambah Dedi lagi.
Mereka lalu menyiram api yang mulai menjalar di kain gorden dan pintu rumah. Setelah api padam, mereka keluar rumah dan melihat bumper mobil CR-V yang diparkir di teras rumah juga sedang terbakar. Mereka pun menyiramnya dengan air hingga padam.
Kejadian ini, jelas Riki, membuat anggota keluarga merasa tidak nyaman dan takut. Mereka berharap pihak kepolisian melaku-kan pengusutan tersebut. Dedi meminta aparat kepolisian memberikan perlindungan pada pihak keluarga. Karena tidak tertutup kemungkinan peristiwa ini bisa terulang kembali.
Kejadian percobaan pembakaran rumah Makmur Hendrik, juga diketahui Ita, tetangga depan rumah Makmur Hendrik. Ita mengatakan, dia mendengar bunyi letupan keras di luar.
Karena hari masih gelap, ia hanya bisa melihat dari jendela rumahnya yang terlihat ada api dan keluarga Makmur Hendrik keluar rumah. Namun ia tak bisa berbuat banyak untuk membantu, karena merasa takut.
Makmur Hendrik: Ini Biadab
Makmur yang dihubungi Riau Pos secara terpisah usai kejadian, mendapatkan kabar tersebut langsung dari istrinya.
‘’Saya mendapatkan telepon dari istri saya dini hari tadi sekitar pukul 04.15 WIB. Istri saya bilang, rumah ada yang mencoba membakarnya dan mobil terbakar di luar rumah,’’ bebernya yang mengaku masih di Jakarta.
Makmur Hendrik mengatakan, tindakan tersebut ditujukan pada dirinya untuk meneror dan menakut-nakutinya. Ia meyakini, tinda-kan tersebut dilakukan oleh orang dengan sengaja dan atas suruhan orang tertentu.
‘’Pelaku yang melakukan pembakaran dan orang yang menyuruh tersebut sama biadabnya,’’ kecam salah seorang wartawan senior itu.
Makmur yakin, apa yang terjadi saat ini masih berkaitan dengan tugasnya sebagai anggota KPU Kota Pekanbaru dan masih ada kai-tannya dengan keikutsertaannya menandatangani SK Nomor 79/2011.
Namun itu tidak akan membuatnya goyah, takut dan mengubah pen-dirian. Justru sebaliknya, ia dengan yakin akan menyampaikan segala fakta dan data yang dimiliki KPU Kota Pekanbaru dalam persidangan MK yang akan digelar Rabu (11/1) hari ini.
‘’Ini takkan membuat saya takut dan surut,’’ bebernya. Menurutnya, hukum di negara ini akan segera menjerat pelaku dan orang yang menyuruh.
Karena itu, ia meminta pada pihak kepolisian untuk mengusut tuntas pelaku peristiwa yang mencoba membakar kediamanannya. Dari segi materil, Makmur Hendrik menilai mungkin tidak seberapa dan tak terlalu besar.
Namun dari segi beban mental yang menyebabkan shock keluarga, itu jauh lebih besar. ‘’Perlu waktu memu-lihkannya. Keluarga saya akan selalu ingat dan bisa trauma dengan kejadian ini,’’ ujarnya.
Makmur meminta agar persoalan politis jangan dicampuradukkan dengan persoalan individu. Persoalan ini, merupakan persoalan lembaga, institusi bukan individu.
Pelaku Melompati Pagar
Terkait dengan peristiwa ini, Kapolresta Pekanbaru Kombes Pol Adang Ginanjar mengatakan, dari keterangan sementara yang diterima pihaknya dari keluarga korban, kejadiannya sekitar pukul 04.15 WIB.
Polisi menduga, kalau pelaku lebih dari satu orang. Pelaku diduga masuk ke halaman rumah dengan melompati pagar samping rumah tetangga.
Pelaku diduga telah menyiramkan minyak tanah bercampur solar ke dinding ruang bagian depan dengan pintu samping yang akhirnya merembet ke mobil yang diparkir di luar hingga sempat terdengar bunyi letupan. Akibatnya, bumper mobil Honda CR-V hitam terbakar dan gosong.
Untungnya, pihak keluarga yang mengetahui kejadian dengan cepat bisa memadamkan api, sehingga api tidak membesar dan memba-kar seluruh rumah.
Dengan kejadian ini, Kapolresta telah memerin-tahkan untuk melakukan pengamanan 24 jam di rumah kediaman selur-uh anggota KPU Kota Pekanbaru.
Untuk sementara polisi menyimpulkan, upaya pembakaran rumah anggota KPU Kota Pekanbaru dilakukan dengan sengaja. Pihaknya tidak akan tinggal diam dengan peristiwa ini, pihaknya akan mengusut siapa pelakunya. Namun sejauh ini ia belum mengetahui siapa pelaku yang melakukan pencobaan pembakaran rumah anggota KPU Kota Pekanbaru tersebut.
‘’Kemungkinan lebih dari satu orang. Dan intinya pelaku mau membakar rumah dan mengacau situasi,’’ ujarnya.
Lebih lanjut, Adang Ginanjar menjelaskan bahwa peristiwa itu belum ditemukan ada keterkaitannya dengan penembakan yang terjadi di rumah Muhammadun Royan. Sebelumnya masyarakat dikejutkan dengan penembakan rumah Ketua Tim Koalisi Berseri, Muhammadun Royan, Jumat (6/1) dini hari sekitar pukul 03.30 WIB oleh OTK.
‘’Sementara ini kami belum menemukan keterkaitan antara kedua peristiwa itu. Masih kami kategorikan perbuatan kriminal,’’ ujar Kombes Pol Adang.
Sementara itu Kapolresta Pekanbaru, Kombes Pol Adang Ginanjar mengatakan bahwa polisi tidak akan mencampuri urusan politik. Namun jika sudah masuk ke ranah pidana dan kriminalitas seperti pembakaran tersebut, Adang mengatakan itu sudah tugas polisi.
‘’Yang jelas saat ini ada dugaan pembakaran rumah. Ini dugaan tindak pidana dan kami akan usut siapa pelakunya dengan mengum-pulkan keterangan saksi,’’ ujar Adang.
Sementara dugaan bom molotov dibantah oleh Adang. ‘’Hasil olah TKP tidak menemukan pecahan kaca botol seperti dugaan molo-tov. Jadi dugaan sementara ada pelaku yang masuk ke area pekar-angan dan menyulut api,’’ kata Adang.
Sementara soal pengamanan yang sudah dilakukan sebelumnya di rumah masing-masing anggota KPU kota Pekanbaru dibenarkan Adang. Namun saat kejadian, tidak ada anggotanya yang berjaga di tempat lokasi kejadian.
‘’Ada dua orang anggota kami yang ditempatkan di sini, tapi sekitar pukul 02.00 WIB tadi keluar dan meninggalkan rumah ini untuk keperluan lain. Jadi saat kejadian tidak ada anggota poli-si,’’ ujar Adang.
Masyarakat Diimbau Tingkatkan Kewaspadaan
Terkait hal ini, Pemerintah Provinsi Riau mengimbau masyarakat Pekanbaru meningkatkan kewaspadaan. Ini menarik perhatian, karena Kota Pekanbaru dinilai sudah mulai tidak kondusif.
Hal ini diungkapkan Kepala Kesbang Polinmas Provinsi Riau, Zulkarnain Kadir kepada Riau Pos, Rabu (10/1). Penekanan ini disampaikan, karena menurutnya sudah terjadi beberapa kejadian yang dapat menimbulkan kecemasan di kalangan masyarakat.
‘’Saya sudah berkali-kali dapat pesan pendek dan informasi tentang kekhawatiran masyarakat tentang kejadian yang melibatkan OTK. Seperti pembunuhan sadis yang menimpa Gurning, penembakan rumah Muhammadun Royan dan pembakaran rumah anggota KPU, Makmur Hendrik. Ini harus segera dicarikan solusi dan dicari pelakunya, sehingga masyarakat tidak menjadi cemas,’’ jelas Zulkarnain.
Penekanan ini disampaikan, agar aksi OTK tidak merusak sendi-sendi kehidupan Melayu yang agamis dan damai. Untuk itu pemerin-tah dan aparat keamanan harus bertindak cepat dalam memberikan rasa aman kepada warga.
‘’Masyarakat juga harus pro aktif. Ting-katkan lagi sistem keamanan setempat,’’ tutur mantan Karo Humas itu.
Menurutnya, tiga kasus yang terlanjur menimbulkan pengaruh negatif di masyarakat hendaknya jadi pelajaran bagi instansi terkait untuk bertindak cepat mengungkap pelakunya.
‘’Apapun alasannya, tindakan itu tidak dibenarkan secara hukum. Kejadian ini sudah sangat meresahkan. Jangan tunggu korban 4 dan 5 lagi,’’ tuturnya.
Saat ditanyakan mengenai pendapat yang mengaitkan kasus pembakaran yang menimpa rumah Makmur Hendrik dengan PSU Pekanbaru, Zulkarnain menilai masyarakat harus meli-hatnya secara luas.
‘’Tidak bisa jika selalu dihubungkan dengan PSU. Seperti kasus yang menimpa Gurning yang tidak ada hubun-gannya dengan PSU, tetapi terjadi juga dan belum terungkap siapa pelakunya hingga saat ini,’’ sebutnya.
Dia mengajak seluruh elemen masyarakat bersama-sama menjaga stabilitas politik, ekonomi dan sosial budaya.
‘’Negara Indonesia adalah negara hukum. Jadi harus taat hukum. Untuk itu, kita tingkatkan keamanan diri dengan memperkuat sistem keamanan setempat.
Jangan biarkan daerah kita diobok-obok oleh OTK. Kepada tokoh masyarakat juga diharapkan mampu mendinginkan suasana dan mengajak warganya untuk meningkatkan kewaspadaan,’’ ungkapnya.(dac/rul/ali/rio)