Wali Kota Temukan Anak Sungai Air Hitam Ditutup

Pekanbaru | Selasa, 10 Desember 2013 - 11:24 WIB

PEKANBARU (RP) - Wali Kota Pekanbaru terkejut mendapati ada anak sungai yang dibendung oleh oknum.

Parahnya, akibat kondisi tersebut, sekitaran wilayah terutama Kecamatan Payung Sekaki turut terendam air.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Wako yang melihat langsung di lokasi Sungai Air Hitam Kecamatan Payung Sekaki, tepatnya di belakang pergudangan Avian tersebut memerintahkan untuk membongkar timbunan itu.

Dia juga mengultimatum segera dibongkar atau Pemko akan membongkar paksa.

‘’Ini keterlaluan, karena ini anak sungai. Meski ini boleh, saya secara pribadi maupun sebagai wali kota mengatakan ini tidak dibenarkan. Kita minta mereka untuk membongkar atau kita yang akan bongkar paksa,’’ tegas Wali Kota Pekanbaru, H Firdaus ST MT kepada Riau Pos, Senin (9/12) di lokasi sungai.

Dari pantauan Riau Pos, lokasi sungai tersebut memang sedang tergenang air. Namun berdasarkan informasi, anak sungai tersebut memiliki lebar lebih dari 2,5 meter.

Namun saat ini, di atas sungai sudah ditimbun dengan panjang mencapai 2,5 meter dan hanya menyisakan 1 meter untuk air mengalir. Kondisi volume air hujan yang tinggi membuat anak sungai tidak bisa menampung dan banjir disekitaran lokasi.

Wali Kota Pekanbaru sangat berang dengan kondisi tersebut dan meminta satker terkait memanggil pengelola pergudangan yang berada di Jalan SM Amin Pekanbaru ini.

‘’Jika ingin memperluas gudang silakan saja, jangan pula anak sungai ditutup. Itu sudah kelewatan dan harus dibongkar. Tidak hanya di sana, di mana saja yang menutup drainase segera bongkar,’’ tegasnya.

Terserang Penyakit

Anak-anak korban banjir di Kota Pekanbaru mulai terserang penyakit. Mulai dari diare hingga Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA) bahkan gatal-gatal mulai menyerang korban banjir.

Untuk mengatasi masalah penyakit bawaan bajir ini, Dinas Kesehatan Pekanbaru menempatkan beberapa Puskesmas Keliling (Pusling) menganti Puskesmas Pembantu (Pustu) yang dinilai tidak maksimal.

‘’Anak-anak korban banjir memang sudah mulai terserang penyakit. Mulai dari sakit dan gatal-gatal hingga sakit lainnya. Pustu yang kemarin belum efektif, makanya kita ganti dengan Pusling. Pelayanan bisa langsung di lokasi dan dekat dengan korban banjir tersebut. Lebih efektif,’’ terang Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Pekanbaru, dr Rini Helmiyati kepada Riau Pos, Senin (9/12) di lokasi banjir Witayu.

Dijelaskan Rini, dari catatan penyelenggaraan sudah 60 korban yang jatuh sakit akibat banjir ini. Namun dari kondisi tersebut, belum ada tanda-tanda penyakit Demam Berdarah Denque (DBD). Selain di perumahan Witayu, Diskes juga menyiapkan Pusling di beberapa titik banjir yang merendam Pekanbaru.

Seperti di Kecamatan Lima Puluh, Senapelan, serta Tenayanraya dan Sail. Saat ditanyakan berapa kasus penyakit di lokasi banjir lainnya, Rini mengaku tidak hafal dan masih menunggu data sebaran penyakit tersebut.

Hanya saja, Rini mengimbau masyarakat korban banjir untuk tetap waspada akan kesehatan dan tidak mengkosumsi air banjir yang tidak layak.

‘’Saya tidak hafal, tapi saya minta masyarakat juga harus perhatian dengan kesehatan mereka. Saat ini kita masih gerakkan Pusling, nanti jika sudah bencana baru kita dirikan posko,’’ terangnya.

Daratan Rendah

Bencana banjir yang terjadi di Pekanbaru mayoritas akibat curah hujan yang tinggi dan kenaikan debit air di sungai yang ada. Kota Pekanbaru yang rendah dari ketinggian permukaan air adalah penyebab banjir di mana-mana terjadi.

Tercatat, untuk elevasi Kota Pekanbaru hanya 2 meter dari permukaan air.

Akibatnya, jika air meningkat, banjir akan mengenangi jalan kota seperti yang terjadi saat ini. Untuk mengatasi persoalan tersebut, Pemko akan berkoordinasi dengan Dinas PU Riau serta Kementerian PU untuk membangun masterplan drainase Pekanbaru.

‘’Kita sudah mengetahui penyebab banjir di Pekanbaru ini. Kota kita rendah dibandingkan dengan permukaan air. Makanya kita ke depan mencari solusi yang terbaik, karena dengan penempatan pompa air tidak akan menyelesaikan masalah banjir tersebut,’’ terang Wali Kota Pekanbaru, H Firdaus ST MT kepada Riau Pos, Senin (9/12), di sela kunjungannya ke Perumahan Witayu Rumbai.

Dijelaskannya, akibat elevasi yang rendah terutama di bantaran sungai mengakibatkan air masuk ke pemukiman. Seperti yang terjadi di Perumahan Witayu, di mana hal ini sudah menjadi banjir musiman setiap tahunnya.

Untuk mengatasi elevasi tersebut, kemungkinan bisa teratasi dengan pembangunan drainase dengan elevasi yang lebih tinggi di bantaran sungai.

Tidak hanya itu, mengingat hal tersebut memerlukan anggaran yang cukup besar, maka langkah strategis yang akan dilakukan awal adalah normalisasi anak sungai yang ada.

‘’Saya sudah melihat kondisi ini langsung. Bahkan saat masih di Dinas PU, persoalan ini sudah kita petakan. Tapi karena memerlukan anggaran yang besar, kita perlu berkoordinasi dengan yang lebih besar pula. Jika itu tercapai, insya Allah Pekanbaru bebas banjir kedepannya,’’ terangnya.

Jalan Garuda Sakti Rusak

Usai terendam genangan air sejak Jumat (6/12) lalu, kondisi Jalan Garuda Sakti, Kecamatan Tampan masih tergenang di beberapa titik, seperti yang dijumpai depan Gang Garuda.

Akibatnya, beberapa ruas jalan rusak yang telah ditambal beberapa waktu lalu kembali rusak.

Rahmat (20) mahasiswa UIN Suska Riau yang selalu melintas di jalan tersebut kepada Riau Pos, Senin (9/12) menuturkan, kondisi Jalan Garuda Sakti lumayan bagus sejak dilakukan penambalan terhadap lubang-lubang besar yang menganga. Namun sejak beberapa hari terakhir kembali rusak dan berlubang karena teremdam berhari-hari.

‘’Apalagi kendaraan yang melintas di sini sangat padat pada jam-jam sibuk. Selain itu truk-truk besar juga kerap melintas, sehingga jalan yang terendam semakin rusak dengan beberapa lubang yang menganga di badan jalan,’’ ujar Rahmat.

Hal senada juga disampaikan Juni (19), warga Jalan Garuda Sakti. Menurutnya, kerusakan badan jalan membuat kondisi jalan menjadi rawan kecelakaan, khususnya pengendara roda dua yang melintas.

‘’Sebelumnya, sering terjadi kecelakaan akibat lubang besar menganga di tengah jalan. Terutama di malam hari, genangan air juga menyamarkan keberadaan lubang, sehingga tidak disadari oleh pengendara sepeda motor. Sejak diperbaiki beberapa waktu lalu, kondisi jalan cukup mulus dan aman untuk dilewati. Namun sekarang kondisinya kembali rusak,’’ katanya.

Sementara itu, Rizki (26) pengendara lainnya menilai, kondisi Jalan Garuda Sakti tidak akan pernah tahan dalam waktu yang lama.

Menurutnya, penyebab utama jalan selalu rusak karena saluran drainase di sisi jalan belum memadai.

‘’Kalau drainasenya selalu seperti ini, saya yakin jika ditembal lagi jalan akan kembali rusak. Kecuali dinas terkait segera membenahi saluran drainase sehingga air tidak akan melimpah atau menggenangi badan jalan lagi,’’ tegasnya.(eko/ilo/*4).









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook