“Akan ditindaklanjuti juga penanganannya,” kata mantan Kapolda Sulawesi Barat ini.
Terkait dengan alamat rumah terduga teroris yang tertangkap tersebut, Nandang enggan memberi tahu. Namun, pihaknya juga melakukan penggeledahan di rumah itu. “Tadi (kemarin, red) dari Polresta apakah sudah melakukan penggeledahan atau nggak,” sebutnya.
Nandang juga tak mau menjelaskan dua terduga teroris yang tertangkap di Sumsel tersebut tergabung dalam jaringan apa. “Yang menangkap kan dari Palembang. Pemeriksaan di Palembang. Kami belum bisa buat kebijakan karena yang memproses di sana. Saya belum bisa nyatakan jaringan mana,” ujarnya.
Nandang mengklaim pihaknya sudah mengantongi sejumlah jumlah terduga teroris yang ada di Riau. Pergerakan jaringan teroris ini terus dipantau pihak kepolisian. Hanya saja, Nandang tak mau menyebut berapa jumlah jaringan yang ada di Riau.
“Belum bisa kami sampaikan kepada teman-teman,” sebutnya.
Untuk mencegah aksi teror ini, kata dia, perlu dipererat persatuan dan kesatuan. Apa pun agama yang dipeluk, kebersamaan, toleransi, kepekaan terhadap lingkungan adalah hal mutlak yang diperlukan dalam hidup bermasyarakat. “Sesama kelompok agama rukun, ini sudah menjadi kontribusi yang sangat besar untuk menjaga keamanan dan ketertiban itu,” sebutnya.
Kapolda juga meminta masyarakat tidak takut secara berlebihan atas aksi teror ini. Masyarakat diminta beraktivitas seperti biasa. Namun, masyarakat juga perlu peka terhadap lingkungan sekitar. “Jalin silaturahmi sesama warga di sekitar lingkungan juga penting,” ujarnya.
Sementara itu Kadivhumas Polri Irjen Pol Setyo Wasisto mengatakan kedua terduga teroris yang ditangkap di Palembang merencanakan untuk menyerang Mako Brimob Polda Sulsel. Sebelumnya, mereka juga sudah menyusun rencana untuk menyerang Mako Brimob di Depok. Namun, rencana itu urung terlaksana.