Masih Tertutup, Bea Cukai Didemo

Pekanbaru | Sabtu, 10 Maret 2012 - 08:12 WIB

PEKANBARU (RP) - Puluhan wartawan media cetak dan elektronik yang tergabung dalam Solidaritas Wartawan untuk Transparansi (Sowat) melakukan aksi demo di depan Kantor Direktorat Jenderal (Dirjen) Bea Cukai Wilayah Riau-Sumbar, Jalan Jenderal Sudirman Pekanbaru, Jumat (9/3) kemarin.

Demo tersebut dipicu oleh perilaku oknum pegawai Bea Cukai Pekanbaru yang melecehkan salah seorang wartawan televisi serta sikap tertutup BC soal informasi hasil tangkapan rokok ilegal beberapa waktu lalu.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Aksi demo wartawan, baik lokal maupun nasional itu berlangsung sejak pukul 11.00 WIB hingga jelang Salat Jumat.

Kedatangan wartawan tidak disambut baik oleh pegawai BC, karena seluruh pagar masuk kantor dikunci, hingga para wartawan harus berorasi di balik pagar besi.

Dalam orasinya, salah satunya mereka menuntut agar oknum pegawai BC Pekanbaru ditindak, dan bila perlu dipecat karena sudah melecehkan profesi wartawan dalam mencari informasi.

Selain itu, dalam aksi kemarin para wartawan juga membawa beberapa kardus air mineral serta beberapa minuman kaleng merek luar negeri.

Minuman tersebut lalu diserakkan di depan Kantor Dirjen Bea dan Cukai Wilayah Riau-Sumbar sebagai bentuk protes atas apa yang terjadi sebelumnya.

Selain itu BC juga diminta untuk dapat membuka diri terkait semua hasil tangkapan, dan tidak ditutup-tutupi, apalagi berusaha untuk menghilangkan barang bukti (BB).

Aksi demo kemarin, dipimpin Ketua Sowat Riau, Syahnan Rangkuti dan dihadiri Wakil Ketua PWI Riau Bidang Pembelaan Wartawan, Herianto SE, Ketua Perhimpunan Jurnalis Indonesia (PJI) Riau, Toni Hidayat, Ketua Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Riau Yusril Ardanis yang bergabung bersama puluhan wartawan media cetak dan elektronik.

Setelah kurang lebih 30 menit menyampaikan orasi di luar pagar, barulah mereka disambut dan dibawa berdialog ke dalam ruangan.

Dalam pertemuan itu, para pegawai Bea Cukai diwakili Plh Dirjen Bea dan Cukai Kanwil Riau-Sumbar, R Evy Suhartantyo, Kasi Penindakan dan Penyidikan, Nangkok P Pasaribu, Kasi Penyuluhan dan Layanan Informasi, Ali Winoto dan beberapa pegawai lainnya.

Kesempatan ini dimanfaatkan betul oleh para wartawan, dan hampir semua mengecam tindakan oknum pegawai BC tersebut.

Wartawan juga mengecam tidak terbukanya pegawai BC terhadap hasil tangkapannya. Pegawai BC pun diceramahi oleh wartawan mengenai tugas-tugas dan kode etik jurnalistik, serta ancaman jika menghalangi tugas wartawam. Petugas hanya diam dan menganggukkan kepala.

Syahnan Rangkuti yang membuka dialog mengecam tindakan pegawai BC yang disebut-sebut bernama Pintor karena melecehkan wartawan. Perbuatan itu dinilai tidak terpuji dan menyesalkan sikap tertutup yang diperlihatkan oleh BC, baik di Pekanbaru maupun di wilayah Riau lainnya.

‘’Kami melihat apa yang dilakukan oleh BC tidak mencerminkan kedekatan dengan wartawan, keterbukaan publik bahkan malah melecehkan. Kami ingin keterbukaan akses informasi,’’ katanya. Dia juga minta agar BC tidak seharusnya bersikap tertutup. Apalagi publik berhak tahu semua kinerja BC.   

Senada dengan itu, Herianto sangat mengecam aksi dan tindakan tertutup oleh BC ini. Dia menegaskan, wartawan bukan preman dan bukan penjahat. Tugas wartawan, lanjut dia dilindungi negara.

‘’Ini seharusnya tidak boleh terjadi, apalagi dengan wartawan. Kami sangat menyesalkan hal ini, dan pihak Bea Cukai diharap dapat memberikan informasi yang transparan dan tidak tertutup seperti kemarin. Kami sudah tahu bagaimana permainan BC ini, dan sudah bukan rahasia umum lagi,’’ ucapnya.

Dalam forum itu juga, salah seorang wartawan online, Ahmad S Udi mengaku sampai saat ini tidak tahu apa itu BC.

Hal ini diungkapkanya karena memang BC itu dinilai sangat tertutup, bahkan setiap hasil tangkapannya tidak pernah diekspos melainkan banyak yang diselesaikan di tempat dengan cukong.

‘’Beda dengan keberhasilan Polda, hampir setiap tahun ada ekspos semua keberhasilannya, tapi mengapa BC tidak? Jangan salahkan kami jika kami mencurigai Anda,’’ sesal Ahmad S Udi dengan nada tinggi.

Apa yang disampaikan Ahmad S Udi sontak mendapat dukungan, dan berharap agar ke depan BC mau terbuka dan tidak lagi coba mencari masalah dengan wartawan.

Disebutkannya, wartawan yang ada ini memang berbeda media, namun ketika ada salah satu di antaranya dilecehkan, maka terima akibatnya.

Lebih kurang selama 30 menit dialog berlangsung, pegawai BC baru diberi kesempatan untuk menjawab semua kecaman wartawan. Mewakili BC, Plh Dirjen Bea dan Cukai Kanwil Riau-Sumbar, R Evy Suhartantyo menerima semua yang disampaikan oleh para wartawan tersebut, dan berjanji ke depan dapat terjalin kerja sama yang baik.    

‘’Saya mewakili rekan-rekan meminta maaf. Termasuk apa yang terjadi di beberapa kantor BC di bawah Kanwil ini. Ke depan apa yang diperlukan akan kami berikan sesuai dengan tugas pokok kami,’’ ujarnya.

Soal oknum pegawai BC yang melecehkan wartawan, Evy berjanji akan menindaknya. ‘’Yang bersangkutan akan kami tindak tegas sesuai dengan mekanisme kepegawaian. Jika tidak percaya nanti telepon kami soal tindakan yang kami lakukan,’’ tutupnya.

Rokok Ilegal dari Jawa

Setelah sebelumnya mendapat kritikan tajam melalui aksi demo yang digelar oleh para wartawan, pihak Bea Cukai mulai memberikan informasi soal asal rokok ilegal yang diamankan itu.

Plh Dirjen Bea dan Cukai Kanwil Riau dan Sumbar, R Evy Suhartantyo menerangkan, rokok ilegal tersebut bukan berasal dari Pekanbaru melainkan dari Jawa.

‘’Selasa (13/3, red) nanti baru ada jumpa pers mengenai tangkapan beberapa gudang rokok ini. Tempatnya di BC Pekanbaru,’’ tegas Evy menjawab Riau Pos, Jumat (9/3).

Evy berdalih, belum disampaikannya secara rinci soal hasil penggerebekan gudang rokok ilegal beberapa hari lalu, karena pihaknya masih melakukan pendalaman penyidikan dan pengembangan.

‘’Untuk saat ini belum bisa memberikan keterangan, karena masih memerlukan pendalaman. Kami tidak mau kehilangan momen untuk mendapatkan siapa pemiliknya, karena kalau kami ekspos takutnya kabur, dan informasi dari Jawa terputus mengenai siapa pemilik dan perusahaannya. Kami janji akan memberikan keterangan yang sebanyak-banyaknya kepada rekan-rekan media. Ini janji kami, dan akan kami lakukan,’’ ungkap Evy.

Harus Ditindak Tegas

Dalam pada itu, Gubernur Riau HM Rusli Zainal SE MP mengimbau aparat terkait untuk meningkatkan peran pengawasan dari beberapa pintu masuk Riau. ‘’Koordinasi dan kerja sama untuk pengawasan harus dioptimalkan.

Sehingga produk ilegal di Riau dapat disterilkan,’’ ujarnya. Selain itu, dia menambahkan langkah tegas dalam menertibkan peredaran produk ilegal harus diterapkan secara maksimal. Sehingga peredaran produk tanpa izin tersebut dapat diantisipasi dan diminimalisir.

Hal senada diungkapkan Wakil Gubernur Riau HR Mambang Mit. Menurutnya, peredaran rokok yang baru-baru ini berhasil diungkap pihak Bea Cukai Pekanbaru merupakan langkah yang tepat. Kendati demikian, peran controlling harus tetap dioptimalkan.

‘’Barang ilegal harus ditertibkan dan diamankan agar tidak menimbulkan pengaruh. Baik untuk kondisi ekonomi maupun yang dapat merugikan dan membahayakan konsumen,’’ ujar Mambang Mit kepada Riau Pos, Jumat (9/3).

Saat ditanyakan mengenai lemahnya pengawasan yang memungkinkan menjadi penyebab masuknya produk tersebut, dia menyebutkan, hal itu bisa saja terjadi. Untuk itu, perlu sinergitas seluruh instansi terkait dalam melakukan pengawasan secara berkelanjutan.

‘’Yang harus kita antisipasi itu adalah imbas negatifnya, seperti merugikan masyarakat. Di sana ada Polisi Perairan, Bea Cukai dan mereka dapat berkoordinasi untuk mengawasi peredaran barang ilegal dengan baik,’’ imbuh Mambang.(gus/rio/dik/ila)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook