Laporan Lukman Prayitno, Pekanbaru lukmanprayitno@riaupos.co
Sejak beberapa hari terakhir, harga sembilan keperluan bahan pokok (Sembako) mulai merangkak naik di sejumlah pasar tradisional.
Kondisi ini terjadi karena kurangnya pasokan Sembako dari Provinsi Sumatera Barat, sehingga persediaannya semakin berkurang.
Dituturkan Hakim, salah satu pedagang Sembako Pasar Pagi Arengka kepada Riau Pos, Rabu (8/1) siang, sejak pasokan Sembako berkurang, harga keperluan pokok berupa beras, minyak goreng dan lainnya mengalami kenaikan hingga 10-15 persen.
‘’Rata-rata sudah naik, seperti beras Topi Koki dan Belida yang sebelumnya hanya Rp9 ribuan per kilogram, sekarang sudah naik sekitar Rp10-10,5 ribu per kilogram. Begitu juga dengan beras mudik dan Pandan Wangi, naik dari Rp10 ribu menjadi Rp11-11,5 ribu per kilogramnya,’’ jelas Hakim.
Senada dengan Hakim, Irwan juga menuturkan hal yang sama. Menurutnya, harga minyak goreng juga naik per kilogramnya dari Rp11,5 ribu menjadi Rp12 ribu.
‘’Harga tahu dan tempe memang masih sama, namun ukurannya kembali diperkecil oleh pengrajin tahu-tempe,’’ terang Irwan.
Selain itu, terendamnya lahan pertanian juga membuat harga cabai tidak stabil, seperti dipaparkan Wati, pedagang Pasar Dupa.
Menurutnya, sejak dua pekan terakhir harga cabai tidak stabil. Mulai dari Rp30 ribuan hingga mencapai kenaikan Rp65 ribu per kilogramnya.
‘’Sebelumnya harga cabai merah hanya kami jual seharga Rp35 ribu untuk cabai dari Sumbar. Sedangkan cabai merah asal medan Rp30 ribu per kilogram. Namun harganya sempat melonjak naik hingga Rp65 ribu dan turun lagi menjadi Rp55 ribu per kilogram. Begitu juga harga cabai rawit sudah mencapi Rp50 ribu per kilogram,’’ jelasnya.(rnl)