PEKANBARU (RP) - Dua program dalam gebrakan 100 hari pasangan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Pekanbaru Firdaus-Ayat Cahyadi yang belum tersentuh adalah soal penanganan banjir hujan atau titik genangan air dan pembangunan infrastruktur.
Persoalan yang belum terselesaikan di masa kepemimpinan wali kota sebelumnya adalah penanganan banjir.
Ini masih menjadi pekerjaan rumah bagi Pemko Pekanbaru untuk membebaskan Ibukota Provinsi Riau ini dari genangan air dan banjir.
Sejumlah jalan protokol di Kota Pekanbaru hingga kini masih menjadi langganan banjir setiap kali hujan lebat turun. Seperti di Jalan HR Soebrantas persimpangan Jalan SM Amin, Panam. Persimpangan Jalan HR Soebrantas-Jalan Soekarno Hatta, Jalan Durian, Jalan Arifin Achmad, dan juga Jalan Jenderal Sudirman.
Dalam program 100 hari kerja Wali Kota Pekanbaru, belum banyak pekerjaan yang sudah dilakukan oleh Dinas Pekerjaan Umum (PU) untuk mengatasi titik genangan banjir di Kota Pekanbaru.
Jika pun ada pembangunan drainase seperti di Jalan SM Amin, hal tersebut merupakan proyek Pemprov Riau. Juga proyek di Jalan Soekarno Hatta depan Perumahan Citra Land yang menggunakan dana APBN.
Sebelumnya, Kepala Dinas PU Kota Pekanbaru Ir H Dedi Gusriadi kepada Riau Pos pernah mengatakan, persoalan banjir hujan yang terjadi di Pekanbaru tidak akan bisa diselesaikan dalam waktu dekat.
Pasalnya, untuk mengatasinya, setidaknya Pekanbaru mesti memiliki 10 waduk sebagai penampung air yang dialirkan dari drainase.
‘’Tanpa waduk, persoalan banjir tidak akan bisa diatasi, karena topografi Pekanbaru tidak sama dengan Sumbar, Bandung, Medan dan beberapa daerah lainnya. Di mana lokasinya berbentuk bukit-bukit. Sementara Pekanbaru wilayahnya semi datar,’’ sebutnya.
Sekarang ini, katanya, Pekanbaru baru memiliki empat waduk, yakni waduk di Jalan Diponegoro, tepatnya disampai Hotel Aryaduta, waduk Jalan Cipta Karya, waduk Jalan Garuda Sakti dan waduk di kawasan stadion Rumbai.
Terkait pembangunan infrastruktur, setelah 100 hari kerja pasangan Wali Kota Pekanbaru H Firdus ST MT dan Wakil Wali Kota Ayat Cahyadi SSi memang belum tampak.
Hingga Mei ini, pembangunan infrastruktur dari Pemko Pekanbaru masih 0 persen atau belum ada sama sekali. Firdaus menyatakan hal tersebut bukan berarti mereka tidak berbuat namun ada tupoksi yang harus mereka hormati.
‘’Memang soal infrastruktur secara fisik belum terlihat, bahkan saat ini masih ada yang baru lelang. Tapi untuk kita semua ketahui Kota Pekanbaru ini yang memiliki wewenang memabangun itu bukan hanya Pemko Pekanbaru, masih ada Pemprov Riau dan pusat pada beberapa fasilitas. Untuk itu, sudah banyak yang dikerjakan tapi memang belum selesai,’’ terang Wali Kota Pekanbaru H Firdaus ST MT kepada Riau Pos, Senin (7/5).
Soal kinerja 100 harinya, Wali Kota berjanji akan melaporkan kinerjanya selama 100 hari ini kepada masyarakat. Meski begitu, untuk menunaikan janji tersebut, Firdaus mengaku masih mengumpulkan laporan dari masing-masing satker yang dibebankan menjalankan program mereka sesuai instruksi awal kepemimpinan pasangan yang dipilih masyoritas suara masyarakat Pekanbaru tersebut.
‘’Saya pasti akan melaporkan hasil kinerja program 100 hari kami. Makanya saat ini saya secara maraton melakukan evaluasi kepada tim kami dulu, dan habis ini saya langsung rapat bersama satker lainnya. Dari sana baru saya mendapatkan data. Jadi nanti bukan hanya omongan saja melainkan data dan fakta,’’terangnya.
Terkait apa-apa kegiatan kongkret yang sudah dilaksanakan oleh kedua pasangan tersebut, Firdaus mengaku tidak bisa menyatakan keberhasilanya. Menututnya yang berhak menilai tersebut adalah masyarakat karena mereka yang menikmatinya.
Namun begitu, Firdaus menjelaskan memang belum ada kegiatan yang terlihat secara jelas selama mereka menjadi Wali Kota Pekanbaru.
‘’Evaluasi SKPD masih terus dilaksanakan, dan nanti akan kita sampaikan secara resmi apa yang sudah kami lakukan. Sementara lihat dulu kondisi apa saja yang sudah dinikmati dan jika belum itu masih proses. Nanti akan kita kabarkan semuanya kepada masyarakat,’’ terangnya.
100 Hari Tak Cukup
Dari kalangan DPRD Pekanbaru sendiri menilai 100 hari tidak cukup untuk merubah Pekanbaru. Target untuk menjadikan Pekanbaru lebih baik dari sebelumnya sudah terlihat namun masih belum maksimal.
Ketua DPRD Kota Pekanbaru Desmianto kepada Riau Pos menyebutkan sebelum Firdaus-Ayat dilantik, kondisi birokrasi di Pekanbaru memang dirasakan cukup tidak kondusif, berkecamuk dan pelayanan kepada masyrakat dirasakan tidak maksimal.
Tak terkecuali persoalan kebersihan kota, yang bahkan saking parahnya belasan mobil angkut sampah berdemo di depan kantor wali kota, Pekanbaru.
‘’Sejak dilantik Firdaus-Ayat sudah melakukan efisiensi birokrasi, sudah ada beberapa perubahan yang tadinya di kecamatan dan kelurahan tidak ada pelayanan sekarang sudah baik, dan ini bukti peringkatnya naik,’’ ujarnya.(lim/eko/gus/ilo/h/hpz)