KOTA (RP)-Kota Pekanbaru didominasi oleh kabut asap, akibat asap kiriman dari kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di Provinsi Riau dan provinsi tetangga.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) stasiun Pekanbaru, menyebutkan kabut asap yang menutupi Kota Pekanbaru disebabkan oleh kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).
“Belakangan ini Karhutla cukup banyak, dan berakibat pada munculnya asap,” kata kepala kantor BMKG, Ferry Sitorus melalui staf analisa Aristya Ardhitama kepada Riau Pos, Sabtu (8/6).
Dari pantauan Riau Pos, kabut asap ini terjadi sejak awal pekan lalu, dan masih terus terjadi. Disebabkan juga karena temperatur suhu rata-rata mencapai 34-35 derajat celsius.
Ditambahkan staf analisa, Yudistira, asapterjadi karena kebakaran hutan dan lahan. Dua hari terakhir yang termonitor di pulau Sumatera melalui satelit NOAA 18 Jumat (7/6) di Sumatera itu terdapat 82 hotspot, sedangkan di Riau 48 hotspot.
“Untuk hari ini (Sabtu, red) di Sumatera itu 36 titik, dan Riau 10 titik,’’ katanya.
Meski begitu kondisi suhu yang saat ini cukup panas supaya masyarakat tidak melakukan pembakaran lahan,” kata Yudis.
Dengan kondisi cuaca seperti sekarang ini, masyarakat merasakan gerah. “Panas badan, berkeringat, meski pakai kipas angin maupun pakai AC di rumah maupun di mobil, terasa gerah juga,” kata salah seorang warga Panam, Hendra.
Ditambahkan Munir warga Jalan Rambutan, Pekanbaru, perlu ada penanaman pohon atau perlu ditambah kawasan untuk menyerap panas. “Kalau semuanya untuk pembangunan ruko, tanpa ada pelestarian kawasan hijau maka lambat laun Pekanbaru jadi neraka kecil bagi kami,” tutup Munir.(gus)