Hasil Uji Laboratorium Belum Keluar

Pekanbaru | Jumat, 10 Maret 2023 - 09:38 WIB

Hasil Uji Laboratorium Belum Keluar
Kepala DPKH Riau Herman. (ISTIMEWA)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Pascamengirimkan sampel ayam yang mati mendadak di Desa Koto Masjid, Kecamatan XIII Koto Kampar, Kabupaten Kampar ke laboratorium BVET Bukittinggi. Hingga saat ini, pihak Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Riau masih menunggu hasil pemeriksaan tersebut untuk memastikan ayam mati akibat flu burung atau tidak.

Kepala DPKH Riau Herman mengatakan, selain di Kabupaten Kampar, hingga saat ini pihaknya belum mendapatkan laporan ada unggas di daerah lain yang ditemukan mati mendadak. Karena itu, pihaknya masih menunggu hasil uji laboratorium BVET Bukittinggi tersebut.


"Kami masih menunggu hasilnya, hingga saat ini belum keluar. Selain di Kampar, belum ada daerah lain yang melaporkan kejadian serupa," katanya.

Lebih lanjut dikatakannya, karena hasil uji laboratorium BVET Bukittinggi belum keluar. Pihaknya belum bisa memastikan apakah ratusan unggas yang mati mendadak tersebut akibat flu burung. Namun demikian, masyarakat tetap diimbau waspada.

"Masyarakat kami imbau tetap waspada, terutama saat bersentuhan dengan unggas. Intinya jaga pola hidup bersih," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Kesehatan Hewan Faralinda mengatakan, pihaknya mengimbau kepada masyarakat agar segera melaporkan ke Dinas Pelaksana Fungsi Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten/kota atau petugas Puskeswan setempat, jika ada kematian ayam yang tinggi.

"Menjalankan biosekuriti di wilayah kandang, mulai dari pembatasan lalu lintas orang dari luar, menempatkan cairan desinfektan di wilayah masuk awal peternakan. Penggantian baju setiap masuk dan keluar kandang dan langsung dicuci setiap harinya sampai dengan pembersihan kandang dan penyemprotan desinfektan yang berkala," sebutnya.

Untuk ibu rumah tangga yang berbelanja ke pasar untuk membeli ayam, jaga kebersihan personal, dengan cara mencuci baju yang digunakan dari pasar, cuci tangan dan peralatan yang digunakan untuk menangani produk unggas dengan sabun.

Jangan khawatir untuk mengkonsumsi ayam dan produknya, karena tidak menular melalui cara dikonsumsi. Yang perlu dikhawatirkan adalah sekresi/cairan/lendir atau kotoran dari ayam yang menempel pada produk unggas.

"Virus avian influenza mati ketika dipanaskan pada suhu 80 derajat Celcius selama minimal 2-10 menit. Selama produk unggas dimasak secara sempurna, tidak perlu khawatir tertular. Periksakan ke dokter, jika ada anggota keluarga yg mengalami demam atau gejala flu, setelah ada kontak dengan unggas," imbaunya.

Sebelumnya, Pemerintah provinsi Riau melalui Dinas Kesehatan, sudah menerima surat edaran kewaspadaan terkait kasus flu burung dari Kementerian kesehatan (Kemenkes). Hal tersebut menindaklanjuti adanya kasus flu burung pada manusia di Kamboja.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau, Zainal Arifin mengatakan, meskipun saat ini belum ada ditemukan kasus flu burung pada manusia di Riau. Namun, pihaknya akan melakukan sejumlah antisipasi.

"Kami sudah menerima surat edaran dari Kemenkes, kami diminta untuk mengingatkan Dinas Kesehatan kabupaten/kota agar mengambil langkah-langkah pencegahan," kata Zainal.(sol)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook