PEKANBARU (RP) - Dalam sidang lanjutan kasus penganiayaan dan pengancaman dengan terdakwa mantan Kabid Pelindungan Dinas Kehutanan Provinsi Riau, Said Nurjaya di Pengadilan Negeri (PN) Pekanbaru, Selasa (7/5), korban Nurbaiti yang dihadirkan sebagai saksi mengaku sempat dua kali ditampar oleh Said Nurjaya saat penganiayaan terjadi.
Dia datang, lalu menanya, kamu wali murid kelas V-a, saya jawab iya. Tiba-tiba saja saya langsung ditampar dua kali sampai terdorong empat meter. Sesudah itu, saya juga didorong oleh anak gadisnya sampai terduduk, ujar guru SDN 081 ini kepada majelis hakim yang dipimpin oleh Masrizal SH.
Usai menampar itu, kata Nurbaiti lagi Said mengeluarkan benda serupa pistol dan mengancam.
Saya bunuh kamu. Saya bunuh suamimu. Saya bunuh keluargamu sampai tujuh turunan, ucap Nurbaiti menirukan apa yang dikatakan Said saat itu.
Akibat kejadian ini, Nurbaiti mengaku trauma. Diceritakannya, usai menampar, Said mencari kepala sekolah namun tak bertemu.
Pukul 14.00 WIB, saya dipanggil kembali ke sekolah. Di ruang kepala sekolah sudah ada sudah ada Said dan tiga orang anak buahnya. Dia bilang, Saya ini Said. Saya ini pakai baju dinas karena disuruh. Saya ini pejabat eselon III. Nama saya Gepeng. Anak buah saya ada 6.000 orang, tutur Nurbaiti lagi.
Setelah berkata-kata, Said lalu pergi, sementara Nurbaiti ditinggal bersama anak buahnya dan diminta untuk menandatangani surat perjanjian damai.Saya tidak mau dipaksa. Setelah berkonsultasi dengan guru, saya lapor polisi, lanjutnya.
Keterangan yang diungkapkan Nurbaiti ini dibantah oleh Said Nurjaya.
Ada benar dan ada tidaknya. Saya tidak pernah menampar. Kalau memegang pipinya memang iya, tapi tidak menampar, ujar Said kepada majelis hakim.
Apa yang menimpa Said Nurjaya ini bermula saat Ia dilaporkan oleh seorang guru yang merupakan walikelas anaknya sendiri.
Guru bernama Nurbaiti dari SD 081 Marpoyan Damai tersebut mengaku pada polisi telah dianiaya oleh Said Nurjaya.
Said Nurjaya juga disebut-sebut mengancam bunuh Nurbaiti dan keluarganya sampai tujuh keturunan. Saat itu Said Nurjaya datang membawa senjata yang diduga senjata api karena berbentuk pistol.(ali)