SEMINAR NASIONAL BEM SE-INDONESIA

Bicara Energi, Lampu Langsung Mati

Pekanbaru | Selasa, 08 Oktober 2013 - 13:10 WIB

KOTA (RP) - Sempena Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Badan Eksekkutif Mahasiswa se Indonesia (BEM SI). Senin (7/10), juga diselenggarakan seminar nasional yang mengangkat tema Indonesia menuju ketahanan dan kemandirian energi, di Gedung Islamic Centre, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim (UIN Suska) Riau.

Sebagai pembicara, panitia menghadirkan pengamat perminyakan Indonesia, Dr Kurtubi dan Presiden Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu dan Aktivis Migas, Ugan Gandar. Selain itu Panitia juga menghadirkan Bupati Kampar, Jefri Noer.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Rektor UIN Suska Riau, Prof Dr HM Nazir MA ketika membuka seminar nasional ini menuturkan, Riau seperti ayam yang bertelur di lumbung padi. ‘’Tetapi nyaris mati karena kelaparan. Dari hasil seminar ini, agar bisa nantinya melahirkan rekomendasi yang baik dan mendapatkan masukan. Apalagi ini mewakili dari berbagai daerah di Indonesia,’’ tuturnya.

Sementara itu, Dr Kurtubi menyatakan ada kesalahan dalam pengelolaan energi di Indonesia. ‘’Tata kelola energi di negeri ini ada yang salah. Bertentangan dengan konstitusi dan merugikan negara secara finansial. Padahal kita mempunyai sumber daya alam yang luar biasa. Indonesia produsen batu bara, gas dan minyak bumi,’’ ujarnya.

Tiba saatnya Ugan Gandar memberi sambutan, tiba-tiba listrik padam sehingga mengurangi konsentrasi peserta karena ruangan menjadi panas. ‘’Ketika bicara energi, lampu mati. Ini fakta dan itu ada,’’ komentarnya saat mati lampu.

Dijelaskan Ugan, ketahanan nasional didukung tiga aspek yaitu, aspek ekonomi, pangan dan energi. ’’Tetapi saat ini, setiap bayi yang lahir harus memikul utang negara sekitar Rp8 juta. Aspek pangan, harga cabe lebih mahal dari harga bersin satu liter begitu juga dengan bawang dan bahan pangan lainnya. Sedangkan di aspek ekonomi, Pertamina hanya mendapatkan sebagian kecil dari sumber energi, sedangkan bagian besarnya dikuasai oleh beberapa perusahaan asing,’’ ungkap Ugan Gandar.(*4)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook